Siapakah sebenarnya guru dan pendidik itu? Di sekolah dan perguruan tinggi sajakah?
Oleh: Try Gunawan Zebua
Gunungsitoli, Selasa, 02 Mei 2023
Siapa yang tidak pernah dengar atau baca dua kata, yaitu: guru dan pendidik. Pasti dan seharusnya semua pernah dengar maupun baca. Terlebih-lebih bagi mereka yang sudah menempuh jenjang pendidikan, maupun bagi anak atau keluarga mereka yang menempuh jenjang pendidikan dimana pun.
Apakah itu guru? Sebenarnya sama arahnya guru dan pendidik, cuma pendidik sudah jelas ada kata didik yang berarti mengajarkan atau mendidik, dimana itu dilakukan oleh seseorang yang adalah guru. Guru adalah orang yang pekerjaan/mata pencahariannya/profesinya adalah mengajar.
Jadi, pada intinya guru itu adalah orang atau manusia yang mengajar, dimana mengajar itu pada intinya adalah siswa yang belajar. Siswa adalah orang yang diajari oleh guru. Pada hal tersebut terjadi proses mendidik atau transfer ilmu pengetahuan. Dimana yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, tidak mampu menjadi mampu, dan sebagainya.
Pada intinya terjadi perubahan pada siswa berdasarkan apa yang diajarkan oleh guru atau pendidik. Sekecil apapun perubahan seorang siswa, maka guru itu telah sukses menjadi guru, tetapi jika tidak maka dia gagal menjadi guru. Tapi, sepertinya tidak ada guru yang gagal, sedangkan yang ada adalah guru yang tidak bisa mentransfer seluruh ilmunya kepada siswa. Ya, pasti semua ilmu mana mungkin bisa di transfer. Apalagi kalau di sekolah itu ada batas waktu dan targetnya.
Belum lagi urusan administrasi dan sebagainya. Tapi, paling tidak pasti ada satu saja yang didapatkan oleh siswa dari seorang guru. Tidak hanya ilmu, tetapi pelajaran bagaimana guru waktu berupaya dengan 1.001 cara supaya dia berprestasi, sebenarnya paling tidak paham. Sehingga tidak heran begitu siswa besar dan dewasa, pasti dia mengatakan saya seperti begini berkat seorang guru.
Selain itu, seorang siswa pasti juga mungkin mendapatkan pengetahuan cara ngomomg atau berkomunikasi, cara menjadi pendidik, warna rambut, aroma wangi-wangian, dan lain sebagainya.
Pada intinya, biarpun siswa tidak paham sebenarnya yang diajarkan guru, tapi paling tidak siswa pasti tahu ada guru galak, kejam, killer dan sebagainya. Sampai-sampai ada yang mungkin berkata, kalau saya seperti itu kelak, saya tidak akan melakukannya. Nah, itu juga adalah proses mendapatkan ilmu dimana terjadi perubahan dari seorang siswa.
Jadi, tidak ada istilahnya guru gagal, maupun siswa gagal. Apalagi tidak mungkin seorang siswa itu tidak akan mendapatkan satu pun pengetahuan saat di sekolah. Itu namanya mustahil atau tidak masuk akal.
Apalagi matematika, tidak mungkin gak ada pengetahuan yang di dapat. Tahu apa dan bagaimana angka satu yang dilambangkan dengan 1, itupun gurunya sudah sukses. Kendatipun butuh proses, tetapi yang namanya proses tidak akan menghianati hasil. Apalagi dengan kesungguhan dan niat hati yang tulus dengan maksud lebih baik dan maju lagi.
Paling tidak sama seperti dirinya, kendatipun kalau naik, naiknya pun beda tipis lah, 11 dan 12. Lantas, dimanakah seorang guru itu mengajar? Guru mengajar pada umumnya dikatakan di sekolah, serta untuk jenjang yang lebih tinggi di tingkat perguruan tinggi yang disebut sebagai dosen. Lebih tinggi lagi adalah guru besar atau istilah lain, mahanya atau bosnya para guru mungkin jadi ya.
Ada juga itu guru ilmu hitam yang mengajarkan berbagai hal ilmu hitam dan sesat menyesatkan. Ada lagi guru bangsa, yang mengajari anak-anak bangsa dan melahirkan generasi bangsa yang maju dan jaya. Ada lagi itu, guru kepala yang merupakan guru yang mengepalai para guru, atau istilah kerennya kepala sekolah.
Apakah ada lagi istilah guru? Ada, banyak sekali dan bahkan semua adalah guru. Misalnya alam, mengajari kita tentang hukum gravitasi bumi, dimana apa pun yang kita lempar ke atas akan jatuh ke tanah. Alam juga mengajari kita bagaimana bertahan hidup dengan menyediakan fasilitias yang ada. Istilahnya ada satu hal yang paling tidak digunakan untuk membuat kita mengerti dan berubah.
Ada lagi guru hewan dan tumbuhan, dimana seekor monyet misalnya mengajari kita cara mendapatkan makanan. Seorang kucing yang mengajari kita supaya dapat makanan dekati terus pemberi makanan, kendatipun tidak sampai jadi budaknya.
Sebuah tumbuhan, misalnya melati dan mawar, mengajari kita bahwa indahnya perbedaan dan kedamaian, dari aroma dan motif-motif yang ada di bunganya. Kendatipun ada aroma yang dikeluarkan tidak sedap, tetapi itu hanya satu dari satu juta bahkan lebih tumbuhan yang mengeluarkan aroma. Biarpun aroma bau, tetapi ada pesona bunga dan warna bunganya
Pada intinya, guru, apalagi pendidik yang merupaka guru yang mendidik, tidak hanya di sekolah dan perguruan tinggi saja. Semua hal di sekeliling kita, bahkan siswa sendiri adalah guru yang mengajari adeknya, apalagi orangtuanya sendiri. Semua adalah pembelajar dan pembelajar yang sejati. Semua adalah guru dan semua adalah pendidik, tanpa terkecuali .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H