Mohon tunggu...
Tsabita Auliya
Tsabita Auliya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas Airlangga

Saya hobi membaca komik dan mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Film

Penggambaran Responden Pertama dalam Karya Fiksi Serial "9-1-1"

22 Mei 2024   21:33 Diperbarui: 22 Mei 2024   21:43 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

https://9-1-1.fandom.com/wiki/Season_Two_(9-1-1)
https://9-1-1.fandom.com/wiki/Season_Two_(9-1-1)
Foto di atas menunjukkan adegan petugas damkar sedang membantu panggilan seseorang yang terjebak dalam tanah yang runtuh. Kejadian tersebut terjadi karena pergerakan tanah yang rapuh disebabkan oleh kejadian gempa.

https://9-1-1.fandom.com/wiki/Season_Four_(9-1-1)
https://9-1-1.fandom.com/wiki/Season_Four_(9-1-1)
Foto di atas menunjukkan adegan petugas kepolisian sedang membantu seorang wanita yang terjebak dalam reruntuhan rumah. Runtuhnya rumah disebabkan oleh longsor akibat hancurnya bendungan.

Itulah beberapa contoh tindakan darurat dalam bentuk cuplikan foto. Dalam setiap episode 9-1-1 akan selalu terlihat adegan call center menerima telepon lalu pusat akan menghubungi polisi dan damkar menuju penelpon yang butuh bantuan. Serial ini memiliki beragam cerita dengan karakternya yang dari latar belakang yang berbeda-beda. 9-1-1 mencakup campuran dari berbagai genre, dari komedi hingga tragedi. Dengan melihat serial ini, kita bisa lebih memahami sudut pandang first responder dalam pekerjaan hingga masalah hidup mereka dan cara mereka berusaha untuk tetap menjadi seorang profesional.

Namun perlu diperhatikan, karena serial ini berasal dari Amerika Serikat dimana negara mereka cukup 'bebas'. Isu-isu sensitif seperti seks, LGBT, rasisme, dan kejadian penembakan sering diangkat dalam serial ini. Maka dari itu, jika ingin melihat serial ini lebih lanjut saya sarankan untuk melihat dengan pemikiran yang terbuka dan tidak melihat bersama anak dibawah umur 18 tahun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun