Mohon tunggu...
Try Bowo Surya
Try Bowo Surya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Seorang mahasiswa semester 7 yang saat ini senang dalam menulis dan membuat cerita dari pengalaman selama tinggal di tanah rantauan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

KKN-Dik: Transformasi Pembelajaran Diferensiasi di ICC Al-Anshar Bahau, Malaysia

14 Januari 2024   22:21 Diperbarui: 14 Januari 2024   22:39 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bersama Mahasiswa KKN Dengan Peserta Didik ICC Al-Anshar Bahau

Bahau, Malaysia - Dalam era pendidikan yang terus berkembang, pengakuan akan perbedaan individual dalam kelas menjadi semakin penting. Hal ini sejalan dengan pemahaman bahwa setiap peserta didik memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda. Oleh karenanya perlu adanya metode pembelajaran yang mengutamakan pada pentingnya penguatan dan perkembangan individual anak dalam mengembangkan minat, bakat, dan potensinya. Harapannya pembelajaran diferensiasi dapat menjawab tantangan zaman dan keterbaharuan dalam mengajar peserta didik.

           

Program ini bernama KKN-Dik dilaksanakan oleh ALPTK PTMA (Asosiasi Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah) yang dibalut dalam KKN (Kuliah Kerja Nyata) Internasional yang tersebar diberbagai semenanjung Malaysia. Mahasiswa yang mengikuti KKN Internasional pada angkatan 5 ini berjumlah 107 mahasiswa  yang terdiri dari berbagai PTMA di seluruh Indonesia. Selain mahasiswa dosen turut serta mendampingi berjumlah sekitar 21 orang yang juga terdiri dari berbagai PTMA di Indonesia.

Tantangan, Permasalahan, dan Pentingnya Diferensiasi

Era pendidikan modern telah membawa tantangan baru. Setiap peserta didik membawa ke dalam kelasnya latar belakang, gaya belajar, dan tingkat kemampuan yang beragam. Adanya perbedaan dalam kecepatan pemahaman, minat, dan kecakapan peserta didik menuntut suatu metode pembelajaran yang lebih fleksibel dan responsif.

Pentingnya pembelajaran diferensiasi muncul sebagai jawaban terhadap kompleksitas ini. Metode ini memberikan pengajar dan peserta didik alat untuk menyesuaikan pendekatan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan masing-masing individu. Hal ini bukan hanya tentang memberikan pemahaman yang lebih baik, tetapi juga tentang membentuk peserta didik yang lebih mandiri, kreatif, dan mampu beradaptasi di dunia yang terus berubah.

Dalam pemberian metode atas solusi permasalahan di ICC Al-Anshar Bahau didasarkan pada kebutuhan peserta didik yang berbeda-beda, perbedaan kebutuhan ini memiliki rentang perbedaan yang sangat tajam. Berdasarkan observasi dan interaksi langsung kepada peserta didik di ICC Al-Anshar Bahau. Anak-anak yang bersekolah di ICC Al-Anshar Bahau merupakan anak-anak dengan rentang usia 7-12 tahun didapatkan dengan rincian sebagai berikut satu anak kelas I, tiga anak kelas II, dua anak kelas III. Peserta didik ini pada jam normal di jadwalkan datang pukul 14.00-18.00 Waktu Kuala Lumpur. Namun, dalam kegiatan KKN disana waktu belajar diubah menjadi pukul 10.00-17.00 Waktu Kuala Lumpur.

Proses Pembelajaran Diferensiasi di ICC Al-Anshar Bahau
Proses Pembelajaran Diferensiasi di ICC Al-Anshar Bahau

Berdasarkan fakta tersebut pemberian metode yang sesuai untuk menjawab kompleksitas permasalahan dan pemberian solusi terbaik bagi setiap peserta didik merupakan hal yang utama. Oleh karenanya perlu adanya transformasi pembelajaran yang mengarah kepada bimbingan secara individu setiap anak. Pembelajaran diferensiasi menjadi sangat sesuai dengan permasalahan yang dialami ICC Al-Anshar Bahau.

Pembelajaran diferensiasi menurut Tomlinson (dalam Suwartiningsih, 2021:82) merupakan pembelajaran yang menggabungkan semua perbedaan dalam upaya mendapatkan informasi, membuat ide dan mengekspresikan semua yang di pelajari. Dalam hal ini akan membentuk kelas yang beragam dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik dalam menciptakan, bereksperimen, dan berproses dalam pembelajaran. Dengan begitu belajar akan lebih efektif dan efisien.

Implementasi dan Dampak Pembelajaran Diferensiasi

ICC Al-Anshar memilih pembelajaran diferensiasi sebagai tonggak perubahan untuk meningkatkan kualitas pendidikan mereka. Implementasi metode ini melibatkan peserta KKN-Dik mengontrol 3 peserta didik, untuk pemberian materi yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dari sisi kepahaman pembelajaran. Selain itu untuk mendukung pembelajaran yang optimal diperlukan dalam mengatur ulang mata pelajaran berdasarkan pentingnya pemahaman calistung di ICC Al-Anshar Bahau. Pembelajaran diferensiasi di sini bukan hanya sekadar strategi, tetapi menjadi bagian integral dari budaya pendidikan, menciptakan lingkungan di mana setiap siswa dihargai dan didorong untuk mencapai potensinya maksimal.

