PAGI belumlah begitu terang hari itu, Rabu (1/8/2018). Matahari masih mengintip setengah dan angkutan umum yang melintas di sekitaran kecamatan Parapat, Simalungun, masih bisa dihitung dengan jari. Angin pantai yang berhembus cukup kencang membuat cuaca yang sehari-hari sudah dingin, semakin dingin.
Di tengah suasana pagi tersebut, persis di bawah beberapa tenda yang masing-masingnya berukuran 2 x 2 meter, berdiri sekitar 40-an warga. Sebagian dari mereka tampak saling berhadapan, merapikan dan mencocokkan pakaian yang mereka kenakan. Ada yang memperbaiki letak ulos (kain tradisional Batak), ada yang melipat selendang, dan lain sebagainya.
Ke-40 warga tersebut adalah para penari yang membawakan tor-tor (tarian) Haroan Bolon, sebuah tarian kolosal khas dari suku Simalungun. Tor-tor inilah menyambut kirab obor AsianGames 2018 di kawasan Pantai Bebas Parapat, kawasan Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Rabu (1/8/2018).
Mereka (para penari) tak menunggu lama untuk tampil. Di tengah sekitar 8.000 warga yang hadir dan melambaikan bendera menyambut iring-ringan kirab obor AsianGames2018 dari Rumah Pengasingan Bung Karno, para penari menampilkan persembahan terbaiknya. Gerakan jari, kaki dan telapak kaki, punggung dan bahu yang seirama dengan irama gondang (gendang) membuat pengunjung berdecak kagum. Sesekali tepuk tangan membahana.
Tentu, ada alasan kuat mengapa tor-tor Haroan Bolon yang dipilih Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Simalungun untuk memeriahkan kirab obor AsianGames2018. Alasannya adalah, filosofi yang ada di balik tor-tor Haroan Bolon. Â Secara harafiah, Haroan Bolon berarti kerja bersama. Tor-tor tersebut menceritakan tentang aktivitas kerja di sawah, mulai dari pembibitan, menanam benih, perawatan, panen hingga proses menumbuk padi menjadi beras. Artinya, dalam mengerjakan segala sesuatu pekerjaan dilaksanakan dengan gotong royong. Gotong royong inilah yang menjadi semangat dalam tor-tor tersebut.
Semangat gotong royong ini juga yang menjadi tema utama bagi masyarakat Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, menyambut kirab obor AsianGames2018. Kepala Seksi Kesenian Disbudpar Simalungun, Riten Sipayung yang bertemu dengan saya di sela-sela acara kirab di tepian Danau Toba, Simalungun, bercerita, pariwisata Danau Toba mengharapkan berkah dari disinggahinya danau vulkanik terbesar di dunia itu sebagai salah satu daerah kirab obor api AsianGames2018.Â
Hal ini dikarenakan pariwisata setempat sempat mengalami perlambatan menyusul kecelakaan tenggelamnya Kapal Motor (KM) Sinar Bangun tanggal 18 Juni 2018 lalu. Dalam tragedi tersebut, sebanyak 18 penumpang selamat, tiga penumpang ditemukan meninggal dunia, dan lebih dari 180 penumpang dinyatakan hilang.
Bagi Pemkab Simalungun dan warga Simalungun, disinggahinya Danau Toba di Kabupaten Simalungun sebagai daerah penyelenggara kirab obor AsianGames2018 menjadi momen untuk memperkenalkan kembali danau terbesar di Indonesia itu sebagai tujuan wisata potensial yang aman, indah, dan menarik.
"Kami ingin mereka (wisatawan) dari manapun datangnya, baik dari luar negeri maupun dari luar Sumatera Utara tahu bahwa kita terbuka. Terlebih lagi pelaksanaan kirab obor di sini berlangsung aman, tertib, dan sukses. Kami selaku tuan rumah siap membantu dan melayani semua wisatawan dengan sebaik-baiknya," katanya.
Riten bercerita, sebagai salah satu tuan rumah kirab obor AsianGames2018, pihaknya bertanggungjawab untuk mencapai sukses ganda yakni sukses pelaksanaan AsianGames2018 dan sukses memulihkan pariwisata Danau Toba. Untuk mendukung sukses tersebut, maka filosofi tor-tor Haroan Bolon menjadi semangat yang terus dipegang oleh warga Simalungun.
![ARTIS Olivia Zalianty memegang obor Asian Games 2018 di Pantai Bebas Parapat, Danau Toba, Simalungun, Rabu (1/8/2018). (Foto: Pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/08/15/whatsapp-image-2018-08-15-at-10-31-10-5b741e6bc112fe7800727347.jpeg?t=o&v=770)
Tor-tor Haroan Bolon juga mewakili perasaan masyarakat Simalungun terhadap perhelatan AsianGames2018. Riten menyatakan, meski kabupaten Simalungun hanya kebagian kirab obor semata, namun ajang Asian Games secara keseluruhan turut dirasakan oleh masyarakat Simalungun. Palembang dan Jakarta adalah Indonesia, sama halnya dengan Simalungun yang menjadi bagian dari Indonesia. Artinya, apa yang terjadi di Palembang dan Jakarta, maka warga Simalungun juga ikut merasakan.
