Koalisi tak hanya bicara ‘how to win’ semata tapi juga ‘how to govern’. Memerintah dengan memenangkan adalah dua konsep yang amat berbeda. Apabila tidak menemukan titik temu di awal maka kasus pecah kongsi yang terjadi pada koalisi dahulu sangat berpotensi untuk terulang kembali. Ada kesepakatan memenangkan namun setelah mengelola pemerintahan di tengah jalan ternyata terdapat berbagai perbedaan.
Koalisi ramping maupun koalisi gendut tidak menjadi penentu baik atau buruk. Kinerja koalisi diukur berdasarkan efektivitas mencapai tujuan. Dalam setiap kerja sama sudah wajar apabila ada pembagian tugas dan kewenangan, namun koalisi ke depan harus mengedapankan aspek kinerja pemerintahan yang kuat dan tidak terlampau mencolok proses rebutan kursi.
Jadi, adakah koalisi tanpa jatah kursi? Saya kira amat sulit untuk mengatakan ‘ada’.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H