Proses Pembelajaran: Belajar Sambil Bermain di ICC Al-Anshar Bahau
Proses Pembelajaran: Belajar Sambil Bermain di ICC Al-Anshar Bahau

Selama kegiatan KKN-Dik dilaksanakan dampak positif mulai terlihat. Siswa tidak hanya mencapai hasil akademis yang lebih baik, tetapi juga menunjukkan peningkatan dalam keterampilan sosial, kreativitas, dan rasa percaya diri. Guru juga melaporkan kepuasan dalam mengajar, merasa lebih terhubung dengan siswa mereka, dan mampu memberikan bimbingan yang lebih personal. Berdasarkan hasil penelitian yang melibatkan kelas non-formal dengan rentang usia 7-12 tahun di ICC Al-Anshar Bahau mencatat pencapaian luar biasa dalam berbagai aspek pembelajaran. Penghafalan lagu nasional, kreativitas anak-anak, pemahaman calistung, hafalan surah, dan kemampuan berhitung menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Dalam hal pemahaman calistung, hasil penelitian memperlihatkan bahwa sejumlah anak dapat membaca dengan lancar, sementara beberapa anak lebih memerlukan bimbingan ekstra dalam mengeja. Menulis juga menjadi fokus pembelajaran diferensiasi, dengan beberapa anak mampu menulis dengan rapi, sementara yang lain masih memerlukan lebih banyak latihan. Kemampuan berhitung siswa juga meningkat, dengan sebagian besar siswa mampu menjawab pertanyaan dengan benar.

Kreativitas anak-anak di ICC Al-Anshar Bahau menjadi poin luar biasa dalam penelitian ini. Mereka tidak hanya mampu mengikuti materi pelajaran dengan baik tetapi juga menunjukkan tingkat kreativitas yang tinggi. Guru hanya perlu memberikan sedikit pengarahan, dan hasilnya mencapai 100%. Keberhasilan ini mencerminkan bahwa pembelajaran diferensiasi bukan hanya tentang pemahaman materi, tetapi juga tentang memupuk kreativitas dan pemikiran kritis siswa.

Dalam pembelajaran agama, siswa di ICC Al-Anshar Bahau berhasil menghafal surah dengan tingkat keberhasilan mencapai 66% hingga 100%. Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, dan Al-Lahab dapat dihafal dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran diferensiasi tidak hanya berkutat pada mata pelajaran umum tetapi juga efektif dalam konteks pembelajaran agama.

Pembelajaran calistung menjadi sorotan dengan hasil yang mencapai 40% peningkatan. Ini menunjukkan bahwa, meskipun masih ada ruang untuk peningkatan, pembelajaran diferensiasi telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemajuan siswa dalam pemahaman mata pelajaran tersebut

Harapan Pembelajaran Diferensiasi di Indonesia dan Malaysia

Harapan ke depan ICC Al-Anshar dan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) sangatlah besar, terutama dalam menjadi pelopor dalam penerapan strategi pembelajaran diferensiasi di seluruh PTMA di Indonesia. Proyek ini diharapkan menjadi tonggak sejarah dalam dunia pendidikan Indonesia, menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan.

Langkah pertama yang diharapkan adalah menyebarluaskan hasil pembelajaran dan praktik terbaik yang telah berhasil diimplementasikan di ICC Al-Anshar. Dengan berbagi pengalaman, kurikulum, dan metode efektif, PTMA di seluruh Indonesia dapat dengan mudah mengadopsi pendekatan pembelajaran diferensiasi sesuai dengan konteks dan kebutuhan lokal mereka. Selain itu, diharapkan adanya kolaborasi lebih lanjut antara PTMA di Indonesia untuk saling mendukung dan memperkuat implementasi pembelajaran diferensiasi, pertukaran ide, pelatihan guru, dan kerja sama dalam penelitian pendidikan dapat menjadi kunci kesuksesan bersama dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih inklusif dan adaptif.

Para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dan lembaga pendidikan tinggi lainnya, diharapkan dapat memberikan dukungan yang kuat dalam mendorong adopsi pembelajaran diferensiasi sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional. Keberhasilan program ini akan memberikan dorongan positif bagi inovasi pendidikan di tingkat nasional, membuka pintu untuk transformasi yang lebih luas dalam mencetak generasi yang tangguh dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Melalui upaya bersama ini, ICC Al-Anshar dan PTMA berharap dapat menetapkan standar baru dalam pendidikan Indonesia. Menjadi pelopor dalam penerapan pembelajaran diferensiasi bukan hanya tentang menciptakan siswa yang lebih unggul secara akademis, tetapi juga tentang membentuk individu yang kreatif, adaptif, dan memiliki kemampuan untuk berkembang dalam masyarakat yang terus berubah. Harapan ini menciptakan visi akan pendidikan yang lebih inklusif, berfokus pada keunikan setiap siswa, dan membuka pintu kesuksesan bagi setiap anak di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun