Masalah lain yang terdapat pada pemerataan Pendidikan di infonesia adalah implementasi pendidikannya. Implementasi pemerataan pendidikan mungkin terganggu oleh masalah komunikasi dan koordinasi antara berbagai tingkatan pemerintahan, terutama antara pemerintah pusat dan daerah. Hal ini bisa mengakibatkan ketidakpastian dan konsekuensi negatif bagi pelaksanaan program.
Dalam beberapa kasus, guru dan murid di daerah yang telah diberikan prioritas pemerataan pendidikan mungkin kurang termotivasi karena merasa bahwa mereka mendapatkan perlakuan khusus. Ini bisa berdampak negatif pada hasil pendidikan.
        Dampak lanjutan pemaksaan pemerataan Pendidikan adalah tahap Pendidikan lanjut atau pekerjaan. Terlalu banyaknya output Pendidikan tidak akan memperluas lapangan pekerjaan. Di sinilah usia produktif membludak dan akan terjadi banyaknya pengangguran. Orang yang mengalami pengangguran cenderung memiliki pendapatan yang lebih rendah atau tidak ada pendapatan sama sekali. Akibatnya, mereka mungkin akan mengurangi pengeluaran konsumsi mereka. Penurunan konsumsi ini dapat berdampak langsung pada sektor ekonomi yang bergantung pada permintaan konsumen, seperti ritel, makanan, dan hiburan.
        Pengangguran mengakibatkan pendapatan yang hilang bagi pemerintah melalui pajak penghasilan. Selain itu, pemerintah mungkin harus mengeluarkan dana untuk program bantuan sosial atau pelatihan keterampilan bagi pengangguran, yang juga dapat berdampak pada anggaran negara. Kurangnya permintaan konsumen dan penurunan produksi dapat mengurangi insentif bagi perusahaan untuk berinvestasi dalam perluasan dan modernisasi usaha mereka. Ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
        Pengangguran jangka panjang dapat mengakibatkan hilangnya keterampilan dan pengalaman kerja bagi individu yang menganggur. Ini dapat mengurangi kapasitas produksi negara dalam jangka panjang karena sumber daya manusia tidak digunakan secara optimal.  Banyaknya pengangguran dapat menciptakan situasi sosial yang tidak stabil, seperti peningkatan kemiskinan, frustrasi, dan ketidakpuasan. Hal ini bisa berdampak pada ketidakstabilan politik dan sosial, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi investasi dan aktivitas ekonomi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H