Bandung, 20 November 2024 – Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di RW 11 Mitra Dago Parahyangan, Bandung, telah mencatatkan pencapaian penting dalam upaya mewujudkan kawasan hijau perkotaan yang berkelanjutan. Melalui kolaborasi yang melibatkan warga, mahasiswa, dan dosen Universitas Pendidikan Indonesia, program ini berhasil mengembangkan panduan desain urban farming yang dirancang khusus untuk meningkatkan kualitas lingkungan di perkotaan.
Fokus utama dari program ini adalah optimalisasi potensi "Buruan Sae," sebuah inisiatif urban farming lokal yang telah berjalan. Tim pengabdian bekerja sama dengan warga untuk memperbaiki zonasi lahan, mengembangkan rak tanam vertikal, dan meningkatkan fungsi estetika serta keberlanjutan tanaman. Berbagai tahapan dilakukan, mulai dari survei lapangan, pengumpulan data dengan menggunakan teknologi drone, hingga diskusi partisipatif bersama warga dari lima RT di kawasan tersebut.
Pendekatan inovatif ini tidak hanya berfokus pada aspek teknis, tetapi juga memperhatikan kebutuhan sosial masyarakat. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah menyelaraskan desain dengan karakteristik sosial dan budaya warga. Program ini juga menawarkan solusi berbasis teknologi  dan desain modern yang dapat menarik minat masyarakat untuk berpartisipasi aktif. Selain itu, elemen desain yang bersifat natural diprioritaskan agar menciptakan lingkungan yang nyaman dan harmonis.
Hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas warga memiliki harapan besar untuk meningkatkan kualitas lingkungan di RW 11. Misalnya, beberapa RT fokus pada pemanfaatan sampah organik untuk pembuatan kompos, sementara yang lain menginginkan taman dengan desain modern yang memanfaatkan teknologi yang lebih memudahkan dalam pemeliharaan. Semua masukan ini dijadikan dasar dalam penyusunan panduan desain yang mencakup berbagai kebutuhan unik dari setiap wilayah.
Kolaborasi antara warga, mahasiswa, dan dosen juga menjadi faktor kunci keberhasilan program ini. Mahasiswa yang terlibat tidak hanya mendapatkan pengalaman langsung dalam mendesain proyek nyata, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan solusi inovatif yang dapat diterapkan secara praktis oleh masyarakat. Proses desain ini melibatkan kajian prinsip-prinsip dan analisis mendalam hingga pengembangan visualisasi tiga dimensi menggunakan perangkat lunak arsitektur, yang memastikan setiap elemen desain dapat terukur dengan akurat.
Prototipe rak tanam yang dirancang khusus juga menjadi sorotan. Rak ini dirancang agar mudah diproduksi dan diaplikasikan oleh warga, sehingga dapat memperluas ruang tanam tanpa membutuhkan lahan horizontal yang besar. Implementasi awal rak tanam di akan diterapkan dibeberapa area dengan harapan dapat meningkatkan kapasitas penanaman dan kemudahan dalam pengelolaan tanaman.
Program PkM ini menunjukkan bahwa urban farming memiliki potensi besar untuk menjadi solusi keberlanjutan di kawasan perkotaan. Dengan panduan desain yang telah dirumuskan, warga kini memiliki acuan yang komprehensif untuk mengembangkan lingkungan hijau sekaligus meningkatkan ketahanan pangan. Prototipe rak tanam juga memberikan solusi praktis yang dapat mempercepat implementasi urban farming di wilayah tersebut.
RW 11 Mitra Dago kini menjadi bukti nyata bahwa dengan kolaborasi dan inovasi, urban farming bisa menjadi langkah strategis untuk menciptakan lingkungan yang lebih hijau, sehat, dan berkelanjutan di tengah keterbatasan lahan perkotaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H