Kompas tanggal 24 September 2010, halaman 14, tulisan Yuni Ekawati, judulnya Memperkuat Sistem Katup Gas. Judul dan isi artikel gak nyambung, karena katup tak diapa-apakan. Yang dibahas adalah karet penyekat atau seal yang sudah banyak orang menuduhnya sebagai biang kerok kecelakaan elpiji akhir-akhir ini.
Tulisan Yuni itu bersumber dari Kepala Pusat Audit Teknologi BPPT.
Singkatnya, seal model lama kurang baik, dan akan dimodifikasi atau dirubah menjadi seperti gambar berikut ini (modifikasi-I dan Modifikasi-II).
Saya berpendapat ke-dua modifikasi ini tidak perlu, untuk tidak mengataannya salah.
Modifikasi-I membuat harga seal menjadi lebih mahal.
Modifikasi-II: selain membuat seal lebih mahal lagi, juga katup mengalami perubahan pada mulutnya.
Baik modifikasi-I maupun modifikasi-II adalah cari-cari kerjaan, karena tidak menambah baik keadaan.
Modifikasi-I bahkan menambah rawan keadaan.
Seal  yang ada sekarang, seal lama,  kalau materialnya baik, memiliki karakteristik self-sealing, atau pressure assisted sealing. Gak usah banyak bicara, lihat saja gambar berikut ini.
Berikut ini gambar yang diperbesar bila digunakan seal hasil modifikasi-I.
Saya tak dapat menunjukkan kebaikan seal modifikasi-I ini dibandingkan dengan seal lama. Kalau ada yang dapat menunjukkannya, tolong ditulis di sini, dong.
Tampaknya malah lebih mudah bagi uap elpiji untuk menerobos ke luar melalui bibir seal.
Modifikasi-II? Yang ini mengadopsi seal lama pada bagian bawah, menambah persoalan di bagian atas. Gak usah aja lah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H