Mohon tunggu...
Triyono Tanasia
Triyono Tanasia Mohon Tunggu... Guru - Coram deo

Jadilah garam dunia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Yusuf sebagai Model Memilih Keputusan yang Benar

10 Desember 2019   09:51 Diperbarui: 10 Desember 2019   09:54 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Memilih dan memutuskan  adalah pergumulan dalam  kenyataan kehidupan sehari-hari.

Sering kali kita mendengar contoh peprcakapan yang kita anggap ringan  " makan apa ya hari ini ?", "memakai baju apakah hari ini ?" Percakapan ini  kelihatannya sederhana, tetapi didalamnya ada proses penghayatan, ekspresi dan emosi . Jika kita menghayati hidup ini, maka salah satu kegiatan penting bagi anak-anak sampai orang dewasa adalah tindakan memilih dan memutuskan.

Memilih dan memutuskan adalah dua kegiatan berkesinambungan dalam proses pertimbangan, perbandingan yang melibatkan totalitas suasana hati dan perasaan untuk mendapatkan keputusan yang mendatangkan damai sejahtera bagi dirinya maupun bagi lingkungannya.  Jika kita sadari didunia ini tidak ada keputasa besar dan keputusan kecil, sebab setiap keputusan yang  salah memiliki resiko yang berdampak luas. Mulailah selalu dengan mendahului untuk  memilih pemikiran  yang sehat, penuh kesadaran dengan berbagai pertimbangan.

Pentingnya kerangka berfikir pengambilan keputusan

Setuju atau tidak setuju maka setiap orang yang akan  memilih dan mengambil keputusan selalu dibatasi oleh kerangka nilai-nilai hidup tertinggi sampai yang terendah. Nilai --nilai yang tinggi dan mulia akan dibingkai dengan pertimbangan yang luas tidak memikirkan diri sendiri tetapi ada yang lebih mulia untuk dikedepankan seperti kemuliaan Tuhan atau norma agama, etika, norma, sopan santun, undang-undang, peraturan pemerintah, sebab akibat, hati nurani, seni, keindahan.

Sebaliknya memilih dan memutuskan dengan bingkai terendah akan dibatasi oleh kepentingan pribadi, kelompok, golongan,kesenangan dan kepuasan pribadi sekalipun dengan cara-cara yang tidak benar asa tercapai tujuannya. Dinamika pengambiln keputusan akan meningkat sesuai dengan perkembangan kedewasaan dan jenjang karirnya.

Contonya adalah  dalam memilih pasangan hidup, memilih berepa anak dalam pernikahan, memilih karir, memimpin rapat dikantor dan lain-lain. Pengalaman Yusuf dan Maria menjadi  sebuah cermin pergumulan persiapan pernikahan dan mempertahankan sebuah keluarga yang dilanda persoalan. Apakah pergumulan Yusuf dan Maria merupakan kenyataan keluarga anda ?.

Natal belajar dari Maria dan Yusuf dalam proses pengambilan keputusan yang sangat sulit.

Natal sekalipun dirayakan disetiap gereja  dengan meriah, sukacita. Namun untuk menemukan makna natal yang lebih dalam tidak hanya ditemukan dalam keceriaannya,  tetapi kita perlu mengenal lebih dekat tentang  bagaimana keadaan Yusuf dan Maria.

Memahami problem berat yang dihadapi Yusuf dan Maria

Statusnya sudah bertunangan artinya Yusuf dan Maria secara hukum dan sosial kebudayaan telah memiliki keseriusan dalam ikatan perjanjian pernikahan yang diketahui oleh orang banyak.

Betapa mengejutkan  seperti disambar petir disiang bolong, tiba-tiba malaikat menjumpai Maria bahwa ia akan mengandung seorang anak dari Roh Kudus. Tiba-tiba Maria mengandung sebelum menjadi suami isteri. Dengan kata lain "mau ditaruh dimana muka ini ..."

Secara sosial Yusuf dikenal sebagai orang yang tulus hati. Bukankah ini sebuah ujian identitas diri yang telah melekat dalam dirinya oleh pengakuan publik.

Secara trah asal usul disebut "keturunan Daud" menyandang nama besar orang hebat didalam sejarah Alkitab. Seolah-olah telah mencemarkannama  keluarga besarnya

Yusuf dan Maria menghadapi ujian kerohanian sebagai orang beriman dihadapan Tuhan dan sosial kemsyarakatan. Hukum yang berlaku wanita yang mengandung diluar nikah adalah dirajam batu.

Yusuf dan Maria mengalami problem ketakutan (1:20). Ketakutan yang mendalam akan menganggu kejiwaan, perasaan yang membutuhkan jalan keluar dan orang yang tulus untuk bersedia mendengar  karena masalahnya bukan dari kesalahan diri ssendiri.

Memahami beberapa pilihan pertimbangan Yusuf dalam proses pengambilan keputusan

Yusuf  secara diam-diam dalam hati berencana akan memilih  untuk memutuskan  menceraikan Maria (1:19)

Pada saat mempertimbangkan tiba-tiba melalui malaikat Tuhan memberikan pertimbangan (1:20),  menjelaskan maksud Tuhan melalui bayi dalam kndungan itu (1:20), Malikat Tuhan juga memberikan dasar pemilihan Maria adalah untuk menggenapi renacana Allah , penggenapan Kitab Suci (1:22)

Yusuf dan Maria memilih banyak berdialog dengan Tuhan dalam menghayati beratnya masalah yang dihadapi secara pribadi.

Yusuf dan Maria menyadari bahwa (kita) ada dalam pergumulan yang sama beratnya tanpa harus menyita waktu dan tenaga banyak berdebat mempersalahkan masalahnya.

Yusuf dalam problem yang beratpun memiliki  pertimbangan memutuskan menyediakan waktu untuk berisitirahat, menenangkan diri (1:24).

Setelah bangun tidur ia memiliki kesegaran secara fisik dan mental yang sangat menolong mengambil keputusan yaitu berbuat  seperti yang dikatakan malaikat untuk mengambil Maria sebagai isterinya (1:24).

Pada akhirnya dengan dengan  berbagai pertimbangan Yusuf dan Maria telah memilih proses komunikasi personal tanpa harus mencemarkan diri dan lebih mempercayai perkataan Malaikat Tuhan. Keputusannya membawa damai sejahtera bagi dirinya sendiri, pasangannya, bangsanya bahkan bagi umat Allah sepanjang zaman. Dalam segala kepandaian, kepintaran yang dimilikinya, Yusuf memilih menundukan diri, bertekuk lutut  harus memilih kehendak Allah adalah pilihan yang tertinggi. Bagaimana dengan anda ?

Mendidik anak dan umat Tuhan supaya  memperkaya berbagai kerangka keputusan yang benar

Permainan game dengan segala kecanggihan dan daya tariknya  telah mempengaruhi imajenasi sebagian anak-anak dan orang dewasa dalam mengambil keputusan secara pintas yaitu pilihan membunuh lawan adalah sebuah pilihan. Betapa berbahayanya terhadap kehidupan dunia nyata. Tidak jarang anak tidak siap dalam menghadapi pergumulan hidup maupun dalam persaingan.

Dengan maraknya berbagai lembaga bantuan hukum, lembaga perlindungan lainnya  bukanlah pertimbangan utama dan pertama daalm menyelesaikan masalah. Dalam segala pergumulan taatilah firman Allah disana Ia menyediakan berbagai alternatif yang dapat dipertanggungjawabkan.

Masih banyak lagi persoalan yang kita hadapi didunia ini. Jadikan sebuah kesempatan bahwa mendidik dengan memberikan berbagai pilihan kebenaran adalah investasi penting bagi generasi kita. Dewasa ini kita tidak sedikit  menyaksikan anak-anak, orang dewasa yang memperihatkan kurangnya ketrampilan untuk memilih  dan mengambil keputusan dengan berbagai pertimbangan yang dapat dipertanggungjawabkan. Perlunya orang tua didalam keluarga untuk memberikan kerangka pemikiran yang benar yang melibatkan berbagai aspek yang perlu diperhatikan.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memerlukan kajian penerapan ilmu secara pengetahuan, ketrampilan rohani dan soasial, sebab akibat, untung ruginya dalam memilih dan memutuskan setiap masalah.

Bidang kerohanian, spiritual agama adalah bidang yang secara langsung menggali kebenaran dan prinsip dasar tentang keputusan berdasarkan kehendak Allah. Waktunya mempersiapkan generasi yang kaya pertimbangan secara akademis, moral dan spiritual. Benarlah perkataan Amsal bahwa takut akan Tuhan adalah permulaan hikmat dan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan (Amsal 1:7). (T4).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun