Orang seperti ini biasanya memiliki sifat keras kepala, egois atau hanya mau didengarkan oleh orang lain dan sulit untuk meminta maaf atas kesalahan yang telah diperbuatnya, bahkan dia merasa tidak pernah melakukan kesalahan.
Pertemanan yang baik sejatinya  bisa saling menjaga perasaan dan memiliki tenggang rasa yang tinggi. Lebih baik kita mengorbankan salah satu teman dan menjauh darinya dari pada harus kehilangan banyak teman gara-gara si 'toxic'. Bukan berarti kita memutuskan tali silaturahmi, namun hanya berusaha menghindari untuk tidak menjadikannya sebagai sahabat sejati, sehingga cukup berteman biasa saja. Kita berhak memilih teman yang memberi dampak baik atau buruk terhadap kita. Jika memang memberi dampak buruk, tentu saja harus dihindari, bahkan dijauhi, jika tidak bisa berbahaya dan membawa mudhorat bagi kita.
                 ***
Penulis:
 Hj. Erlies Erviena