Dulu ketika saya masih SMP dan SMA pelajaran mengarang diberikan di kurikulum bahasa Indonesia. Ya, mengarang kata sebagian orang itu gampang. Tetapi sekarang saya baru merasa ketika gabung di Kompasiana. Ternyata tak semudah yang saya bayangkan. Di sini penulis banyak menemui kendala pada saat awal bergabung menjadi kompasianer. Pada saat menjadi murid di sekolah diajarkan bagaimana mengarang dengan baik. Yaitu dengan membuat kerangka karangan, menulisan pokok pikiran dalam tiap alinea. Tetapi dengan cara itu penulis malah merasa ribet dan terbebani seolah mengarang menjadi sulit. Teori mengarang memang ada dua sejauh yang penulis tahu, yaitu free writing dan mengarang dengan terlebih dahulu membuat kerangka karangan.
Seiring berjalannya waktu penulis merasa nyaman dengan teknik free writing. Dengan cara ini penulis merasa bebas dan lancar dalam melakukan penulisan. Tidak merasa kaku dengan kerangka karangan dan pokok-pokok pemikiran per alinea. Walau teknik ini juga ada kekurangan yaitu masih dibutuhkan proses editing untuk penyempurnaannya. Namun penulis merasa masing-masing orang memiliki talenta sendiri-sendiri di dalam dunia tulis menulis. Mau pakai cara yang apa, yang penting hasil karya tulis dapat dinikmati dan dibaca tanpa ada salah pemahaman.
Kembali ke pelajaran mengarang di sekolah jadi ingat masa-masa lucu. Kalau ada pelajaran mengarang, apalagi mengarang bebas pasti judulnya seputar "Berlibur di rumah nenek" atau kalau tidak "Pamanku mengajak aku pergi tamasya". Yah, bentuk mengarang bebas yang paling mudah. Tapi giliran diminta menulis karangan yang berbau isu lingkungan atau isu pengangguran jadi merasa blank sama sekali. Tidak ada ide, bahkan kertas folio masih putih bersih tidak ada goresan tinta sedikit pun.
Belajar menulis memang butuh pengalaman dan imajinasi. Kalau pun bisa menulis hendaknya menulis dengan alur yang jelas. Tidak bertele-tele dan terkesan muter-muter gak jelas tidak ketemu ide atau pokok pemikiran dari tulisan yang sudah ditulis. Jadi ternyata menulis tidak gampang. Di samping itu menulis kadang mudah terjebak oleh kalimat majemuk yang terlalu panjang dan tidak efektif. Makanya dalam teori free writing masih perlu adanya proses editing sehingga kita perlu memangkas tulisan-tulisan yang kurang efektif.
Padahal pada jaman sekolah ada jenis karangan yang berbau argumentasi, deskripsi, narasi, eksposisi, dan persuasi. Tapi ketika menulis di Kompasiana seolah-olah teori itu hilang musnah tanpa bekas. Menulis asal menulis sehingga ada label tulisan masih berbau ecek-ecek atau abal-abal. Hehehehe..........
Jadi menyesal sekarang. Makanya di era informasi saat ini kegiatan tulis menulis masih saja tetap dibutuhkan. Walaupun jaman akan bergeser ke era paperless seiring berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi. Menulis tidak hanya di atas kertas, tetapi sudah di layar komputer atau di layar kristal dari berbagai gadget yang kita miliki dari mulai smartphone sampai ke tablet PC.
Untuk generasi sekarang murid sekolah tidak asing dengan yang namanya facebook, blog, maupun tweeter. Anak remaja sekarang berbeda jaman dengan yang saya alami ketika duduk di bangku SMP dan SMA. Mereka sudah masuk ke dalam kemajuan teknologi informasi. Sehingga kegiatan tulis menulis tidak hanya dapat disalurkan di majalah dinding, tetapi malah tersalur di facebook atau blog yang memang sudah menawarkan fitur-fitur multimedia.
Untuk mendukung kampanye intenet positif, penulis merasa sangat bermanfaat sekali jika mulai sejak dini murid sekolah dikenalkan dengan hobi blogging di dunia maya. Mereka perlu dilatih untuk menulis dengan kemampuan mereka agar dapat menggunakan teknologi informasi secara positif. Menulis atau mengarang yang selanjutnya ditempel di mading atau membuat kliping dari surat kabar mungkin memang masih perlu tetapi media baru di dunia maya juga paling tidak perlu dikenalkan kepada anak didik sehingga mereka mempunyai banyak alternatif untuk menyalurkan hobinya. JIka ia memang memiliki bakat di bidang tulis menulis mengapa tidak ?
Mari menulis. Menulis itu sehat. Dengan menulis Anda menjadi dikenal siapa Anda. Dan seperti apa tulisan Anda. Paling tidak orang dapat mengenali siapa Anda dari tulisan yang pernah Anda buat. Salam....:D
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H