Mohon tunggu...
Try Fitry Widyawaty Paturusi
Try Fitry Widyawaty Paturusi Mohon Tunggu... -

Bukan penulis,hanya seorang manusia biasa yang mau belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Malino

15 Januari 2010   17:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:26 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MALINO,mungkin kata ini belum banyak yang pernah mendengarnya.Sedikit tentang MALINO : sebuah nama kelurahan di Kabupaten Gowa,90 km arah selatan kota Makassar,salah satu tempat wisata alam bagi masyarakat Sulawesi Selatan.Keadaan alamnya mirip dengan Puncak yang ada di Pulau JAWA.Tapi kali ini,bukan untuk mempromosikan wisata alamnya tapi untuk mengenang kembali awal dari rotasi pekerja yang saya alami.MALINO,satu-satunya unit kerja yang bagi sebagian pekerja selalu mereka 'takuti'.Mengapa?Ini menurut kacamataku : 1.Jauh,dlm artian:jauh dari keluarga dan jauh dari keramaian kota Makassar. 2.Biaya hidup yg bertambah,otomatis harus sewa tempat tinggal plus biaya makan sehari-hari,dan biaya-biaya lainnya. Lanjut dengan masalah penempatanku,awal mendengar adanya rotasi mungkin sayalah orang yang paling sedih.Entah harus menyalahkan siapa dalam masalah ini?Sempat muncul niat untuk mengundurkan diri dari perusahaan,tetapi terbentur masalah denda yang harus saya bayar jika keluar nantinya.Tentu tak sebanding dengan gaji yang telah kuterima selama ini.Apa boleh buat,semua keputusan harus saya terima dengan sabar.Cuti,mungkin obat mujarab menenangkan diri sejenak dari masalah ini,
tapi tentunya alasan untuk mengambil hak ini harus betul-betul masuk diakal.Berhubung saudaraku ada yang mau nikah maka,kuputuskan untuk menjadikannya sebagai tameng sementara untuk refresh sejenak. 4 hari!cukup?kurasa belum,kenyataannya 4 hari itu bukannya hari untuk refresh malah hari super sibuk dibandingkan hari kerja biasa,jam tidur hanya 3 jam untuk persiapan ini itu menyambut hari H.
Tibalah hari yang 'kunanti-nantikan',hari 1 penempatan di uker baru,meskipun bukan bertemu dengan wajah baru,karena kami semua saling mengenal satu sama lain.Hari pertama terasa begitu
lama terlewati,terlalu banyak pelayanan,terlalu banyak nasabah di setiap senin,terlau banyak omelan dari mereka,dan terlalu sedih hati ini ditempatkan disini.Akankah ku bisa betahan?pertanyaan ini yang selalu muncul didalam benakkku?Setiap kali tanya itu muncul,tiap itu pula hatiku berteriak:'hanya sampai disinikah kegigihanmu sobat?',dan tentu saja selalu akan kujawab dengan lantang: 'tidak' walau hanya dalam hati. Sehari telah terlewati,mempelajari tugas yang baru sangat menyita waktuku untuk meratapi nasib,dukungan dari rekan kerjalah penyemangat baru. 'Semua pasti akan kesini juga,hanya waktunya saja membedakan' kata rekan ku saat itu.Dua hari telah berlalu,mungkin karena keramahan rekan kerjalah yang membuatku melupakan masalah penempatan Malino.Toh,sekarang saya sudah disini,belajar menjadi pribadi yang kuat,lebih mandiri dan mungkin pantang menyerah.
Seminggu telah berlalu,pekerjaan yang dulunya masih selalu meminta petunjuk dari rekan kerja,sekarang sudah mulai lincah sendiri mengerjakannnya.Dua minggu,tiga minggu telah berlalu,hingga tak terasa sebulan.Bisa melewatinya juga,'ala bisa karena biasa','tak kenal maka tak sayang','jangan menyerah'.dan berbagai ungakapan peribahasa maupun judul lagu bisa direkatkan bersama kisahku ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun