Mohon tunggu...
Yoshua Reynaldo
Yoshua Reynaldo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang : Kristen, Filsuf Stoa amatir, penikmat sejarah era tengah dan modern, dan manusia yang terbiasa menganalisis dan kritis pada banyak hal.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Kata Kasar Ahok Dibenci?

24 Maret 2016   09:02 Diperbarui: 24 Maret 2016   09:14 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Rasa malu mungkin adalah hal yang sangat erat dalam masyarakat Indonesia. Konteks sosial masyarakat asia, termasuk Indonesia yang memiliki esensi shame society masih memiliki fragmen-fragmennya di dalam masyarakat kota, dan lebih erat di daerah perdesaan. Uniknya, sekarang ada dua contoh pemimpin daerah terkenal  : Emil dan Ahok yang mengutilisasikan prinsip public shame di daerah metropolitan modern yang sudah mulai bermetamorfosis menjadi guilt-oriented society.

--

Sebelum membaca artikel ini, ada baiknya anda mengetahui apa itu shame society dan guilt society.

Shame Oriented Soceity adalah suatu strata sosial dimana rasa malu adalah kontrol sosial. Kontrol sosial yang ada dipusatkan pada menurunkan derajat kehormatan seseorang. Hal ini terjadi di Jepang, di mana orang yang melakukan public offense dipertontonkan secara umum sambil ditulis 'aku pembunuh', 'aku maling' di sampingnya. Contoh yang lain adalah pemasungan, public execution, topi sanbenito, topi 'dunce', dan lainnya. Shame society menitik beratkan pengucilan dan social bullying untuk mengontrol behaviour seseorang.

Public Insult dan polemik juga kerap digunakan. Hal ini tercatat contohnya dalam Alkitab, dimana Allah berpolemik dengan Israel (Yehezkiel), Yesus Kristus atau Isa Almasih berpolemik dengan Farisi di Injil, dan Paulus berpolemik dengan orang Kreta di Titus. Anda juga bisa lihat contoh sekuler pada sejarawan Tacitus, dimana Tacitus menghina Kekristenan dan Yudaisme, menyebut Yudaisme sebagai 'enemy to all human race' karena eksklusivitas mereka di era itu. 

Honor-based society seperti dunia zaman Alkitab dan mayoritas daerah timur era modern. Budaya yang paling dekat dengan itu kemungkinan adalah penggerebekan masal orang mesum dan dipertontonkan di publik dan kaos 'tahanan KPK'. Hal ini cocok dengan sistem kolektif timur yang mengendalikan perbuatan dengan prinsip menurunkan kehormatan atau menaikkan kehormatan, orang yang perbuatannya menyimpang diturunkan kehormatannya agar orang tidak mengikuti jejaknya dan dikucilkan agar mengubah perbuatannya. Welcoming back penjahat ke dalam society (bukan berempati dengan penjahat) akan membuat tatanan masyarakat menjadi kacau.

Sementara Guilt-Oriented Soceity adalah strata sosial dimana rasa bersalah dan standar etika personal menjadi metode untuk mengontrol behaviour seseorang. Yang ini simpel, karena sudah biasa kita lakukan. Jadi kita merasa bersalah karena memang perbuatan itu salah.

--

Ahok dan Walkot Bandung Emil adalah dua orang yang menggunakan cara ini. Perbedaannya, Emil lebih melakukan public shame yang berupa public execution, sedangkan Ahok lebih cenderung ke verbal attack. Entah mengapa Emil lebih disukai dengan public executionnya tapi Ahok lebih dikritik karena verbal abusenya?

Hal ini sebenarnya mungkin dapat terjawab dalam strata sosial timur pula. Orang timur (termasuk orang Tionghoa) mengedepankan personal honor (baca : PENCITRAAN PUBLIK), hal ini bisa dilihat pada cara beretika orang Jepang yang sangat ramah pada tamu yang konteksnya platonik pada orang asing, tetapi prinsip hidup mereka sangat rigid dan cenderung tidak menyukai outsiders. Bahkan pada era dahulu, Jepang sempat menjadi tipikal 'NAZI' di era perang dunia II, superioritas mereka bahkan masih tersisa hingga sekarang, meskipun ranah mereka sekarang adalah negara mereka sendiri. Tentu beberapa masyarakat Jakarta yang memang dasarnya ramah dan tidak suka menyerang orang secara verbal tidak akan suka dengan ini.

Tapi sebenarnya prinsip yang dilakukan Ahok dan Emil adalah sama : Public Shaming. Terlepas dari sadar atau tidaknya Ahok dan Emil melakukan public shame tersebut, kontrol sosial dimana Ahok menuduh seorang Ibu yang dia anggap maling di depan umum, guru honorer dibentak di depan umum adalah bentuk kontrol sosial yang dipelajari oleh ahli ilmu sosial di bagian belahan dunia timur. Ironi yang menurut saya paling berharga adalah pertentangan Ahok dengan orang fanatik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun