Bulu tangkis atau badminton adalah olah raga yang sudah popular di Indonesia. Dan prestasi para atlit Indonesia pun sangat membanggakan. Sebut saja beberapa nama seperti Rudy Hartono, Liem Swie King, Alan Budi Kusuma, Haryanto Arbi, dan Taufik Hidayat. Kelima nama itu prestasinya sudah diakui dunia. Bahkan nama Rudy Hartono sempat tercatat di Guinness Book of World Records sebagai pemegang rekor All-England karena sempat meraih juara sebanyak delapan kali.
Era kejayaan prestasi bulu tangkis Indonesia dimulai sekitar tahun 1960 s/d 1970. Pada tahun 1980 China muncul sebagai saingan Indonesia. Dan tahun 1990 s/d 2000 Indonesia bangkit lagi dengan prestasinya meraih medali di Olimpiade Barcelona (1992). Jika dilihat dari tiap dasa warsa tim Indonesia memang mengalami pasang surut prestasi, di samping negara-negara lain pun prestasinya tidak bisa dianggap remeh.
Dari tahun 2000-an hingga sekarang nampaknya Indonesia tidak mampu lagi mempertahankan tradisi sebagai raja bulu tangkis di tingkat Internasional. Piala Thomas, Piala Uber dan Piala All England tak pernah dipegang lagi oleh Indonesia.
Bulu Tangkis Tingkat RT
Merasa prihatin akan prestasi bulu tangkis Indonesia yang sedang mengalami masa surut ini, maka sebagian dari kami warga RT 15 RW 09 Desa Sarirejo, Kecamatan Kaliwungu-Kabupaten Kendal mencoba untuk melestarikan cabang olah raga ini. Di tengah-tengah derasnya pengaruh perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi yang mewabah mulai tingkat anak-anak hingga orang dewasa.
Warga akhirnya sepakat untuk membangun lapangan bulu tangkis, walau belum merupakan lapangan selevel GOR yang dibangun oleh pemerintah. Namun tekad dan semangat warga tetap menyala. Saat ini tiap malam sering digelar latihan bersama, baik sesama warga yang masih dalam lingkungan RT maupun beda RT.
1. Sejarah Bulu Tangkis di Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H