Mohon tunggu...
Taufik Mahlan
Taufik Mahlan Mohon Tunggu... profesional -

64 th.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Polisi dan Wartawan Harus Baca Novel Millenium

16 November 2010   01:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:34 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1289871181387721577

Stieg Larsson menulis novel trilogi Millenium, menyerahkannya kepada penerbit, lalu ia tewas (usianya baru 50, mungkin karena serangan jantung). Tiga novel itu berjudul The Girl with the Dragon Tattoo, The Girl who Played with Fire, dan The Girl who Kicked the Hornets’ Nest. Tokoh utamanya (The Girl) bernama Lisbeth Salander, seorang perempuan yang secara resmi dinyatakan oleh negaranya (Swedia) sebagai bermasalah sejak kanak-kanak.

Si anak bermasalah ini memang menjalani hidupnya dengan banyak masalah, tetapi juga tumbuh menjadi seorang hacker bermental baja, mempunyai moralitas sendiri, introvert, dan anggota komunitas hacker internasional yang ekslusif (anggotanya kurang dari selusin, saling bantu, saling bayar bila ada pekerjaan yang menguntungkan). Lisbeth digambarkan sebagai seorang penggila matematik yang bisa membuktikan teori Fermat (tak ada bilangan bulat yang memenuhi persamaan a3+b3=c3).

Tokoh kedua dalam novel ini adalah seorang laki-laki paruh baya, Mikael Blomkvist, wartawan keuangan, pendiri dan penerbit majalah bulanan Millenium (yang menjadi nama trilogi ini). Dilihat dari kacamata Lisbeth Salander, Blomkvist adalah seorang yang cerdas, tapi naif, keras kepala, dan “bajingan”. Soalnya Salander jatuh cinta kepada Blomkvist, tapi Blomkvist gak nyadar, dan terus saja memacari Erika Berger, chief editor Millenium. Blomkvist memang mata keranjang dan memacari semua tokoh perempuan yang terkait dengannya sepanjang cerita ini. Blomkvist seorang duda (punya seorang anak perempuan yang menanjak dewasa) yang diceraikan istrinyakarena terpikat Erika Berger yang sudah bersuami. Erika pacaran dengan Blomkvist dengan sepengetahuan suaminya, seorang profesor seni, yang memaklumi kondisi Erika yang memiliki cinta yang bercabang.

Plot trilogi ini amat rumit, dan daya pikatnya ada pada detil.

Tiap bab dibagi dalam sub bab yang bertanggal. Setiap tokoh memiliki gambaran latar belakang dan pekerjaan yang jelas, baik digambarkan melalui dialog maupun flashback. Dan tokohnya banyak sekali. Semuanya hidup, semuanya memiliki peran yang logis. Tak ada jalan pintas dalam alur cerita.

Setting utamanya di Swedia, Stockholm dan sekitarnya. Ada gambaran sejarah politik Swedia, hubungannya dengan negara sekitar Eropa pada kurun waktu keruntuhan Uni Soviet. Ceritanya, Lisbeth Salander adalah korban kebijakan polisi rahasia Swedia (Sapo), karena Sapo ingin menyembunyikan pembelotan Zalachenko, seorang agen Uni Soviet, yang tak lain adalah ayah dari Lisbeth. Lisbeth adalah anak Zalachenko dari istri barunya di Swedia, ketika ia sudah membelot ke Swedia.

Pemerintah Swedia mengambil keuntungan dari informasi yang diperoleh dari Zalachenko, dan Zalachenko ditangani oleh sekelompok orang dalam Sapo, yang juga bekerja secara rahasia. Konon, penanganan Zalachenko ini mejadi skandal, melanggar undang-undang Swedia, terlebih ketika Uni Soviet runtuh, dan informasi Zalachenko menjadi tidak relevan lagi. Keadaan tambah ribet karena Zalachenko memiliki perangai yang buruk, menyiksa istrinya (ibu dari Lisbeth), dan kerap membuat Sapo kewalahan kalau ia sedang mabuk di bar, karena dapat membongkar kerahasiaannya sebagai pembelot. Bertambah buruk ketika Zalachenko menjadi pebisnis memperdagangkanperempuan dari Eropa Timur.

Pada usia 12 tahun, Lisbeth menyerang Zalachenko dengan bom molotov ketika ayahnya berada dalam mobil, karenamarah mengetahui ibunya disiksa sampai harus dirawat di rumah sakit, dan menjadi cacat. Sapo tidak suka bila Zalachenko diganggu anak kecil yang beringas, karena waktu itu info dari Zalachenko masih sangat berharga. Anak kecil pengganggu ini, Lisbeth Salander,kemudian dijebloskan ke rumah sakit jiwa dengan alasan palsu.Skandal lagi.

Trilogi pertama, The Girl with the Dragon Tattoo, waktunya pada kurun usia Lisbeth 20 tahunan. Ia sudah jadi hacker, bertatoo di punggungnya, bekerja serabutan, berada dalam perwalian seorang pengacara yang baik, Holger Palmgren. Palmgren merekomendasikan Lisbeth kepada Armanski agar dapat dipekerjakan pada perusahaan keamanan (Milton Security) milik Armanski. Armanski tidak terkesan dengan penampilan seorang perempuan muda ceking yang cuek dan tak mengenal basa-basi. Tetapi kemudian kagum dengan kemampuannya dalam meriset latar belakang seseorang. Hacker gitu loh. Tapi Lisbeth menyembunyikan kepintarannya sebagai hacker dari semua orang.

Sementara itu Blomkvist kesandung kasus pencemaran nama baik seorang taipan industri, Wennerstrom, karena ia merahasiakan sumber informasinya sehinggatidak dapat menunjukkan bukti. Ia harus cuti dari Millenium dan masuk penjara selama tiga bulan. Agar Millenium dapat memperbaiki citranya setelah kalah di pengadilan, Blomkvist bermaksud mengasingkan diri beberapa waktu. Ndilalah ia disewa seorang industrialist di Hedestad, Henrik Vanger, untuk menyelidiki misteri hilangnya seorang calon pewaris kerajaan bisnis Vanger Industry. Blomkvist tidak tertarik menjadi detektif, tetapi tertarik dengan janji Henrik untuk memberikan datakecurangan Wennerstrom yang baru saja mengalahkan Blomkvist di pengadilan. Ketemu Lisbeth, Blomkvist yang bukan detektif itu dapat memecahkan misteri, membongkar kejahatan akibat kelainan jiwa adik Henrik, sekaligus menghancurkan Wennerstrom. Jauh dari Erika, Blomkvist memacari Lisbeth. Lisbeth sungguh-sungguh, Blomkvist tidak. Lisbeth sakit hati. Pada buku pertama ini peran polisi tidak menonjol. Peran wartawan dalam kehidupan masyarakat Swedia tergambar.

Trilogi kedua, The Girl who Played with Fire, melibatkan Jaksa Penuntut Umum (di Swedia merupakan atasan polisi),polisi (yang baik maupun yang buruk), dan wartawan. Millenium berencana menurunkan berita mengenaiperdagangan perempuan, dan Blomkvist akan menerbitkan buku dengan topik yang sama. Riset berita dikerjakan oleh seorang wartawan yang disewa Millenium selama semusim, Dag Svensson, yang kebetulan memiliki tunangan seorang calon doktor sosiologi, Mia Johansson, yang sedang menyusun desertasi mengenai subyek yang sama.

Suatu malam, Dag dan Mia ditemukan tewas ditembak di apartemen Dag. Senjata pembunuh, sebuah pistol, ditemukan di tangga apartemen, diketahui milik advokat Bjurman, wali dari Lisbeth Salander, yang menggantikan Holger Palmgren yang terkena stroke. Pada senjata ditemukan sidik jari Lisbeth. Tak lama kemudian Bjurman juga ditemukan tewas di rumahnya. Tak pelak semua orang menyangka Lisbeth sebagai pembunuhnya.

Lisbeth dikejar polisi dan si pembunuh asli.

Polisi terlibat. Bagian ini yang mendorong saya membuat judul seperti di atas. Terjadi proses penyelidikan yang rumit dan tak mengenal lelah, dengan interaksi antara polisi, penuntut umum, wartawan dan pihak-pihak lain yang kadang menjengkelkan.

Teleborian, psikiater yang jahat; Bjurman, advokat bodoh yang gila sex; Bublanski, polisi gendut yang rasional; Sonja Modig, polwan asisten Bublanski yang cerdas dan teliti; Dragan Armanski, boss Milton Security yang tak pernah menyangkal bukti tapi tak percaya Lisbeth adalah pembunuh. Dan banyak lagi tokoh yang karakternya tergambar bagi pembaca sambil jalan sepanjang novel.

Buku kedua berakhir dengan Lisbeth terbaring tak berdaya di kediaman Zalachenko, kepalanya terluka parah kena tembak kaliber 22.

Buku ketiga dimulai dengan penemuan Lisbeth yang sedang terkapar oleh Blomkvist. Penggambaran proses pertolongan Lisbeth oleh dokter gawat darurat (Dr. Jonasson) juga sangat menawan. Digambarkan Jonasson sampai harus minta pertolongan Profesor Frank Ellis, seorang ahli bedah otak dari Amerika yang kebetulan sedang memberikan seminar di Goteborg. Dedikasi para dokter dan perawat ini sangat mengharukan, dan tidak terganggu dengan kenyataan bahwa Lisbeth Salander adalah tersangka pembunuhan yang sedang dicari diseluruh Swedia.

Ini fiksi yang sangat rinci mengenai latar belakang tokohnya dan waktu. Saya kira termasuk kategori thriller. Tapi tampaknya lebih menyerupai gabungan buku harian setiap tokohnya yang diedit menjadi tulisan dengan bahasa yang sangat baik (diterjemahkan dari bahasa Swedia ke bahasa Inggris oleh Reg Keeland).

Wartawan dan polisi di negeri kita ini seharusnya seperti wartawan dan polisi dalam novel ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun