Hingar bingar kotaÂ
Penuh decak kepalsuan
Seolah menutup mata, hati, telinga
Para pemuja penghargaan
Desakan amanah terasa bagai gerobak sampah penuh noda
Bukan mahkota, bukan piala
Bukan pula riuh tepuk tangan tanda jumawa
Hanya saja, jalan menuju kota tak layak lagi dipijak
Jangan salahkan padi yang menguning di tepi sawah
Yang kini kosong tak berisi lagi
Bagai liliput pelengkap penderitaan,
Yang tak pernah sadar akan kebodohan diri
Hanya mengiyakan sandiwara dramatisÂ
Rekayasa bintang yang telah dikantongi
Ah,,, sudahlah
Obat sakit kepala dan segelas air mineralÂ
Jadi saksi bisu kebodohan berulangÂ
~Cerita pagi di ujung Februari~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H