Manusia juga dengan makhluk hidup lainnya, tidak akan pernah lepas dengan yang bernama garam. Dalam setiap olahan makanan dipastikan mengandung garam. Bahkan hingga sebagai sebuah Penawar obat seperti oralit untuk mengatasi diare. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan bahwa di tahun 2023 Indonesia mampu memproduksi garam sebesar 2,5 juta ton. Yang di mana nominal ini tercatat melebihi target yaitu 1,7 ton dan adanya data terbaru 2024 yang masih diprediksikan mencapai target sebesar 2 juta ton.
Garam atau disebut Natrium Klorida (NaCl) merupakan aspek penting bagi kehidupan, terutama sebagai bahan campuran sebuah masakan terlebih lagi masakan Indonesia. Tambahan garam ini memiliki rasa yang khas sebagai bumbu dapur yang dapat dikatakan sederhana. Sederhana yang dimaksud berupa mudahnya garam sebagai bumbu dapur untuk ditemukan dalam sebuah pasar, minimarket bahkan media online. Dengan harga yang cukup terjangkau, berbagai lapisan masyarakat Indonesia dikatakan mampu untuk membeli garam tersebut.
Penghasil garam terbesar di Indonesia berlokasi di Madura, yang merupakan produsen garam terbesar hingga tingkat nasional. Dalam sejarah, tercatat bahwa garam di Madura telah di produksi selama lebih dari 500 tahun yang di mana produksi ini dimulai pada abad ke 15. Garam digunakan oleh Bangsa Romawi sebagai barter dikarenakan pada zaman tersebut garam merupakan barang yang sangat berharaga. Pada abad ke 15 ini, ditemukan cara pembuatan garam dengan memanfaatkan air laut. Air laut yang asin ini dialirkan melalui petak petak dalam tambak yang kemudian dipanaskan dengan sinar matahari yang kemudian air laut tersebut menguap dan menghasilkan kristal putih yang kita sekarang sebut dengan garam.
Garam yang kita ketahui biasanya adalah garam laut yang sesuai namanya bahwa garam ini diproduksi dan dihasilkan dari badan air laut itu sendiri. Namun perlu kita ketahui bahwa terdapat beberapa jenis garam, tidak hanya garam laut. Seperti, Garam Yodium; Garam Himalaya; Garam Kosher; Garam Celtic; Garam Epsom. Namun yang sering kali kita ketahui ialah Garam Laut dan juga Garam Yodium. Garam laut ini sering kali di manfaatkan sebagai campuran bahan masakan yang di mana memiliki kandungan mineral tambahan. Sedangkan Garam Yodium ini sering kali digunakan sebagai obat penawar Gondok.
Berdasarkan jenis garam, terdapat Garam Laut (Sea Salt) yang merupakan garam yang terbuat dari badan laut dan memiliki kandungan mineral tambahan berupa magnesium, kalium dan kalsium dan memiliki rasa yang khas apabila di satukan dengan masakan tradisional. Garam Meja (Iodizet Salt) atau biasa kita sebut sebagai Garam Yodium merupakan garam yang bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit gondok, bahkan tanpa kita sadari Garam Yodium ini sering kali digunakan dalam masakan modern karena memiliki tekstur yang sangat halus dan mudah larut dalam masakan. Garam Himalaya, sesuai dengan namanya yaitu garam ini berasal dari Pegunungan Himalaya. Tidak seperti garam pada umumnya berwarna putih, Garam Himalaya memiliki warna merah muda. Harga pasar Garam Himalaya termasuk dalam kategori "Mahal" dikarenakan lokasi produksi dan juga kandungan mineral yang dimiliki yaitu, kalsium, zat besi, potasium, dan magnesium. Garam Kosher merupakan jenis garam namun memiliki tekstur yang kasar. Dari tekstur yang kasar inilah, para koki masak memanfaatkannya untuk pengasinan daging dan sebagai pengontrol rasa. Garam Epsom, garam ini terbilang cukup unik dikarenakan penggunaannya yang berbeda dengan beberapa garam sebelumnya. Garam Epsom tidak digunakan sebagai campuran bahan masakan atau pengasinan daging, namun digunakan sebagai relaksasi dan juga meredakan nyeri otot. Hal ini dikarenakan Garam Epsom mengandung Magnesium Sulfat (MgSO).