Selain Simalungun, ada enam daerah tingkat II lainnya di Sumatera Utara yang berpartisipasi dalam kirab obor AsianGames2018 selama dua hari yakni Selasa dan Rabu (31 Juli dan 1 Agustus 2018). Enam daerah tersebut adalah kabupaten Deliserdang, kabupaten Serdang bedagai, kota Tebing Tinggi, kota Pematangsiantar, kabupaten Toba Samosir dan kabupaten Tapanuli Utara.
Di Bandara Kualanamu, kabupaten Deliserdang, api obor AsianGames2018 yang masih disimpan dalam tinder box pertama kali disambut, Selasa sore (31/7/2018). Setelah itu api obor AsianGames2018 tersebut diarak melewati kabupaten Serdang Bedagai, kota Tebing Tinggi dan kota Pematangsiantar, sebelum akhirnya sampai di Parapat, kabupaten Simalungun.
Malam hari, sesampainya di Parapat, api obor AsianGames2018 diinapkan di Rumah Pengasingan Soekarno. Lalu keesokan paginya, Rabu (1/8/2018), dengan berlari sejauh 7,4 kilometer, obor AsianGames2018 menuju Pantai Bebas Parapat, Danau Toba.
![MANTAN atlet pencak silat Sumut, Dahliana (kiri) menerima obor Asian Games 2018 dari Kapolda Sumut, Irjen Paulus Waterpaw di Pantai Bebas Parapat, Danau Toba, Simalungun, Rabu (1/8/2018). (Foto: Pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/08/15/whatsapp-image-2018-08-01-at-07-20-55-5b741ed46ddcae29f91c5657.jpeg?t=o&v=770)
Keriuhan warga semakin terasa ketika putra daerah kabupaten Simalugun, Irjen Pol. Alberto P. Simanjuntak yang juga Deputi IV BIN menerima obor AsianGames2018 dari Kapolsek Simalungun, AKBP Marudut Liberty Panjaitan dan memberikannya kepada Bupati Simalungun, JR Saragih. Bupati, JR Saragih pun selanjutnya menyulut api obor AsianGames 2018 di mini kaldron dengan terus diiringi tor-tor Haroan Bolon. Tak hanya tor-tor Haroan Bolon, tor-tor khas Simalungun lainnya, "Dihar" juga ikut mengiringi di momen bersejarah tersebut.
![RIBUAN warga menyambut kirab obor Asian Games 2018 di Pantai Bebas Parapat, Danau Toba, Simalungun, Rabu (1/8/2018).(Foto: Pribadi)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/08/15/whatsapp-image-2018-08-15-at-10-31-14-5b741f22aeebe1773f395674.jpeg?t=o&v=770)
Sesampainya di Balige, tepatnya di Kantor Telkom, api obor AsianGames2018 diterima  langsung oleh Wakil Bupati Tobasa, Hulman Sitorus dan diberikan kepada para touch bearer (pelari) dan selanjutnya dibawa berlari menuju menuju Pantai Lumban Bulbul, Balige. Di Pantai Lumban Bulbul ini, api obor AsianGames2018 diterima oleh Pj Gubernur Sumut, Eko Subowo dan langsung dihidupkan di mini kaldron.
Di Pantai Lumban Bulbul, rombongan kirab obor AsianGames2018 disambut dengan perhelatan kungfu Nagasakti, tarian khas adat Batak Tor-tor Situtur Sanggul Toba dan Tari Kipas yang dipersembahkan siswa SMA Negeri 2 Balige.
Siang harinya, api obor Asian Games 2018 diarak menuju bandara Silangit di kabupaten Tapanuli Utara. Di bandara Silangit, Â rombongan disambut tor-tor dan gondang Batak Toba. Dari bandara terbesar kedua di Sumatera Utara ini, api obor Asian Games 2018 dibawa menuju kota Pekanbaru, riau menggunakan pesawat Hercules milik TNI.
Terima kasih obor AsianGames2018 telah singgah di beberapa daerah di Sumatera Utara. Meskipun tidak seluruh daerah disinggahi, tapi seluruh komponen masyarakat Sumatera Utara harus terlibat dalam dukung bersama AsianGames2018. Caranya adalah menjadikan daerah yang dilintasi kirab obor AsianGames2018 sebagai motivasi untuk meningkatkan prestasi di berbagai bidang.
Kepada atlet-atlet Sumatera Utara yang membela Indonesia di AsianGames2018, berjuanglah dengan penuh semangat dan pantang menyerah. Ayo, UntukmuIndonesiaku, berikan yang terbaik. Sedangkan kepada atlet muda yang sedang berlatih di manapun berada, semangatlah berlatih. Jika saat ini kalian belum berkesempatan tampil di AsianGames2018, berlatihlah terus agar bisa ditampil di Asian Games berikutnya.(*)