Mohon tunggu...
Angky Kartadimadja
Angky Kartadimadja Mohon Tunggu... -

TALK MORE DO LESS!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

That's Why We Should Thank to Ariel (?)

27 Agustus 2010   10:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:40 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Rekan2, beberapa bulan saya terakhir mendapat beberapa kiriman surat misterius yang sampai tanpa perangko juga tanpa kaleng.
Pengirim suratnya mengaku bahwa ia adalah cucu saya di masa depan..
Jadi, kapasitas saya dalam tulisan ini adalah sebagai penulis ulang dan penyampai kabar pada kalian para pembaca.
....
BERIKUT ISI SALAH SATU SURATNYA:
________________________________________________________________________________________
Jakarta, 6 Juni 2066
Halloo Engkong Sotong?
Apa kabar?
Semoga baik-baik aja. Entong dan keluarga di sini baik-baik aja, semua sehat semua makmur.
....
Mau cerita kong, jadi tahun ini udah terpilih Presiden Indonesia yang baru.
Hebat deh kong, enggak kaya jaman Engkong dulu yang kalo mau jadi Presiden mesti nyiapin kalimat-kalimat menjual yang selalu membawa-bawa rakyat, kalimat-kalimat yang menjajikan pemerintahan yang berhati nurani, atau sekedar mengganti lirik lagu Indomie (mie instan asli Indonesia ini udah jadi produk global sekaligus mengakuisisi gerai McDonald di seluruh dunia, bayangin kong Warkop sekarang ada dimana2, asik kan?).
Aduh lupa, balik lagi ke kampanye Presiden, dia ternyata punya kalimat jitu yang membuat masyarakat simpati kepadanya. “Berantas Kemunafikan”itu kalimat yang ternyata bener-bener dalem artinya.
...
Si Presiden berhasil mengubah pola pikir kita loh kong! Pernah ada koruptor yang tertangkap tangan melakukan money laundering, lalu terjadi demonstrasi dimana-mana karena Polisi urung melakukan penangkapan sebab dianggap tak cukup bukti (di jaman secanggih ini polisi masih butut IT-nya), Presiden diminta turun tangan menengahi masalah ini.
Di hari itu juga, dengan yakin dia melakukan pidato kepresidenan dengan membawa sebuah cermin dua sisi dan berucap: “Jangan Munafik Deh!”.
Dengan begitu semua demonstran bubar seketika!
Pidato paling singkat dan dianggap paling solutif sepanjang sejarah Indonesia.
Dan menginspirasi pemimpin-pemimpin dunia lainnya.
...
Media-media asing pun ikut memberitakan kesuksesan sang Presiden ini.
Majalah Times menuduhnya sebagai orang paling berpengaruh di Dunia, majalah Forbes menganggapnya manusia setengah dewa, bahkan menjaditrending topic berbulan-bulan di Twitter (Social Media yang dianggap paling tua di jaman ini).
Namun artikel paling menarik datang dari harian Lampu Merah.
Harian yang semenjak dipimpin oleh Karni Ohyes berhasil mengubah citra dari pemberita kriminal dan sex menjadi Harian yang paling Aktual, Tajam, dan itu saja.
Artikel itu mengupas tuntas sejarah Indonesia dari zaman reformasi hingga menjadi negeri paling aman dan tentram di dunia saat ini.
Sebuah statement singkat yang patut di garis bawahi, dilingkari, dan di-stabilo adalah “Kita patut berterimakasih pada Nazril Irham”.
...
Siapa dia? Ternyata dia dulunya seorang vokalis band ternama, berkat aksinya dalam video mesum bersama rekan sejawatnya, namanya melambung tinggi hingga ke awang-awang.
Sejak videonya beredar, pro dan kontra terjadi.
Masyarakat sempat sangat membencinya dan menganggapnya penjahat kelamin, namun belakangan masyarakat menaruh simpati padanya.
Beberapa statement paling populer di masyarakat diantaranya:
“Kasian karir dia dan bandnya hancur”, “Ga ada manusia yang sempurnya kok”, “Ah ga usah pada munafik deh lo”, yang terakhir adalah yang paling mengena yang membuat diam semua orang yang mengecamnya.
Ariel (panggilan sayang Nazril Irham) memang tetap dipenjara, namun masyarakat berbalik mencintainya.
...
Peristiwa itulah yang dianggap sebagai tonggak perubahan menyeluruh di segala sendi kehidupan masyarakat Indonesia.
Polisi jadi jarang menilang pengendara motor meski di akhir bulan, Miyabi akhirnya main film di Indonesia, video mesum artis dijadikan teaser sebelum film yang dibintanginya rilis ke layar lebar, Menteri agama diperbolehkan membawa semua keluarganya naik haji, Dana Aspirasi sebesar 15 Milyar per Anggota DPR diloloskan Presiden, hingga FPI yang bubar dengan sendirinya.
Tapi yang paling hebat adalah pergantian kepanjangan KPK dari “Komisi Pemberantasan Korupsi” menjadi “Komisi Pemberantasan Kemunafikan”.
...
Pekerjaan KPK berubah jadi malah mengusut anggota-anggota dewan yang menolak uang suap, menangkapi demonstran-demonstran yang berdemo di depan Gubernur yang korup, menindak petugas-petugas bea cukai yang menyulitkan importir, hingga yang paling ekstrim adalah membuat divisi khusus Penembak Misterius (disingkat: Petrus).
Petrus melakukan aksinya terhadap orang-orang atau ormas-ormas yang dianggap mengancam kembali lahirnya kemunafikan.
Sedemikian Impresif kinerja KPK hingga diakui sebagai lembaga paling menjamin keamanan dan ketentraman di Indonesia.
Yang bahkan tak bisa dilakukan TNI, Polisi, dan Kejaksaan.
...
Hebat ya kong seorang Ariel?
Seorang diri mengubah Indonesia dari balik jeruji besi.
Engkong mestinya bangga pernah hidup di zaman keemasan band-nya.
Sekarang namanya masuk buku sejarah SD dan dianggap salah satu pemikir revolusioner abad millenium.
Patungnya yang sedang mengenakan tank top sambil memegang mikrofon pun dibangun menggantikan patung Soekarno-Hatta di Cengkareng.
Patung kedua proklamator yang emang udah salah pas membangunnya, masa menghadapnya ke arah orang yang datang ke bandara? Bukan sebaliknya?
Harusnya kan orang-orang yang datang ke Indonesia harus tau siapa mereka ketika pertamakali keluar Bandara, bukan pas mau pergi mereka baru dikenalin siapa proklamator Indonesia.
Patung Ariel tentu tidak mengulang kesalahan itu.
...
Udah ya kong suratnya, nanti Entong bakal kirim surat kalo ada yang seru-seru lagi.
Oiya sampe lupa ngasi tau, Presiden Indonesia sekarang namanya : ALLEA ANATA
...
Salam.
...
...
Entong
Cucumu.
...
Nb: Semoga nenek Entong tetep mau menikahi Engkong.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun