Masih lurus dan Kristen asli 100%
Oleh: Try Gunawan Zebua
Gunungsitoli, Minggu, 16 April 2023
Tulisan kali ini adalah salah satu dari sekian banyak tulisan saya, yang mana saya upload di media sosial saya dan di kumpulkan untuk di cetak menjadi sebuah buku antologi.
Tulisan ini dibuat dari tema besar buku antologinya, yaitu: andai ini tulisan terakhirku. Hanya sekedar seolah-olah atau seakan-akan saja. Semoga ini bukan yang terakhir, kendatipun kalau terakhir biarlah sesuai dengan waktu dan kehendak Tuhan Yesus saja.
Tulisan kali ini bertujuan untuk saya mau mengkonfirmasi secara resmi 2 hal, yaitu: masih lurus dan kristen asli 100%. Saya mau mengatakan bahwa: "masih lurus" dengan maksud saya masih di jalan yang benar dan tidak menyimpang sama sekali.
Saya mengatakan hal ini karena saya sempat menerima sebuah perkataan yang mengatakan bahwa pada intinya seolah-olah saya itu tersesat dan akan tersesat.
Hal tersebut dikatakan oleh orang tersebut karena saya memperlihatkan di status saya buku yang saya beli, dimana buku tersebut dibuat oleh salah seorang filsuf atau pemikir, yang katanya tersesat dan bisa menyesatkan pembacanya. Pada intinya filsuf ini tidak percaya Tuhan dan seolah-olah saya akan terpengaruh juga untuk tidak percaya Tuhan.
Saat menerima perkataan tersebut, saya sebenarnya dalam hati tertawa terbahak-bahak, tetapi saya tahan dengan sangat dalam dan sabar. Itu membuat saya yang biasanya begitu dapat buku, lalu upload buku di status media sosial, menjadi berpikir-pikir sekali dan geleng-geleng kepala.
Bukan saya takut, tapi saya khawatir ditafsir dan bahkan disebarkan kemana-mana apalagi jika mana tahu saya mati kelak. Jadi, sebelum saya mati, maka terlebih dahulu saya mau mengkonfirmasinya, selain yang satu lagi. Saya merasa kedua hal ini yang pantas dituliskan, mumpung sesuai dengan tema penulisan buku ini.
Sebenarnya saya mengambil buku yang ditulis oleh filsuf itu karena saya mau melihat seperti apa itu kecemasan, dimana kebetulan filsuf ini pun menuliskan atau membahas kecemasan, yang mana nama filsuf ini dituliskan oleh referensi yang saya baca untuk bahan menulis buku saya berjudul: "Menggagas Konsep Kecemasan Belajar Matematika." Sehingga itulah yang mendorong saya untuk mencari, dan lalu membeli buku filsuf tersebut, serta membacanya supaya bisa saya lihat kendatipun berdasarkan sudut pandang sang filsuf yang kebetulan juga menuliskan tentang dunia psikologi. Filsuf itu termasuk juga salah seorang dari ahli psikologi, yang mungkin bagi para psikolog, atau yang mempelajari dan tertarik dengan dunia psikologi, pasti pernah mendengar nama filsuf itu kendatipun cuma selintas atau sesaat saja.
Selain dikatakan sesat gara-gara membaca tulisan filsuf, saya kembali dikatakan sesat hari ini di saat saya menulis tulisan ini (Minggu, 16 April 2023), dimana saya membuat tulisan tentang bagaimana saya mencoba mengekspresikan Tuhan Yesus itu dalam bentuk matematika.
Saya sama sekali tidak berniat menyamakan Tuhan Yesus, karena jika Tuhan Yesus pun saya samakan dengan matematika, rasanya tidak pantas. Bukan saja matematika, semua bidang kehidupan dan mata pelajaran pun tidak bisa menyamakan Tuhan Yesus. Malah semuanya itu adalah ciptaan Tuhan Yesus.