Dengan adanya berbagai macam jenis garam, banyak pula manfaat yang dapat kita gunakan selain hanya sebagai bahan masakan saja. Dapat menjaga keseimbangan Elektrolit tubuh. Keseimbangan elektrolit pada tubuh kita sangat diperlukan guna menjaga fungsi normal sel-sel dalam tubuh termasuk sel saraf dan otot. Natrium membantu mengatur tekanan osmotik dan memfasilitasi pertukaran nutrisi antara sel dan cairan ekstrakurikuler. Regulasi tekanan darah ini berarti garam berfungsi penting untuk menjaga tekanan darah agar stabil. Natrium  memiliki fungsi untuk menarik air ke dalam pembuluh darah, membantu mempertahankan volume darah pada tubuh kita untuk sirkulasi darah yang sehat. Menjaga fungsi tiroid, dengan mengonsumsi garam yodium memberikan manfaat untuk menjaga kestabilan produksi hormon tiroid. Namun apabila kekurangan garam beryodium, maka akan menyebabkan gangguan tiroid seperti muncul nya benjolan tiroid (gondok). Mencegah hipotensi, mengonsumsi garam yang cukup dapat mencegah tekanan darah rendah yang dapat menyebabkan gejala pusing dan pingsan. Meredakan sakit tenggorokan, dengan mencampurkan garam dengan air hangat kemudian larutan tersebut digunakan sebagai obat kumur dan juga menghilangkan bakteri yang ada pada mulut.
Perlu diketahui bahwa garam juga memiliki dampak buruk pada kesehatan segala makhluk hidup, apabila dikonsumsi secara berlebihan dengan jumlah yang banyak. Kerap kali kita jumpai banyak masyarakat yang mengalami Hipertensi atau dikenal sebagai tekanan darah tinggi, hal ini dikarenakan kadar natrium  pada tubuh kita sangat berlebihan hingga menarik lebih banyak cairan ke pembuluh darah, sehingga meningkat kan volume darah dan meningkatkan tekanan pada dinding arteri. Hal ini menimbulkan lambatnya laju darah dikarenakan menebalnya dinding arteri dan juga merupakan faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke. Gangguan fungsi ginjal disebabkan oleh kandungan garam yang tinggi dan sangat membebani kerja ginjal, menurunnya fungsi ginjal seiring waktu serta retensi cairan dalam tubuh, dan ditandai dengan munculnya edema (pembengkakan) di tangan atau kaki. Penyakit Jantung disebabkan kandungan garam yang juga tinggi di dalam tubuh karena memengaruhi tekanan darah dan kesehatan pembuluh darah. Dengan meningkatnya tekanan darah membuat jantung bekerja lebih keras, hal ini berpotensi menyebabkan kerusakan pada otot jantung serta meningkatkan risiko serangan jantung. Penurunan fungsi otak, mengonsumsi kadar garam berlebih dapat mengganggu fungsi kognitif dan kemampuan berpikir, terutama usia lanjut. Retensi cairan berupa pembengkakan dan peningkatan berat badan bersifat sementara dikarenakan ginjal tidak mampu membuang natrium secara efisien. Osteoporosis kandungan garam yang berlebihan di dalam tubuh berpengaruh dalam berkurangnya kalsium, dan akan semakin parah seiring bertambahnya usia.
Mengonsumsi garam dengan jumlah yang tinggi sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh anda, sehingga perlu adanya kesadaran diri dalam mengonsumsi kadar garam dalam sehari. Penggunaan garam dalam kehidupan sehari hari dibagi dalam beberapa bidang seperti dalam masakan, dikarenakan garam merupakan bumbu dasar dalam setiap masakan dan meningkatkan cita rasa dalam hidangan tradisional atau pun modern. Industri pangan, garam digunakan dalam pengawet alami untuk mencegah pertumbuhan bakteri serta memperpanjang umur simpan produk. Bidang kesehatan, garam yang digunakan merupakan garam epsom dicampur dengan air hangat. Hal ini dapat meredakan nyeri otot atau peradangan serta meningkatkan relaksasi setelah aktivitas fisik.
Produksi garam di Indonesia memang sangat melimpah ruah hingga berjuta juta ton, namun terdapat banyak tantangan dalam melakukan produksi. Seperti Indonesia ketergantungan dengan garam impor, hal ini dikarenakan ternyata dengan jumlah produksi yang sangat berlimpah ruah berjuta juta ton dalam negeri ini belum mencukupi. Kualitas garam lokal belum memenuhi standar nasional (SNI), dikarenakan Indonesia kurang nya dalam perkembangan teknologi sehingga mungkin garam bercampur dengan kotoran atau bahkan pasir. Bergantung terhadap fluktuasi kondisi cuaca, hal ini menyebabkan ketidakpastian pasokan garam tiap tahunnya dan kualitas garam yang belum memadai. Pada musim kemarau kemungkinan produksi akan meningkat, namun apabila masuk dalam musim penghujan akan menyebabkan turunnya pasokan garam. Ketersediaan lahan garam, lahan untuk produksi garam sangat lah rendah karena lahan digunakan untuk pertanian atau industri lain. Persaingan dengan garam impor, garam impor terkadang menawarkan harga yang jauh lebih murah dan memiliki kualitas yang lebih tinggi. Sumber daya air yang buruk terkadang sumber air yang buruk ini terjadi akibat pencemaran air oleh sampah dari aktivitas manusia, sehingga air laut pun terkontaminasi dengan berbagai kotoran dan juga bakteri. Â Kurangnya akses ke pembiayaan, terkadang petani garam mengalami kurang nya modal untuk peningkatan produksi dan harga jual yang tinggi tidak sebanding dengan upah yang dihasilkan petani garam. Isu lingkungan, praktik produksi garam yang tidak ramah lingkungan dapat meningkatkan kerusakan ekosistem. Ketidakpastian regulasi dan kebijakan, terkadang upaya pemerintah tidak berjalan dengan semestinya bahkan tidak berjalan.
Adanya tantangan dalam produksi garam di Indonesia, pemerintah memberikan upaya dan solusi seperti pembangunan infrastruktur, mungkin pembangunan seperti tempat penyimpanan garam agar kualitas panen tetap terjaga mutu nya. Edukasi petani, terhadap teknik produksi yang lebih modern agar hasil panen lebih meningkat secara signifikan. Metode spray dan geomembran, metode ini berfungsi mempercepat proses kristalisai garam sekitar 5 hingga 15 hari. Namun metode ini belum memberikan kemajuan yang signifikan sehingga belum menjamin produksi garam akan sesuai dengan standar SNI untuk industri. Alat ini memberikan kandungan NaCl hingga 99,73%, namun metode ini masih perlu dikembangkan kembali. Membangun sistem irigasi terintegrasi yang efisien, solusi yang ditawarkan untuk permasalahan lahan yang kurang.
Pada statement sebelumnya telah dijelaskan bahwa, produksi garam di Indonesia sangat melimpah ruah berjuta juta ton, namun itu semua tidaklah sebanding dengan jumlah konsumsi masyarakat Indonesia. Hal ini termasuk dalam tantangan kosumsi dalam produksi garam, sehingga permintaan sebuah barang tidak dapat terpenuhi ketika permintaan tersebut melampaui jumlah produksi. Hal yang sangat dan harus dihimbau untuk seluruh masyarakat Indonesia adalah batasan dalam mengonsumsi garam per hari adalah 1500 mg bagi takaran orang dewasa. Bahkan apabila dalam campuran masakan, disarankan bisa menggunakan bumbu alternatif untuk memperkaya rasa tanpa meningkatkan asupan natrium secara signifikan.