Hasil pancingan awak kapal dengan peralatan sederhana menghasilkan ikan yang lumayan besar, mulai dari cakalang, bobara, kerapu dan kakap. Lucu dan menarik melihat para penonton berlomba untuk dipotret bersama ikan-ikan tersebut seolah merekalah para pemancingnya. Hasil lamba dimenangkan oleh kakap merah seberat 8,7 kg. Bisa dibayangkan para petinggi kapal akan menikmati santapan lezat ikan segar di malam hari.
Saya mendapat giliran untuk ke laguna bersama speed boat yang diawaki oleh marinir Ponari. Memasuki laguna Raja Ampat, semua anggota rombongan cuma mampu berteriak “wouw...... wouw…wouw”, tanpa kata lain karena tersihir oleh alam Wayag. Air jernih berwarna hijau zamrud, pulau-pulau kecil ibarat istana dan titik-titik pasir putih, membuat kamera bekerja keras hingga kehabisan energy battrei. Ponari mencari pantai berpasir putih untuk mendarat. Begitu speed boat merapat, seluruh anggota rombongan langsung melepaskan pelampung dan turun sambil berteriak-teriak kegirangan.
Butiran pasir pantai agak kasar, berwarna coklat muda dengan sedikit butir-butir merah. Artinya terumbu karang sudah ada yang rusak. Wayag seperti juga surga ikan mahal lainnya, menjadi tujuan perburuan para pencari ikan yang melakukan pemboman atau pembiusan. Wayag kaya akan ikan hiu. Karena itu walaupun terlarang, banyak nelayan yang melakukan perburuan hiu di Wayag secara ilegal.
[caption id="attachment_181851" align="aligncenter" width="491" caption="Wayag adalah milik Indonesia"]
[caption id="attachment_181852" align="aligncenter" width="430" caption="Air yang hijau zamrud membuat ingin berlama-lama disini."]
Waktu dua jam menyusuri Wayag sungguh-sungguh sangat minimal. Ketika marinir Ponari mengajak naik ke speed boat untuk kembali ke kapal, saya mengambil sebotol pasir Wayag dengan doa agar saya diizinkan datang lagi kesini. Berharap saya bisa ikut trip kapal pinisi selama 10 hari di Wayag, menyaksikan ikon Wayag dari ketinggian sehingga puas menikmati surga yang diturunkan Allah SWT di Wayag.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H