Saya menuliskan itu hanya sebagai bentuk ekspresi kebahagiaan saya, yang merupakan seseorang yang cinta Tuhan Yesus, dimana saya mencoba menggambarkan seperti apa Tuhan Yesus itu secara matematika. Biarpun sebenarnya Tuhan Yesus itu tidak bisa tergambarkan dengan seindah apapun, tidak bisa terlukiskan dan itu menandakan bahwa Tuhan Yesus itu sungguh-sungguh amatlah luar biasa dan dahsyat.
Tapi, saya sama sekali dari awal tidak ada terpikir menyamakan Yesus saat akan menulisnya. Aneh memang orang seperti itu. Saya sebenarnya waktu begitu membaca komentar 2 orang itu pada status saya di facebook, saya tertawa terbahak-bahak. Kok mereka seolah-olah paham tulisan saya. Sebenarnya kan yang tulis saya, jadi sebenarnya saya yang lebih paham dari mereka. Saya yang lebih paham dan mengerti apapun yang saya tuliskan.
Saya menulis tidak asal-asalan saja. Jadi, melalui tulisan ini yang akan dibukukan, saya mau mengkonfirmasi, dimana rumus yang saya buat yang ditafsir seolah-olah saya menyamakan Tuhan Yesus dengan matematika adalah: Y = - ~ +. Maksud rumusan itu adalah Yesus itu dari dahulu (-) sampai kapanpun (+) tidak terbatas (~). Itulah secara sederhana jika dituliskan rumus yang saya buat itu. Hal tersebut karena minus (-) sama dengan masa lalu, sedangkan nol (0) masa sekarang, serta positif (+) itu masa depan atau bisa dibilang juga sebagai kapan pun ke kehidupan seterusnya, dimana bisa kita lihat dari sebuah garis bilangan. Sedangkan tidak terhingga secara matematika dituliskan dengan simbol "~," dimana juga bisa diartikan tidak terbatas.
Saya adalah "Kristen Asli 100%" maksudnya adalah saya mau mengatakan dan membetulkan bahwa saya 100% asli dan original seorang kristen. Sebenarnya saya lebih cocok menyebutkan sebagai istilah murid, pengikut atau anak Yesus. Kendatipun rasanya sebenarnya agak berat sedikit kata itu. Karena dianggap sok suci, sok kudus, sok baik, dan berbagai istilah lain yang bahkan menggunakan kata lain, tetapi pada intinya adalah memiliki makna yang satu.
Hal tersebut karena saya sempat membaca buku disalah satu toko buku, tetapi tidak saya beli, dan saya lupa siapa penulis dan judul bukunya. Yang saya ingat sampulnya agak kekuningan atau kecoklatan, dimana pada intinya yang saya ingat adalah ada seorang kristen di negara bukan Indonesia, karena begitu sangat menghargai dan menghormati agama lain, dia sampai menyimpan salah satu kitab suci dan bahkan hal-hal yang berkaitan dengan agama kitab suci itu.
Beliau tidak menolak karena orang agama lain itu langsung berhadapan dan memberikan kitab suci mereka kepada dia. Kalau saya pun coba tafsir, gak enak kan jika langsung di tolak. Apalagi kalau di kristen itu diajarkan kasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Nanti bisa jadi agama lain itu menjadikan cara menjatuhkan orang tersebut jika tahu ayat alkitab mengasihi sesama.
Tapi, saya melihat orang kristen itu bijaksana dan berjiwa besar juga. Namun, setelah orang kristen tersebut meninggal dunia, orang-orang yang bahkan dekat dengan beliau, menyalahgunakan maksud tersebut dengan mentafsir dan menyebarkan cerita, dimana mereka mengatakan bahwa orang kristen itu sudah tobat dengan alasan menyimpan kitab suci agama lain.
Sehingga mereka pun bahkan berpindah agama sesuai dengan agama kitab suci tersebut. Begitu juga asesoris-asesoris lain, tentang agama tersebut. Si penulis mengatakan bahwa bukan berubah agama si tokoh tersebut, tetapi hanya sebagai salah satu wujud menghormati dan menghargai agama lain. Sebagai seorang yang dewasa dan bijaksana, apalagi yang paham konsep mengasihi sesama manusia seperti dirinya sendiri.
