Thomas Alva Edison dan Belajar Matematika
Oleh: Trygu (Try Gunawan Zebua)
Gunungsitoli, 24 Oktober 2021
Matematika adalah suatu kata yang sudah tidak asing lagi bagi siapapun tanpa terkecuali. Pasti kita semua pernah mendengar kata matematika terucap oleh guru atau orangtua, dan bahkan juga oleh para tetangga dekat rumah, keluarga, teman, maupun sahabat kita.
Matematika tersebut juga ada dimana saja dan kapan saja karena matematika dapat kita temukan dimana saja dan kapan saja (tanpa batasan ruang dan waktu). Matematika juga bermanfaat atau berguna sekali bagi siapapun tanpa terkecuali, bahkan matematika itu juga berguna bagi perkembangan dunia teknologi di masa modern atau masa kini.
Ada sebuah istilah yang sering muncul atau terdengar terkait matematika itu. Hal tersebut adalah matematika adalah ilmu pasti. Matematika adalah ilmu pasti, itu berarti bahwa di dalam matematika atau saat belajar matematika, tidak ada jawaban lain selain dari apa jawaban yang sudah ditentukan oleh guru atau apa yang menjadi kesepakatan secara internasional.
Itu bersifat mengikat, sehingga mau - tidak mau, senang - tidak senang, suka -- tidak suka, dan lain-lain, matematika tersebut hanya memiliki satu jawaban atau pasti hanya satu jawabannya.
Hal tersebut membuat siswa yang belajar matematika menjadi takut atau cemas jika mencoba menjawab soal yang diberikan oleh guru, dimana siswa menjadi takut salah karena matematika itu adalah ilmu pasti.
Terkait matematika ilmu pasti tersebut, matematika sebenarnya bukan merupakan ilmu pasti, dimana 1 jawaban dapat diberikan dengan berbagai alternatif jawaban yang lain. Misalnya dalam hal 1 + 1 = 2, memang benar jika satu di jumlahkan dengan satu hasilnya adalah 2.
Tetapi, itu jika angka yang diberikan pada jawaban ada angka 2 (dua). Lantas, bagaimana jika pilihan jawaban tersebut hanya mengandung angka 0 (nol) dan 1 (satu) saja.
Jawaban 2 tersebut bisa dikatakan salah atau tidak benar, dimana 1 + 1 = 10 yang benarnya. "10" bukan dalam artian sepuluh, tetapi satu dan nol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa matematika bukan merupakan ilmu pasti, dimana 1 + 1 = 2 atau 1 + 1 = 10.
Untuk mengatasi siswa yang takut belajar matematika tersebut, kita dapat mencoba berbagai jawaban lain dari 1 pertanyaan. Hal tersebut mendorong seorang guru matematika harus lebih banyak belajar lagi dan lagi, begitupun juga dengan siswa. Jangan takut gagal atau salah terhadap apa jawaban yang telah kita berikan.
Seperti halnya seorang Tokoh yang bernama Thomas Alva Edison. Thomas Alva Edison adalah seorang ilmuan yang lahir pada 11 Februari 1847 dan meninggal pada 18 Oktober 1931, pada usia 84 tahun lebih 8 bulan dan 7 hari.
Thomas Alva Edison merupakan penemu bola lampu yang dapat kita nikmati atau rasakan hingga saat ini, dimana berkat beliau, kita dapat melihat sesuatu yang berada di tempat gelap atau kita dapat melihat sesuatu pada malam hari.
Pada saat menemukan bola lampu tersebut, Thomas Alva Edison bukan langsung berhasil membuatnya pada satu kali percobaan saja.
Melainkan Thomas Alva Edison harus melakukan atau mencobanya lagi dan lagi tanpa mengenal kata henti, hingga akhirnya Thomas Alva Edison dapat membuat bola lampu tersebut.
Thomas Alva Edison mengalami 1000 kali kegagalan saat mencoba menyempurnakan bola lampu ciptaannya. Sehingga Thomas Alva Edison bisa dikatakan begitu berjuang atau sangat berjuang sekali untuk dapat menciptakan bola lampu tersebut.
Thomas Alva Edison tidak takut gagal atau salah pada waktu mencoba menemukannya.
Alangkah lebih baik juga jika semangat yang diberikan oleh Thomas Alva Edison tersebut juga kita terapkan saat belajar matematika. Disini bukan dalam artian bahwa kita menciptakan bola lampu juga dalam belajar matematika.
Hal tersebut tidak perlu kita lakukan karena bola lampu tersebut dapat kita gunakan dalam belajar matematika, maupun dalam belajar mata pelajaran maupun mata kuliah yang lain. Tetapi yang perlu kita tiru adalah semangatnya Thomas Alva Edison, dimana saat kita belajar matematika kita lebih semangat dan mau mencoba terus dan terus mengerjakan soal matematika dengan berbagai jawaban lain, seperti Thomas Alva Edison yang berjuang terus sampai berhasil menciptakan bola lampu.
Jangan takut salah terhadap apa yang telah kita dapatkan jawabannya. Jangan hanya jawaban yang "A" saja, melainkan bisa dengan cara "B", "C", "D", maupun berbagai cara atau jawaban yang lainnya. Sehingga dapat kita ambil kesimpulan bahwa dalam belajar matematika itu perlu kita terapkan semangat Thomas Alva Edison yang mau mencoba lagi dan lagi tanpa henti tersebut. Hal tersebut dapat membuat kita menjadi lebih kritis lagi, lebih hati-hati dan lebih semangat lagi dalam belajar matematika di kelas atau sekolah.
Biodata Penulis
Try Gunawan Zebua memiliki nama pena sebagai Trygu. Try Gunawan Zebua lahir dan bahkan besar di Kota Gunungsitoli yang terletak di Pulau Nias. Try Gunawan Zebua telah menulis 8 buah buku solo dan lebih dari 20 buah buku antologi. Try Gunawan Zebua dapat dihubungi melalui Telp./WA:081360781116.
Daftar Pustaka
- https://id.wikipedia.org/wiki/Thomas_Edison
- https://www.merdeka.com/gaya/6-tokoh-besar-dunia-ini-gagal-berkali-kali-sebelum-meraih-sukses.html?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H