Mohon tunggu...
Zaid
Zaid Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

menulis adalah bekerja untuk keabadian...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Rosebud

22 April 2014   19:08 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:20 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Rosebud.

Adalah sebuah kata yang diucapkan oleh tokoh utama sebuah film yang diputar di kelas saya beberapa waktu lalu. Rosebud, menjadi kata yang amat penting, karena diucapkan oleh seorang milyuner dan orang yang paling berpengaruh.

Semua orang bingung, apa yang dimaksud Rosebud? Atau siapakah itu Rosebud? Hingga menjadi kata terakhir.

Film tersebut bercerita tentang seorang anak yang diadopsi -dalam bahasa lain direbut- oleh seseorang. Seorang anak yang awalnya hidup miskin namun seiring perkembangan dewasanya ia mampu menjadi orang kaya dan mempunyai pengaruh kuat. Usahanya menuju kekayaan dan kemahsyuran tak terlepas dari berbagai inrik yang ia lakukan. Di satu sisi ia menjadi orang yang paling dicintai namun di sisi lain ia adalah orang paling dibenci.

“Rosebud adalah secuil benda yang hilang dalam hidup tokoh itu,” kata Dr. Bagus Priyono, dosen saya untuk menjelaskan film itu.

“Satu kata itu, Rosebud, adalah sebuah kata yang menjelaskan seluruh bagian kehidupannya, yaitu; dendam. Segala tingkah laku yang si tokoh jalani adalah dendam kepada Ayah angkatnya yang mengadopsi atau merebutnya dari ibu kandungnya terlebih dahulu. Setiap yang ia lakukan adalah gambaran pembalasan dendam kepada ayah angkatnya,” kata Dr. Bagus.

Dendam, lanjutnya, adalah sebuah kanker dalam hati. Dendam walaupun bisa membuat seseorang menjadi ‘sukses’ dalam arti berlimpah materi, kaya dan berkuasa, namun dendam adalah sebuah perasaan yang tak akan membahagiakan. Jangan meremehkan dendam dan jangan menyimpan sakit hati dan kekecewaaan. Orang pendemdam bukan berarti orang yang lemah, ia bisa menjadi orang besar. Namun kebesaran yang didapatkan dari dendam selalu tak akan menemukan ketenangan.

Mengembangkan kepribadian yang sehat, dendam positif dan negatif harus dihilangkan. Dendam adalah penyakit hati yang sangat kronis. Sangat sulit mendeteksi dendam. Ia adalah perasaan lembut yang menyusup namun langsung menikam. Hanya diri sendiri yang tahu bahwa ada dendam yang bersemayam dalam hati.

Dendam berawal dari kekecewaan, dan kekecewaan dapat berasal dari harapan yang tidak tertunaikan. Kepribadian matang adalah orang yang mempunyai ketenangan jiwa. Orang yang dendam tidak hanya membalas orang yang menyakitinya tapi juga ekspresi itu akan dilampiaskan pada semua orang.

Saya lalu bertanya pada diri saya sendiri, adakah dendam dalam hati saya? Adakah sakit hati dalam diri saya?

Rosebud bukanlah seseorang, namun ia adalah kata yang tertulis dalam papan luncur yang tokoh tadi gunakan saat bermain salju. Waktu itu adalah saat-saat konflik perebutan dari ibunya. Waktu itu adalah momen yang ia ingat dan terpatri dalam ingatan dan hati anak itu. Rosebud adalah kebahagiaan waktu kecil yang direbut. Dan dari situlah awalnya dendam.

Lalu bagaimana mengatasi dendam?

Pak Bagus mengatakan adalah dengan cara memaafkan, dan memaafkan harus sampai lupa. Diikhlaskan segala kesalahan orang lain.

Apakah saya sudah memaafkan?

Semoga kita semua diberikan kekuatan untuk memaafkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun