Buat yang suka keluar negeri, kata paspor pasti sudah tidak asing lagi. Namun, bagi yang belum pernah seperti saya, paspor adalah penemuan abad ini yang belum pernah saya sentuh. Setelah cari – cari di internet, banyak sekali panduan mengenai pembuatan paspor. Termasuk kompasiana. Terima kasih kompasiana!
Ada dua macam paspor, biasa dan epassport. Bedanya, epassport dibekali dengan chip. Negara maju seperti Amerika dan Eropa kebanyakan sudah menggunakan teknologi chip, petugas imigrasi disana tidak lagi pakai stempel untuk mengisi buku paspor. Jadi lebih aman memakai epassport!
Banyak juga yang menyarankan untuk membuat lewat online. Namun, Indonesia belum cukup maju untuk itu. Daftar online cuma bisa untuk pembuatan paspor buku biasa. Apabila ingin membuat epassport, datang saja langsung ke Kanwil terdekat.
Pada hari ini, saya mengurus pembuatan epassport di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Jakarta Selatan. Buat yang tinggal di Jakarta, lokasi Kanwil ini berada di daerah Buncit. Dan, saya melakukan persis apa yang dikatakan oleh internet. Yaitu :
Siapkan KTP, KK, dan Akte Kelahiran (Asli dan Fotokopi 1x)
Wah sebenarnya ini bagian yang paling penting. Saya kira cukup mudah bukan? Tapi masih ada saja yang lupa membawa. Kalau lupa memfotokopi, mungkin masih ditolerir. Namun, apabila lupa membawa aslinya. Duh, amsyong dah. Persiapkan dari hari sebelumnya, supaya pas hari H, langsung bawa. Ga cuma dokumen yang penting, adalagi yang tak kalah penting! Yaitu...
Bangun Pagi – Pagi Buta
Pagi – pagi buta? Serius? Ya, saya serius. Saya aja abis subuh langsung berangkat. Karena kalau bangun agak siang sedikit saja, kita ga bakal dapat nomor antrian. Di Kanwil saya tadi, hanya tersedia 100 nomor antrian untuk pemohon paspor. Ditambah 30 buah untuk lansia dan difabel. Itu untuk pembuatan epassport. Kalau paspor biasa, santai saja. Kuotanya banyak. Asalkan sudah daftar online.
Ngantri
Buka loket jam 7. Artinya jika kita datang jam 5, akan ada dua jam untuk mengantri. Pergunakan waktu sebaik – baiknya. Bermain game kalau perlu. 2048, Sudoku, Onet, atau apalah yang ada di gadget Anda. Atau ngobrol-lah dengan orang sebelah. 2 jam akan habis begitu saja.
Ambil Nomer
Ambil nomer berdasarkan sepagi apa kita sudah mengantri. Konon, ada loh yang sampai menginap demi mendapatkan nomer pertama. Saya datang jam 5, sudah ada 20 orang sebelum saya yang lebih dulu tiba. Tapi tenang saja. Kalau Anda dapat nomor besar, tak usah khawatir akan menunggu lama. Lima counter disediakan untuk kita. Sebenarnya ada 10. 5 online, 5 walk-in. Metode mengantri pagi – pagi seperti saya, namanya walk-in. Dan jangan lupa, ketika ambil map, bilang “E-Passport, mbak!”.
Isi Formulir
Formulir yang anda pegang harus anda isi sepenuh hati. Cek baik – baik datanya. Jika belum mengerti, nanti ada petugas yang memandu pengisian. Jika belum ada, tunggu saja. Toh banyak juga yang tidak mengerti harus diapain tuh formulir. Dan kalau sudah selesai, tunggulah nomor antrian sesuai yang terpampang di TV. Animasi angka di TV membuat saya cukup terhibur. Atau kalau kurang hiburan, lanjutkan game Anda yang tadi dimainkan selagi menunggu antrian.
Interogasi Petugas
Ketika dipanggil, cukup duduk dan jawab dengan jujur. Karena apa yang Anda jawab, langsung diinput ke komputer. Nah, data Anda selanjutnya akan diupload ke Sistem Informasi Dirjen Imigrasi. Cukup lama loh loadingnya. Makanlah permen yang disediakan!
Bayar
Setelah itu, keluarlah dari kantor imigrasi. Langsung cabut ke Bank BNI biar ga makan waktu. Bayarin deh ke teller bank. Karena saya buat epassport, jatohnya lebih mahal daripada paspr biasa. Pokoknya, total saya habis Rp660.000. Terimalah kwitansi pembayaran dari si teller. Tunggu 5 hari dan....
- Ambil Pasportnya!