Memberikan Kesan Matematika Tidak Sulit
Oleh: Try Gunawan Zebua
Gunungsitoli, 21 Agustus 2021
Matematika hingga saat ini masih dianggap sebagai salah satu mata pelajaran atau mata kuliah yang menyulitkan bagi para siswa atau mahasiswa. Sebagai mata pelajaran bagi siswa Sekokah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), sedangkan sebagai mata kuliah bagi mahasiswa di Perguruan Tinggi. Matematika tersebut membuat sulit, dimana dinyatakan oleh Pitadjeng (2015:3), yaitu: banyak orang (termasuk siswa SD-MI) tidak menyukai matematika salah satu alasannya karena mereka mengganggap bahwa matematika sulit dipelajari.
Selain itu, matematika sulit juga dinyatakan oleh Sriyanto (2017:19) dimana Sriyanto mengatakan bahwa: kita tidak dapat mengingkari kenyataan bahwa sampai sekarang masih banyak orang (siswa) di negeri ini yang mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika. Matematika tersebut menyulitkan disebabkan karena matematika itu terdiri atas rumus-rumus yang menyulitkan atau membingungkan, guru tidak menggunakan media pembelajaran atau alat peraga, matematika yang abstrak sehingga guru (dalam membelajarkan) dan siswa (yang belajar) mengalami kesulitan, termasuk juga guru yang tidak membuat pembelajaran matematika yang menyenangkan dan mengembirakan. Pembelajaran matematika menyenangkan dan mengembirakan itu penting, dimana dinyatakan oleh Bobbi DePorter (Tu'u, 2004:77) dalam bukunya berjudul Quantum Teaching, yaitu: pembelajaran yang berhasil haruslah dalam suasana menyenangkan dan mengembirakan (fun).
Cara membuat kesan matematika tidak sulit menurut Pitadjeng (2015:64-75), yaitu:
1. Memastikan Kesiapan Anak untuk Belajar Matematika,
Dalam kegiatan belajar matematika terkadang ada saja siswa yang tidak siap dalam belajar matematika, dimana pikiran siswa bisa jadi berada di rumah atau di tempat lain. Misalnya di rumah orangtua mengatakan kepada siswa bahwa makan siang adalah ayam, sehingga siswa tidak fokus yang mengakibatkan siswa tidak siap dalam belajar matematika (dimana pemikiran siswa ada di rumah). Selain itu ketidaksiapan siswa dalam belajar matematika disebabkan karena siswa belum memahami pelajaran atau materi sebelumnya (materi dasar) sebelum mempelajari matematika pada saat itu. Hal tersebut diakibatkan karena matematika itu adalah ilmu yang bersifat hierarki atau berjenjang, dimana jika siswa SMP tidak memahami materi saat SD akan mengalami kesulitan saat sekolah di tingkat SMP.
Hal lain yang membuat siswa tidak siap dalam belajar matematika adalah karena siswa tidak terbiasa belajar matematika di rumah, dimana terkadang ada siswa saat ada di rumah tidur-tiduran, main game, maupun hal lain yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan matematika. Hal tersebut dapat membuat siswa saat belajar di sekolah tidak siap belajar matematika, sehingga orangtua perlu membiasakan siswa belajar matematika di rumah. Entah itu untuk mempelajari materi setelah pulang sekolah, membahas materi selanjutnya saat belajar matematika di sekolah, maupun hanya sekedar mengerjakan soal matematika.
2. Pemakaian media belajar yang mempermudah pemahaman anak,
Matematika merupakan salah satu ilmu abstrak, sehingga dalam proses atau kegiatan belajar matematika perlu digunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Penggunaan media pembelajaran akan mempermudah siswa dalam memahami materi matematika pada saat proses kegiatan belajar dan mengajar matematika berlangsung.
3. Permasalahan yang diberikan merupakan masalah dalam kehidupan anak sehari-hari,
Selain penggunaan media pembelajaran terkait sifat matematika yang abstrak, dapat pula dilakukan dengan cara mengaitkan kegiatan belajar matematika (soal atau permasalahan) dalam kehidupan sehari-hari, sehingga timbullah minat dan motivasi siswa dalam belajar matematika.
4. Tingkat kesulitan soal yang diberikan pada anak sesuai dengan (atau lebih sedikit di atas) kemampuan anak,
Terkadang soal yang diberikan oleh guru dirasakan oleh siswa begitu sulit atau dengan kata lain siswa tidak sanggup untuk mengerjakannya karena mereka merasa tidak mampu. Sehingga guru perlu memberikan soal yang sesuai dengan kemampuan si siswa, maupun setingkat atau lebih sedikit dari kemampuan siswa tersebut.
5. Peningkatan kesulitan masalah sedikit demi sedikit,
Dalam permasalahan matematika yang diberikan kepada siswa diberikan secara perlahan-lahan, dimana dimulai dari yang mudah, sedang dan bahkan jika siswa mampu menyelesaikan soal yang tingkatannya sedang, bisa diberikan yang lebih sulit lagi. Jangan dari yang mudah ke sulit langsung, tapi secara perlahan-lahan.
6. Memberikan kebebasan kepada anak untuk mencari selesaian masalah yang dihadapi dengan memakai caranya sendiri, dan
Dalam kegiatan belajar matematika, biarkan siswa mencari selesaian dari masalah yang diberikan dengan memakai cara mereka sendiri, dimana terkadang siswa tidak bisa mengikuti cara penyelesaian masalah yang diberikan oleh guru maupun buku.
7. Menghilangkan rasa takut anak untuk belajar matematika.
Sebelum belajar matematika terkadang siswa merasa takut, entah itu ditakut-takuti oleh teman sekelas, sahabat, orangtua, senior, maupun keluarga dan tetangga (bercanda maupun serius), sehingga siswa merasa tidak mau atau tidak suka belajar matematika. Hal tersebut harus dihilangkan dimana dengan cara mengubah konsep pemikiran penyebabnya (sahabat, teman, dll penyebab siswa takut) dan siswa, dimana dalam pikiran harus diberikan konsep matematika itu mudah dan menyenangkan.
Daftar Pustaka
Pitadjeng. 2015. Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sriyanto, H. J. 2017. Mengobarkan Api Matematika. Sukabumi : CV Jejak.
Tu'u. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta : PT Grasindo.
Bionarasi
Try Gunawan Zebua adalah seorang anak Nias yang lahir di Gunungsitoli, 11 Juli 1994. Try Gunawan Zebua adalah anak ke-3 dari 3 orang bersaudara dari pasangan Ibu Rosmawati Telaumbanua dan Ayah (alm) Constantin Theodali Zebua. Try Gunawan Zebua memiliki nama pena Trygu dan telah menulis 7 buku solo dan lebih dari 20 buku Antologi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H