Ibumu, Ibumu, Ibumu, Baru Istrimu!

Muadzin mulai mengumandangkan suara merdunya

Ketika aku menulis ini

Entah darimana aku mendapat kekuatan 

bangkit dari libur panjang dan mulai menjetikan jari-jari kecil ini

Hari ini, hari ke enam usai lebaran

Di rumah mertua sudah menjadi tradisi merayakan hari raya ketupat

dengan keriwehan yang ada

tiba-tiba teringat sosok mulia di dapur sana

sosok renta dengan kaki tak mampu menyangga tubuhnya itu

tetap penuh kerelaan dan keikhlasan

membuat sajian untuk anak cucu dan keluarganya

Ibu mertua yang sudah menjadi ibuku ini

beliau tak pernah mengeluh apapun yang sudah dilakukan anak-anaknya

beliau tetpa dengan penuh kesabaran dan kasih sayang tulus

memberikan yang terbaik yang dia bisa

malu, ya aku malu

pada sosok tua itu

dengan badan dan jiwa yang masih sangat muda ini

harusnya aku lebih semangat 

lebih giat

tetapi apa yang aku lakukan selama liburan ini?

hal produktif??? oh, tidak...

hanya hal-hal yang tak berguna 

di ujung liburan inilah baru aku menyadari

tumpukan tugas dan tanggungjawab yang harus segera dihadapi

selamat bagi anda yang masih bisa memetik nasehat 

dari ibu mertua yang hebat

dibalik pintu kamar menantu#