Hal tersebut lah yang termasuk salah satu ketakutan saya. Saya bukan menerima kitab suci dari agama lain, langsung dari tokoh agama tersebut. Tapi, saya membeli dan di kasih buku-buku agama lain selain kristen. Tidak usah disebut judul buku dan agamanya, tapi kalau di cari diantara koleksi buku saya pasti ada. Saya agak takut kalau langsung ceplas-ceplos karena agama ini merupakan sesuatu hal yang sensitif. Pada intinya buku tersebut bukan sama sekali berkaitan dengan kristen. Bahkan ada satu buku itu, yang mana buku itu mencoba mencari berbagai cara dengan mengutip ayat-ayat di Alkitab untuk membenarkan dia. Bahkan sampai sempat heboh di youtube, begitu juga sampai-sampai katanya orang itu banyak mengubah orang kristen masuk agamanya.
Begitu saya beli dan pelajari bukunya, saya tertawa terbahak-bahak gak tertahankan. Saya sempat mau coba mendebat langsung orang tersebut, tetapi tiba-tiba dalam hati saya berkata bahwa saya tidak pantas memperdebatkan orang itu. Sehingga gak lama setelah itu bermunculan orang-orang kristen dan bahkan salah satu tokoh agama orang yang menulis buku tersebut yang sudah tobat menjadi kristen.
Serta banyak bermunculan tokoh-tokoh kristen lain yang menantang dan memperdebatkan penulis buku agama lain itu. Saya juga coba lihat, sampai saat ini gak ada kabar penulis buku agama lain itu. Sama sekali tidak terdengar lagi dibicarakan, apalagi sampai heboh di media-media sosial. Apakah dia sudah paham apa yang dia coba buat untuk membuat orang kristen pindah agama ke agamanya dengan dalil-dalil yang dia pakai. Saya juga tidak tahu sama sekali. Tapi, sampai saat ini gak ada yang membicarakan dan apalagi menyebut namanya. Tidak seperti dulu, dimana sebentar-sebentar bermunculan potongan dan tayangan lengkap orang itu saat berbicara.
Sebenarnya saya ini adalah penggila buku. Saya itu setiap melihat buku, di media sosial manapun, termasuk di perpustakaan, rasanya ingin saya beli dan paling tidak baca sedikit saja. Apalagi jika saya lihat judul dan sampulnya menarik. Tanpa, saya lihat siapa penulisnya, apa agama penulisnya, dan hal-hal yang lain. Yang penting begitu lihat buku langsung tergiur, kendatipun sebenarnya tidak semua saya baca. Gak sempat saya baca, apalagi terkadang belum pun saya baca buku yang tiba sebelumnya, sudah muncul buku baru. Saya paling kalau membaca buku itu di waktu kosong dan ingin baca saja. Apalagi terkadang saya baru baca buku, kalau saya mau menulis. Jadi, terkadang buku itu saya beli untuk bahan tulisan saya. Apalagi jika menarik dan murah. Saya sudah punya buku lebih 100, apalagi kalau disatukan semua yang ada di nias, jakarta dan malang banyaknya minta ampun. Sekarang saja saya lagi menunggu buku pesanan saya 30 buah dari Yogyakarta.
Bionarasi
Try Gunawan Zebua adalah penulis, yang telah menulis buku solo sebanyak 10 buah, artikel di kompasiana 74 artikel (termasuk tulisan ini akan saya bagikan di kompasiana), buku antologi lebih 30 buah, serta menulis di facebook dan whatsapp. Rencana mau mencoba menulis juga di instagram, semoga bisa terwujud dan berkelanjutan, amin. Try Gunawan Zebua merupakan agama Kristen. Sepertinya di tulisan ini saja saya sebut agama saya sebagai seorang Kristen. Bukan takut atau malu dengan agama saya, tetapi saya agak merasa dan terbukti bahwa agama itu sangat sensitif sekali. Apalagi saya jarang melihat penulis menuliskan agama lansung di tulisannya sendiri, dimana yang saya temukan hanya di tulis nama, gelar, sekolah, tempat dan tanggal lahir, pengalaman, dan lain-lain.