Jika spasi berhasil ku lewati setelah titik,
Maka saat itulah aku kan bertarung dengan segala ego juga cemburu..
Kan ku tulis kalimat-kalimat penuh cinta dan manja hanya tentang kita..
Apabila kita bertemu dengan titik kembali,Â
Pastikan tangan kita tetap berpegangan..
Mata kita tetap saling menatap..
Tubuh kita tetap saling mendekap..
Dan langkah kita berjalan beriringan..
Tak lebih dulu ataupun tak tertinggal..
Karena kita satu..
Tahukah kau wahai Si Paling manis saat tersenyum bahkan sekalipun kau tertawa terbahak-bahak,
Ketika spasi menghampiri kisah kita, aku hanya bisa terdiam tak karuan..
Menepis segala logika mencabik mimpi yang telah kita susun rapi dipenghujung bulan tak genap tiga puluh..
Aku tahu dengan segala jeda didalam spasi adalah makna yang tersirat untuk mengejawantahkan rangkaian kisah kita,
Maka cukupkan saja hanya dengan sekali spasi tak bernyawa..
Jangan ada lagi spasi pemantik mengisahkan luka..
Karena hatiku hanya satu dan bukan tempat untuk kau ukir luka..
Namun, jika memang kau tak sanggup untuk melanjutkan kalimat setelah spasi,
Maka sudahi saja cerita ini dan jangan lupa berikan titik dipenghujung kisah kita.
#triyasa_240123
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H