Mohon tunggu...
Try Santy
Try Santy Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Analisis Keaktifan Siswa dalam Menerapkan Nilai-Nilai Bela Negara di SDN Pondok Labu 03

28 November 2023   13:27 Diperbarui: 28 November 2023   13:34 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menurut Yulianti (2021), Salah satu cara untuk mengajarkan toleransi kepada siswa sekolah dasar agar dapat diandalkan oleh bangsa dan negara adalah pendidikan kewarganegaraan. Hal ini terkait erat dengan fungsi, peran, dan tanggung jawab utama sekolah, yaitu membantu siswa meningkatkan kemampuan mereka dan mempersiapkan siswa untuk beradaptasi dan bersosialisasi. 

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan bagian integral dari pendidikan nasional yang memiliki peran signifikan dalam membentuk karakter bangsa, meningkatkan pemahaman akan identitas nasional, semangat nasionalisme mahasiswa, dan untuk memperkuat peran pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. (Fauziah & Dewi, 2021).

Penulisan penelitian ini melibatkan penerapan aspek nilai-nilai bela negara pada pembelajaran Bahasa Indonesia, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dan Pendidikan Agama. Dalam menerapkan nilai-nilai bela negara pada pembelajaran Bahasa Indonesia, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), dan Pendidikan Agama, keaktifan siswa memainkan peran penting. Berikut ini adalah tinjauan pustaka yang relevan dengan topik diatas: Pembelajaran karakter dalam mata pelajaran sebaiknya mengarah pada pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa. Hal ini berarti siswa perlu terlibat secara aktif dalam mempelajari dan menerapkan nilai-nilai bela negara. Pendidikan Bela Negara bertujuan untuk mendorong siswa agar dapat mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam masyarakat maupun lingkungan sekitarnya. Dalam konteks pembelajaran Bahasa Indonesia, PPKn, dan Agama, siswa harus mempelajari, memahami, serta menerapkan pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks ini, pembelajaran Bahasa Indonesia, PPKn, dan Agama dapat berfungsi sebagai cara untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang negara dan nilai-nilai yang harus diterapkan sebagai warga negara yang baik.

Artikel Proyek Mata Kuliah Wajib Kurikulum Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, PPKn, dan Agama, siswa perlu diajak untuk memahami dan menanamkan nilai-nilai bela negara untuk dapat berperan sebagai warga negara yang memiliki rasa tanggung jawab dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan negara.

METODELOGI

Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang digunakan untuk memahami dan mendeskripsikan fenomena sosial atau perilaku manusia melalui analisis melalui non-angka, teks, gambar, suara, atau bahan-bahan lainnya. Jenis penelitian kualitatif yang digunakan adalah fenomenologi yang bertujuan untuk memahami esensi dan makna dari pengalaman individu terkait suatu fenomena serta didukung dengan data kualitatif. Menurut Sugiyono (dalam jurnal Syifa Dewi Nuraeni, 2017), metode kualitatif mengumpulkan data dari lingkungan alami, bukan buatan. Namun, penelitian ini menggunakan perlakuan kuesioner dan wawancara terstruktur dalam proses pengumpulan data. Pengumpulan data menggunakan pengumpulan data primer, yaitu pengumpulan informasi berupa hasil wawancara, observasi serta dokumentasi secara langsung di SDN Pondok Labu 03. Menurut Sugiyono (dalam jurnal Maharani & Haryati, 2023), Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari lokasi atau objek penelitian yang sedang dilakukan. Pertanyaan wawancara dilakukan kepada 4 guru untuk mengetahui kesadaran siswa dalam mengimplementasikan nilai-nilai bela negara di lingkungan sekolah. Wawancara dilakukan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dibuat. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling (Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan yang difokuskan pada tujuan tertentu dan telah menetapkan kriteria tertentu dalam proses pengambilan sampel tersebut). Guru yang akan diwawancara sebagai sampel, yaitu guru Bahasa Indonesia, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Agama Islam, dan Agama Kristen untuk diwawancarai. Memfokuskan wawancara pada guru, memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang bagaimana nilai-nilai bela negara diintegrasikan dan diterapkan dalam pembelajaran siswa. Melibatkan guru dalam penelitian ini dapat memberikan perspektif yang mendalam dan kontekstual tentang faktor-faktor yang memengaruhi keaktifan siswa dalam menerapkan nilai-nilai bela negara. Objek penelitian, yaitu kelas VI untuk meneliti apakah di kelas tersebut siswanya aktif dalam kegiatan pembelajaran atau tidak. Kelas VI adalah tingkat pendidikan dasar terakhir. Oleh karena itu, menilai tingkat keaktifan siswa di kelas VI dapat menunjukkan seberapa jauh siswa telah memahami pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk melanjutkan ke tingkat pendidikan berikutnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Cara membangun suasana kelas

Suasana kelas yang mendukung keaktifan siswa dapat dibangun melalui upaya guru dalam memperkuat komunikasi positif dengan murid. Interaksi yang efektif antara guru dan siswa membentuk lingkungan belajar yang mendukung, di mana siswa merasa didengar dan dihargai. Komunikasi yang baik juga mencakup penggunaan Bahasa Indonesia yang benar dan bahasa asing dengan tepat, menunjukkan empati terhadap perasaan siswa. Ini tidak hanya membuat siswa lebih terhubung dengan materi pelajaran, tetapi juga memotivasi mereka untuk aktif berpartisipasi dalam diskusi dan bertanya tanpa rasa takut. Menerapkan metode diskusi dengan kesepakatan kelas, sesi ice breaking, dan memberikan apresiasi atas prestasi siswa juga dapat meningkatkan keterlibatan siswa. Diskusi mendorong pemikiran kritis dan dukungan terhadap pandangan siswa, sementara ice breaking menciptakan suasana santai dan ramah di kelas. Penghargaan atas prestasi memberikan motivasi tambahan, menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan dan nyaman. Pentingnya suasana kelas yang mendukung juga dapat diperkuat melalui penyajian materi yang menarik dan beragam. Guru dapat menggunakan metode tanya jawab, diskusi kelompok, dan tugas untuk memfokuskan perhatian siswa pada pembelajaran. Materi yang menarik tidak hanya meningkatkan fokus siswa, tetapi juga membantu mereka memahami dan mengembangkan pemahaman terhadap topik yang dipelajari. Interaksi antar siswa dalam kegiatan pembelajaran juga berkontribusi pada pengembangan keterampilan sosial, seperti kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama. Dengan menciptakan suasana kelas yang nyaman dan mendorong interaksi antar siswa, guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, memfasilitasi pemahaman materi, dan membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.

2. Guru sebagai role model dalam menunjukan sikap bela negara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun