Saya sedang berguru kepada Yalang cara mengumpulkan uang, yaitu menjadi orang yang pelit ! Ternyata ini adalah sesuatu yang menyiksa untuk dilakukan berhubung saya paling suka belanja dan makan. Saya berkorban mata dan mulut demi menambah angka-angka di buku tabungan.
Baru-baru ini, saya membutuhkan 2 benda, ehm…, tepatnya tak terlalu membutuhkan, tak ada ya tak masalah, tak ada juga masih ada yang lama, tapi…, saya ingin memilikinya. Agak malu untuk mangatakannya, maka saya beri inisial H dan S (jangan bayangkan yang bukan-bukan ya).
Tapi, masih ingat kan program saya untuk menjadi “pelit” ? Maka saya cepat-cepat melupakan 2 benda itu dan benar-benar lupa karena aktivitas saya yang sibuk minggu-minggu ini.
Pagi ini, seperti biasa, saya bangun tidur, sembahyang, bersih-bersih, makan pagi, mandi, lalu pergi kerja. Saat di jalan saya bosan, lalu bernyanyi-nyanyi. Saya menyadari, tak satu pun lirik yang saya ingat dengan baik. Kembali saya menginginkan salah satu dari benda itu. Tapi kembali teringat untuk menjadi pelit. Saya meratapi diri…
Sesampainya di kantor, saya mengumpat. Alas kaki saya kotor karena jalanan becek akibat hujan deras tadi malam. Sebelum saya masuk ke kantor, saya melihat ada sesuatu di atas meja saya. Pelan-pelan saya mendekat, sebuah bingkisan! juga sebuah catatan kecil “To Cia Yin, From Ur Frenz”.
Eh, apa ini? Kenapa tiba-tiba mendapat bingkisan? Saya buka bingkisan itu, tahu apa yang saya temui? Benda H dan S! Mbak Tri dan Cen Tze muncul menyanyikan lagu selamat ulang tahun dalam bahasa Korea. Saya pun lupa, karena ulang tahun saya sudah lama lewat. Saya… terharu…
Saya bertanya darimana mereka tahu saya menginginkan kedua benda itu, mereka menjawab, “Kami mendapat bisikan magis…”
Hal yang terlambat belum tentu tak akan terjadi. Tanpa kita sadari, pelan-pelan, hal itu sedang mendekati kita. Dan hasilnya… boleh lah… Program pelit telah didukung dengan baik, tapi saya pun belajar satu hal, menahan keinginan itu tak mudah. Tapi ketika mendapatkan keinginan itu, kita makin menambah keinginan-keinginan lain. Sekarang, saya memiliki keinginan lain, benda L dan B. Ayo siapa yang akan memberi bisikan magis? Hahahaha.
Eits, jangan mencontoh saya. Saya begitu serakah. Jangan menjadi orang yang memberi bisikan magis, tapi jadilah orang yang menerima bisikan magis. Belajar memberi akan membuat hati kita bahagia, karena…, kita melihat senyum bahagia dari orang yang menerima…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H