Mohon tunggu...
Tsabita AmaliaHaq
Tsabita AmaliaHaq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

"Penjelajah". Mungkin kata tersebut yang bisa menggambarkan diri saya. Berjelajah waktu, tempat, situasi, dan moment untuk bisa mengisi detik waktu yang ada dalam diri saya. Menyukai berkuliner, menerjang tantangan, dan menulis kalimat hati dalam kata yang terbaca. Semoga hasil buah bincang dalam pikir ini dapat membrikan manfaat juga berkah. Enjoy reading!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Foya-Foya Berkedok "Self Reward", Penjajahan Sosial dalam Bentuk "Impulsive Buying"

10 Juni 2022   12:53 Diperbarui: 21 Juni 2022   00:45 2121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memberikan tambahan pajak, memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat, menyediakan wadah baru bagi para produsen suatu brand ataupun produk, serta memberikan peluang yang cukup besar untuk membuka berbagai usaha baru, dan juga mengembangkan usaha-usaha baru.

Jika ditilik lebih jauh para pengusaha e-commerce tidak ada salahnya melakukan tawaran-tawaran yang yang menarik dan menggunakan jasa influencer di berbagai platform untuk mempromosikan produk yang mereka usung. 

Karena pada sejatinya itu adalah hak mereka dalam aktivitas untuk meningkatkan pemasaran produk mereka agar konsumen tertarik akan produk tersebut. Di sisi lain, konsumen merupakan bagian yang krusial demi berjalannya suatu bisnis agar terus melejit.

Namun, di sini yang kurang tepat adalah tindakan dari para konsumen itu sendiri. Para konsumen tidak seharusnya membelanjakan sesuatu secara berlebihan apalagi barang tersebut tidak memiliki manfaat yang berarti bagi dirinya dan terkesan hedon. 

Sebagai konsumen yang baik tentunya harus memiliki sikap yang bijaksana dalam membeli sesuatu agar tidak terjerumus dalam tindakan impulsive buying. Hal tersebut dapat diatasi dengan cara sebagai berikut:

1. Membuat skala prioritas barang yang akan dibeli. Atau dengan cara membuat rencana belanja.

2. Menentukan kebutuhan dengan cara menimbang-nimbang barang manakah yang benar-benar ia butuhkan dan barang manakah yang ia tidak butuhkan atau hanya sekedar mengikuti trend saja, tetapi tidak memiliki manfaat yang berarti.

3. Menyaring iklan ataupun bentuk promosi suatu produk, sehingga tidak tergiur begitu saja dengan iklan yang ditayangkan.

Dimulai dengan tindakan-tindakan ringan untuk membatasi diri dari mindset "konsumtif" kemudian mindset tersebut diganti menjadi "produktif" serta menahan diri untuk tidak berfoya-foya berkedok "self reward". 

Dari sini penjajahan sosial dalam bentuk tindakan impulsive buying dapat diminimalisir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun