Mohon tunggu...
FX TRIYAS HADI PRIHANTORO
FX TRIYAS HADI PRIHANTORO Mohon Tunggu... Guru - belajar menjadi lebih baik

Warga Epistoholik Indonesia (Penulis Surat Pembaca)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengoptimalkan Potensi Demi Prestasi

6 Oktober 2020   21:16 Diperbarui: 9 Oktober 2020   21:47 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Menjelang akhir tahun pembelajaran di sekolah kita (SMP PL Domenico Savio). dalam masa jeda selalu diisi kegiatan positif ( Classmeeting). Dalam kesempatan ini, semua siswa yang berpotensi sesuai dengan bidangnya akan mengaktualisasikan dirinya dengan berkompetisi. Adapun bidang yang di lombakan tidak mesti sama, tiap tahunnya tergantung panitia.

Bicara kompetisi, tentu tidak lepas dari harapan meraih yang terbaik (pemenang). Kemenangan adalan sebuah prestasi yang membanggakan. Namun kemenangan/pretasi tidak serta merta di dapat. 

Butuh usaha, latihan dan kerja keras guna mencapainya. Namun ada hal lain yang sangat mempengaruhi untuk mencapai yang terbaik di antara kompetitor lain, yaitu dalam diri seseorang sudah memiliki potensi.

Potensi sendiri (to potent) berasal dari bahasa Inggris berarti "keras, kuat." Dalam KBBI adalah kemampuan-kemampuan dan kualitas yang dimiliki oleh seseorang namun belum digunakan secara maksimal. 

Optimalisasi potensi setelah "diadu" dan diperjuangkan dalam sebuah pertandingan sehingga mendapatkan pengakuan secara riil. Maka demi menunjukkan potensi butuh sebuah pengakuan dengan dicoba di kompetisikan, seperti halnya yang dilakukan di sekolah kita setiap tahun akhir ajaran.

Potensi diri yang diakui dan layak mendapatkan penghargaan tentulah hal yang positif karena akan ada idealisme, dinamis, penuh optimis, kstaria, daya pikir kuat dan lain lain. 

Dan potensi diri meliputi berbagai hal seperti potendi fisik, potensi mental, potensi sosial emosianal, potensi mental spiritual dan potensi ketahanmalangan (sebuah ketangguhan dan memiliki daya juang yang tinggi).

Menumbuh kembangkan potensi

Oleh karena itu suatu potensi/bakat/kelebihan yang dimiliki hendaklah ditumbuh kembangkan supaya mendapat sebuah pencapaian/prestasi. Prestasi diri sangat berkaitan erat dengan bakat dan minat seseorang. 

Pengembangan bakat inilah yang pada akhirnya akan menuju sebuah keberhasilan. Dan keberhasilan akan berjenjang apabila terus di asah/ dikelola bisa mencapai tingkat Internasional.

Howrad Gardner (1985) dalam bukunya Frame of Mind dengan teorinya yang terkenal, Multiple Intelegences, bahwa tiap manusia memiliki delapan kecerdasan sebagai sebuah potensi. Maka apabila seseorang sudah menemukan potensinya dan di optimalkan bisa menjadi prestasi dan dapat dijadikan tambatan untuk kehidupan. 

Delapan kecerdasan itu meliputi linguistik, logikal matematis, visual spasial, kinestetis, musikal, interpersonal, intrapersonal dan naturalis. Maka saat seseorang/teman kita kemampuan lebih sesuai bidangnya, janganlah iri. Sekarang bagaimana kita menggali potensi yang kita miliki.

Saat kita melihat orang berpretasi, janganlah hanya mengidolakan. Namun bagaimana kita menggali potensi diri yang belum teroptimalisasi demi prestasi. Menurut J,P. Chaplin dalam bukunya Dictionary of Psychology (1985) ada beberapa dorongan untuk berpretasi. 

Seperti keterlibatan diri terhadap suatu tugas, kecenderungan untuk mencapai tujuan akhir, harapan untuk berhasil dalam tugas yang diberikan serta dorongan untuk mengatasi rintangan rintangan.

Karena Prestasi diri dapat diartikan sebagai suatu hasil dari kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh seseorang sebagai sebuah pencapaian yang menjadi sebuah kebanggaan. 

Sebuah prestasi dapat dicapai oleh setiap orang dengan memanfaatkan kemampuan intelektual, emosional, spiritual, dan ketahanan diri dalam menghadapi berbagai aspek kehidupan. Sudah pasti kita juga ingin membanggakan orang disekitar kita dengan menjadi orang yang berprestasi.

Seseorang dianggap berprestasi jika mereka telah meraih dari apa yang telah diusahakan dalam salah satu atau lebih bidang kehidupan, baik melalui belajar, bekerja, olahraga, dan lain sebagainya. 

Pada umumnya orang berprestasi adalah orang yang memiliki suatu kelebihan/kemampuan yang tidak memiliki oleh orang lain serta mampu mengoptimalkan segala potensi yang ada secara efektif dan efisien.

Maka marilah kita merenungkan dan tidak putus asa serta iri dengan prestasi orang lain. Sebab Tuhan sudah menganugerahi kita berbagai potensi sejalan teori multiple intelegences. 

Tinggal kita segera menemukan dan mengoptimalkannya. Begitu pula janganlah sombong akan prestasi diri karena berhasil menggali potensi, karena masing-masing pribadi sudah meilikinya. Ingat " diatas langit masih ada langit."

Maka seyogyanga sebuah potensi demi prestasi perlu diseimbangan karena dipengaruhi berbagai faktor. Ada dua macam faktor, yaitu faktor dalam diri seseorang (internal) dan faktor dari luar (eksternal). 

Faktor dari dalam meliputi , bakat/talenta, kepandaian, minat, kebiasaan, motivasi, pengalaman, kesehatan dan emosi. Sedangkan faktor dari luar meliputi lingkungan keluarga, sekolah/pendidikan, masyarakat, budaya, pergaulan dan Lingkungan sekitar.

 Silakan saatnya kita kenal potensi kita. Selanjutnya kita optimalkan agar mendapatkan pretasi. Semoga!

Hans

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun