Mohon tunggu...
Triyono Tanasia
Triyono Tanasia Mohon Tunggu... Guru - Coram deo

Jadilah garam dunia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kita Merindukan Pelangi

15 Oktober 2019   17:54 Diperbarui: 15 Oktober 2019   17:53 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://seekingmyutopia.com

Pelangi kaya  inspirasi.

Pelangi jika waktunya tiba bisa dilihat diatas rumah, kebun, samudra raya,  gedung DPR,MPR, gedung sekolah dan kampus bahkan diatas semua wilayah. Pelangi dengan segala keindahannya kini tidak lagi mudah kita jumpai apalagi sekarang ini musim kemarau yang panjang, pelangi menjadi pemandangan yang langka. 

Pelangi dengan segala misterinya telah menjadi inspirasi dan motivasi  manusia segala umur dari anak-anak sampai orang tua, baik yang berpendidikan rendah sampai pendidikan tinggi. 

Pelangi menarik untuk  dipelajari secara ilmiah dalam ilmu pengetahuan. Pelangi dengan segala keindahannya menjadi lagu yang indah tentang keagungan Tuhan. Pelangi dicatat dalam Kitab Suci menjadi lambang pengharapan orang yang beriman. 

Pelangi menjadi sumber inspirasi pendidikan motivasi untuk meraih cita-cita. Pelangi mencerminkan Bhineka Tunggal Ika tentang keindahan warna Indonesia. Pelangi juga dipakai sebagai nama anak yang mengandung doa dan harapan semoga kelak anaknya akan bermakna seperti pelangi.

Pelangi tercipta sebagai lambang perdamaian.

Dalam Kitab Suci paling tidak ada tiga tempat yang menuliskan tentang keberadaan konsep kebenaran pelangi yaitu: Kejadian 9:12-13. Kisah ini mengingatkan kita pada peristiwa air bah di zaman nabi Nuh. 

Setelah peristiwa air bah besar yang menenggalamkan bumi  bumi itu reda, Allah lalu meneghadirkan pelangi yang diyakini sebagai simbol perjanjian Allah dengan manusia dan segala ciptaan-Nya. 

Sekalipun dalam ayat ini tidak ada kata khusus tentang pelangi namun  kata yang lazim dalam bahasa Ibrani, yaitu "Qesyet" atau dalam bahasa Indonesianya busur (the bow) seperti busur anak panah. Busur itu merujuk pada pelangi yang menjadi simbol perjanjian antara Allah dengan Nuh, bahwa Tuhan  tidak akan mendatangkan lagi air bah ke atas bumi. 

Pelangi dengan bentuk melengkung seperti busur anak panah di atas cakrawala menggambarkan tentang kesetiaan Allah terhadap karya ciptaan-Nya. Kasih karunia Tuhan melalui Yesus Kristus tidak hanya untuk dinikmati oleh mereka yang sudah percaya.

Seperti pelangi, sebagai janji Allah, maka  mencakup semua orang diundang untuk menerimanya kasihNya. Di dalam kitab Yehezkiel 1: 28, kata pelangi menggunakan istilah busur simbol kemuliaan Allah: "Seperti busur pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan, demikianlah kelihatan sinar yang mengelilinginya. Begitulah kelihatan gambar kemuliaan TUHAN. Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud, lalu kudengar suara Dia yang berfirman". 

Dalam kitab Wahyu 4: 2-3., Rasul Yohanes menerima penglihatan melihat pelangi di sekitar tahta Kerajaan Surga. "Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang. Dan Dia yang duduk di takhta itu nampaknya bagaikan permata yaspis dan permata Sardis; dan suatu pelangi melingkungi takhta itu gilang-gemilang bagaikan zamrud rupanya".

Lagu pelangi kasihNya  berisi pengharapan.

Pelangi menjadi inspirasi bagi Herry Priyonggo sehingga menghasilkan lirik lagu yang sangat populer dinyanyikan oleh umat  kristen dalam menghadapi pergumulan dan dibalik semua itu ada janji Tuhan. Lagu ini juga sering di nyanyikan pada saat kedukaan menjadi penghiburan dan kekuatan bagi keluarga yang ditinggalkan.

Pelangi Kasih oleh Cipt: Herry Priyonggo

Apa yang kau alami kini, Mungkin tak dapat engkau mengerti
Cobaan yang engkau alami, Tak melebihi kekuatanmu

Tuhanmu tak akan memberi, Ular beracun pada yang minta roti
Satu hal tanamkan di hati, Indah semua yang Tuhan bri

Tangan Tuhan sedang merenda, Suatu karya yang agung mulia
Saatnya 'kan tiba nanti, Kau lihat pelangi kasihNya

Lagu Pelangi-pelangi alangkah indahmu berisi tentang keagungan Tuhan.

Lirik lagu ini diciptakan oleh Bapak Abdullah Totong Mahmud atau lebih dikenal AT Mahmud. Lagu yang indah  ini sepertinya telah menjadi lagu "wajib" bagi anak-anak sekolah TK.

Pelangi pelangi alangkah indahmu
merah kuning hijau dilangit yang biru
pelukismu agung siapa gerangan
pelangi pelangi ciptaan tuhan
Pelangi pelangi alangkah indahmu
merah kuning hijau dilangit yang biru
pelukismu agung siapa gerangan
pelangi pelangi ciptaan Tuhan

Lirik  lagu dan judul film Laskar pelangi sumber inspirasi.

Lirik  lagu ini ditulis oleh Giring sekitar tanggal 26 September 2008 dan dipopularkan oleh NIDJI. Film dan lagu ini sangat populer dikalangan anak-anak remaja dimana kata demi kata dalam syair ini mencerminkan inspirasi dan motivasi, pentingnya kerja keras, rasa syukur kepada Tuhan dalam hal canda dan tawa yang menyenangkan.

Mimpi adalah kunci, Untuk kita menaklukkan dunia
Berlarilah tanpa lelah, Sampai engkau meraihnya

Laskar pelangi, Takkan terikat waktu
Bebaskan mimpimu di angkasa, Warnai bintang di jiwa
Menarilah dan terus tertawa, Walau dunia tak seindah surga
Bersyukurlah pada yang kuasa, Cinta kita di dunia

Selamanya...
Cinta kepada hidup, Memberikan senyuman abadi
Walau hidup kadang tak adil, Tapi cinta lengkapi kita
Laskar pelangi, Takkan terikat waktu
Jangan berhenti mewarnai, Jutaan mimpi di bumi

Menarilah dan terus tertawa, Walau dunia tak seindah surga
Bersyukurlah pada yang kuasa, Cinta kita di dunia
Menarilah dan terus tertawa, Walau dunia tak seindah surga
Bersukurlah pada yang kuasa, Cinta kita di dunia
Selamanya...Selamanya...Laskar pelangi, Takkan terikat waktu...

Pelangi adalah Bhineka Tunggal Ika.

Apakah jadinya jika didunia ini hanya satu warna, atau Indonesia ini hanya ada satu warna , hitam semua.... merah semua ? Warna sesungguhnya ciptaan Tuhan yang menggambarkan keindahan dalam kemajemukan. 

Hasil kerajinan tenun dari NTT, Ulos dari Tanah Batak menunjukan keindahannya dalam perpaduan warna disetiap acara. Warna ternyata melambangkan ke-Agungan Tuhan dalam harmonisasi perpaduan dari berbagai warna. 

Kekayaan budaya, warna kulit, bentuk tubuh dan rambut adalah keragaman dari Tuhan. Harmoninya seperti berbagai alat musik yang dipadukan dalam sebuah konser yang menggema, membahana jayalah Indonesia.

Refleksi: Kita merindukan pelangi.

Tahun ini musim kemarau hampir di seluruh Indonesia terasa cukup panjang. Akibatnya di beberapa daerah sudah mulai kekeringan yang mengakibatkan petani gagal panen, kekurangan persediaan air bersih sebagai minuman manusia dan ternak. 

Sebagian daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan mengalami kebakaran hutan sehingga asapnya menganggu kesehatan, lalu lintas penerbangan. Jika kita lihat lebih dekat lagi kebakaran hutan mengakibatkan rusaknya ekosistem dengan matinya berbagai satwa. Secara sosial dengan negara lain kebakaran hutan juga telah menjadi persoalan di negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. 

Pemerintah dengan segala keseriusannya terus berusaha mengatasi kebakaran hutan. Kebakaran hutan  telah menjadi persoalan yang serius bagi semua warga negara, maka  Bapak Presiden tidak hanya menerima dan menunggu laporan dari para pejabat.

Namun beliau secara langsung  turun ke lapangan untuk melihat dengan dekat sehingga menghasilkan kebijakan yang tepat guna. Berbagai kebijakan dilakukan seperti dengan membuat hujan buatan, mengerahkan aparat untuk membantu pemadaman,  peninjauan dan perbaikan sistem perizinan pembukaan lahan perkebunan. 

Segala pendekatan dan pembinaan telah dilakukan. Kemarau panjang dengan berbagai persoalannya, jika kita kaji dan direnungkan lebih dalam sesungguhnya telah mencerminkan tentang kondisi manusia itu sendiri telah melanggar tatanan, hidup diluar batas  rohani, mental, sosial, politik, norma,etika yang telah disepakati bersama. 

Semoga musim hujan segera tiba menyirami bumi memulihkan kesuburannya dan menumbuhkan tunas baru, harapan baru. Pelangi yang asli tidak dapat ditiru dan di duplikasi secara ilmiah. 

Kedalaman makna dan kebenarannya tidak akan pernah habis, ia akan selalu hadir membawa keindahan, penghiburan serta kekaguman yang mencerminkan keagungan penciptaNya. 

Dalam bingkai Indonesia secara pribadi dan kelembagaan sedang merindukan kehadiran pelangi kasihNya. Dalam bingkai yang lebih kecil yaitu keluarga. Dalam bingkai lain yaitu pendidikan di sekolah TK-SD-SMA-Perguruan Tinggi, Pelangi bukan hanya sebuah nyanyian masa lalu tetapi sebuah nyanyian iman, doa dan pengharapan. 

Di Indonesia masih terjadi kebencian SARA. Di Media sosial menjadi ajang hoaks yang tidak bertanggungjawab. Kita sedang merindukan kehadiran pelangi kasihNya . Belajar dari pelangi sebagai lambang perdamaian, berdamailah dengan Tuhan, berdamailah dengan diri sendiri dan berdamilah dengan  semua suku, bangsa dan agama di tanah Bhineka Tunggal Ika(4T)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun