Mohon tunggu...
Triyatni Martosenjoyo
Triyatni Martosenjoyo Mohon Tunggu... -

dosen, arsitek, di Program Studi Arsitektur Universitas Hasanuddin

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Perjalanan ke Sorong & Raja Ampat (2)

10 Juni 2012   04:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:10 4279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Papeda yang kami makan terdiri dari semangkuk bubur sagu, semangkuk ikan kerapu masak kuah merah, bukan kuah kuning seperti yang biasa diceritakan. Hal ini karena Restoran Rama yang menjualnya dimiliki oleh orang Manado. Karena itu kuah papedanya yang sudah terasa pedas masih dilengkapi dengan sepiring sambal dan potongan jeruk purut. Ikan kerapunya terasa sangat gurih karena tidak kenal es pendingin. Harga papeda per paket 25 ribu rupiah. Alhamdulillah, terasa kalau kami memang sudah berada di tanah Papua.

[caption id="attachment_181846" align="aligncenter" width="430" caption="Papeda Waisai dengan ikan kerapu masak pedas."]

13393027252003286733
13393027252003286733
[/caption]

Wayag

Berkunjung ke Raja Ampat menjadi kurang afdol tanpa mengunjungi Wayag. Wayag adalah ikon Raja Ampat. Umumnya semua gugusan pulau di Indonesia potensi estetika visualnya mirip-mirip, yaitu memiliki laut jernih, pasir putih, biota laut yang indah, Bentang alam Wayag sangat unik dan tidak dimiliki oleh gugusan pulau lain. Gugusan pulau Wayag ibarat hunian para peri laut, seperti cendawan yang tumbuh di air. Dikelilingi pasir putih dan air yang berwana hijau zamrud. Pemandangan bentang alam di Wayag ini yang membuat wisatawan menganggap mahalnya biaya dan waktu perjalanan sebanding dengan memori visual yang didapatkan.

[caption id="attachment_181849" align="aligncenter" width="491" caption="Gugusan kepulauan Wayag"]

13393030071279529165
13393030071279529165
[/caption]

Wayag adalah kumpulan pulau tanpa penghuni. Untuk kesini dapat ditempuh dari Waisai dengan menyewa speed boat bertarif 15 juta atau long boat bertarif 10 juta, dengan kapasitas 10 orang. Wayag juga dapat dikunjungi dari Sorong dengan mengunakan pinisi bertarif 150 juta selama 10 hari untuk 10 orang. Karena itu kunjungan ke Wayag idelanya tidak dilakukan sendiri-sendiri, melainkan dalam kelompok, sehingga biaya perjalanan bisa dibagi.

Tanggal 1 Juni 2012 menjelang Magrib, rombongan kembali ke KRI Banjarmasin untuk berkunjung ke Wayag. Kami tiba di Wayag subuh hari tanggal 2 Juni 2012. Sayang sekali cuaca sedang tidak bersahabat karena mendung dan hujan yang cukup deras. Hal ini membuat langit kelabu dan pulau-pulau Wayagdiselimuti kabut. Tanpa kehadiran matahari, terumbu karang tidak menampilkan warna-warninya yang menggoda. Walaupun demikian, keindahan Wayag masih tetap terasa.

[caption id="attachment_181850" align="aligncenter" width="491" caption="Gugusan pulau ibarat istana para peri laut"]

1339303523473559554
1339303523473559554
[/caption]

Untuk menikmati Wayag, pemerintah daerah menyediakan pin kalender wisata dengan harga 250 ribu bagi warga negara Indonesia dan 500 ribu bagi warga asing, sebagai pungutan daerah. Pin ini berlaku selama tahun wisata dikeluarkannya. Pin saya berlaku sampai dengan Januari 2013. Saya berdiskusi dengan seorang anggota DPRD setempat tentang hak untuk memasuki Wayag bagi warga lokal. Mereka juga harus membayar, karena ini adalah daerah wisata. Idealnya, penduduk Raja Ampat dibebaskan dari segala macam tarif tersebut, karena lingkungan ini adalah hadiah pencipta untuk mereka. Aneh rasanya ketika lingkungan kita menjadi berharga bagi tamu, kemudian mereka yang tinggal disana malah dijauhkan dengan lingkungan mereka oleh batas biaya yang tak tersentuh.

Sambil menunggu giliran untuk menyelusuri laguna Wayag, acara di KRI Banjarmasin diisi dengan lomba memancing. Peraturan setempat melarang memancing di daerah ini kecuali dengan izin dan untuk kepentingan tertentu. Karena itu hampir tak terlihat ada perahu atau kapal, kecuali mereka yang bertujuan untuk wisata. Terlihat ada yacht yang konon mengangkut pangeran dan puteri Spanyol yang memasuki area Wayag.

Sambil menikmati kesabaran awak yang sedang memancing, nampak seekor penyu sisik besar yang sedang mencari makanan muncul di permukaan air. Keterpesonaan kami yang menikmati membuat tak mampu bergerak cepat mengambil kamera untuk memotret. Saat sadar, penyu sudah menghilang di kedalaman lautan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun