Mohon tunggu...
Triyono Tanasia
Triyono Tanasia Mohon Tunggu... Guru - Coram deo

Jadilah garam dunia

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tentang Manusia, Studi yang Penuh Misteri

23 Januari 2020   08:33 Diperbarui: 23 Januari 2020   08:47 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Apakah kesan anda bagi kehidupan kita ?

Secara sepintas kita bisa menertawakan tidakan Diogenes. Tetapi juga mungkin itu sebuah sindiran yang pedas dan serius terhadap kesombongan akademis dan gelar kesarjanaan, kepakaran yang menganggap serba tahu tentang manusia.

Dalam pandangan lain konsep filsafat ini tetap bisa digunakan sebagai koreksi terhadap kapasitas dan kualitas manusia untuk mengenali kebobrokan dan penyimpangan diri  yang mendatangkan  kesadaran, titik balik kearah  pertobatan meninggalkan kesalahannya.

Filsafat ini berguna dalam sebuah keluarga jika seorang anak secara sinis pada siang bolong membawa lampu dan berteriak " saya mencari ayah, saya mencari ibu. " . Ironis padahal disitu ayah, ibu, kakek, nenek, serta adik dan kakaknya sedang duduk diruang tamu. 

Ternyata ayah dan ibu yang dimaksud bukanlah yang  terlihat secara  fisik, melainkan makna kehadirannya yang  diperlukan dan dipertanyakan. Ada dan hadir adalah sebuah kwalitas makna sentuhan, doa, harapan. Anak ini sedangkan menggambarkan kenyataan yang kering, hampa bahkan kesepian dalam keramaian, kelaparan  dirumah yang banyak jenis makanan dan minuman.

Ide dari filsafat ini jika kita telaah lebih luas dan lebih dalam  adalah sebuah sindiran dalam dunia pendidikan di Indonesia yaitu kelangkaan kualitas sumber daya manusia.  Bukan soal sedikit atau banyaknya melainkan peran dan kehadiran, keteladanan seorang pendidik adalah sangat dibutuhkan.

Kisah Yesus yang tidak pernah berhenti mencari manusia.

Yesus dalam perjalanan pelayananNya selama kurang lebih tiga tahun didunia, Ia tidak berhenti untuk mencari manusia yang kehilangan identitas dirinya,  yang bobrok  untuk diperbaiki. 

Yesus pergi mengajar di rumah ibadah, di pasar, dipantai, di kebun dan ladang, kerumah-rumah, ke kantor pajak bea cukaim, kekuburan. Mengejar dengan keteladanan, sentuhan. Ia pergi menjumpai para nelayan, orang sakit, anak-anak kecil, ahli agama bahkan berjumpa dengan seorang pelacur yang hidupnya diubahkan. Yesus hadir, menyentuh, berbicara, kualitasNya dirasakan.

Film Joker cermin topeng diri

Film Joker  adalah sebuah karya yang sangat baik untuk kita tonton sebagai sebuah kritik diri. manusia dalam misterinya memiliki segudang ekspresi yang sebenarnya bertopeng. Topeng senang bercanda, tertawa, keramahan, ciuman hanya sebuah cara menutupi kelemahan diri. Mungkinkah Joker menjadi sebuah  cermin diri atas misteri manusia untuk jujur sebagaimana hakikat manusia dalam penciptaan dan tujuan Allah baginya ?.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun