Mohon tunggu...
Triya Barokah
Triya Barokah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi yang butuh duit jajan

Yah oke

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bullying pada Anak dan Pentingnya Ilmu Parenting Bagi Orangtua

15 Juni 2022   19:46 Diperbarui: 15 Juni 2022   20:05 1505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baru-baru ini Indonesia ramai memperbincangkan kasus bullying yang terjadi pada anak MTs (Setara SMP) di salah satu kota daerah Sulawesi Utara. Diketahui korban yang baru berusia 13 tahun mendapat perlakuan tidak beradab dari anak seusianya. Korban dipukuli hingga mendapat luka dalam di bagian perut sehingga dilarikan ke rumah sakit namun naas nyawa korban tidak terselamatkan. 

Kasus tersebut dilaporkan pada pihak yang berwajib dan ditemui setidaknya 9 anak yang menjadi pelaku dan 4 anak lain yang menjadi korban. 

Berita ini tentu saja mengejutkan khalayak ramai. Pasalnya pelaku masihlah di bawah umur. Orang-orang pun mempertanyakan bagaimana lingkungan dan pendidikan yang didapatkan oleh para pelaku sehingga bisa melakukan tindak kriminal bahkan di usianya yang baru menginjak remaja.

Menurut seorang Psikolog Klinis dari Brawijaya Healthcare, Nuran Abdat, bullying adalah suatu tindakan, perilaku agresif yang dilakukan seseorang atau individu, yang akhirnya timbul opini ataupun komentar yang akan membuat orang/lawan bicaranya merasa terintimidasi atau terhakimi, sehingga membawa dampak negatif bagi orang lain. Bullying dapat memberikan dampak buruk bagi psikologis maupun fisik seseorang. Seorang anak bisa melakukan tindak bullying karena banyak faktor. Baik dari lingkungannya, teman-teman pergaulan, didikan keluarga terutama orang tuanya. 

Seorang anak dengan keluarga yang kurang harmonis baik yang mengalami perceraian ataupun adanya KDRT di dalam rumah tangga cenderung akan memiliki sifat yang kurang baik pula. Apalagi jika didukung oleh lingkungan yang buruk. Seseorang yang hidup di lingkungan di mana hari-harinya sering melihat kekerasan cenderung akan melakukan kekerasan serupa. 

Keluarga terutama orang tua sebetulnya adalah elemen paling penting dalam mendidik seorang anak agar menjadi pribadi yang baik. Pada masa ini seringkali orang tua justru menitipkan anaknya pada pengasuh bukan pada pengasuhan langsung orang tua yaitu ayah ataupun ibu. Di sinilah banyak masalah terjadi.

Anak yang jauh dari orang tuanya cenderung mendapatkan pengasuhan yang kurang tepat apalagi jika pengasuhnya pun kurang memahami bagaimana cara mendidik anak dengan usianya. Mempelajari ilmu parenting pada masa ini sangatlah penting agar anak dapat ditangani dengan sesuai dan tidak menciptakan seorang anak dengan sifat dan kelakuan yang kurang baik.

Ilmu parenting seharusnya mulai dipelajari oleh calon ayah dan ibu semenjak anak belum lahir, lebih tepatnya saat mereka mulai merencanakan ingin memiliki anak, karena menjadi orang tua adalah pengalaman seumur hidup.

Definisi parenting menurut APA (American Psychological Association) adalah suatu pola pengasuhan anak oleh orang dewasa dalam hal ini tidak terbatas dengan hubungan biologis yang memiliki tiga tujuan utama yaitu memastikan anak-anak selalu dalam keadaan sehat dan aman, mempersiapkan anak-anak agar tumbuh menjadi produktif, dan menurunkan nilai-nilai budaya. Sedangkan definisi parenting menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI adalah sebuah interaksi yang terjadi antara orang tua dan anak dengan tujuan mendukung perkembangan fisik, emosi, sosial, intelektual, dan spiritual.

Menurut riset yang dilakukan dengan lebih dari 10.000 siswa, orang tua, guru dan administrator, periset di North Carolina State University, Universitas Brigham Young dan University of California, anak dengan orang tua yang cenderung lebih sukses malah maupun lingkungannya terutama anak-anak yang sering dilibatkan dalam kegiatan di rumah maupun acara-acara sekolah. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan orang tua untuk mendidik anak mereka secara sederhana seperti melibatkan mereka dalam kegiatan di rumah, rekreasi edukasi terhadap hal-hal baru dan banyak lagi.

Parenting sendiri terdapat beberapa jenis

1. Authoritarian Parenting, ciri-cirinya orang tua yang berlaku otoriter (memeritah) kepada anak. Orang tua dengan jenis parenting ini masakan kehendaknya, dia selalu menganggap apa yang dikatakannya adalah benar dan anak harus menuruti apa yang dia mau. Dampak pola pengasuhan seperti ini anak biasanya tidak sulit untuk mengikuti sebuah aturan namun anak bertindak agresif dan kehilangan harga dirinya karena seringkali pendapat yang dia kemukakan tidak dihargai oleh orang lain dalam hal ini penyebabnya adalah orang tua. Adanya aturan yang terlalu ketat juga untuk anak menjadi seorang pembohong, Hal ini dilakukan karena anak ingin menghindari hukuman yang biasa diberikan oleh orang tua dengan pola asuh otoriter.

2. Authoritative Parenting, ini adalah kebalikan dari authoritarian parenting, authoritative parenting justru memberikan dukungan terhadap pilihan yang diambil anak, hasilnya anak lebih percaya diri. Dengan pola asuh seperti ini akan lebih mudah dalam mengemukakan pendapatnya. Cenderung akan menjadi lebih menurut tanpa paksaan. Dan anak akan lebih bijak dalam mengambil keputusan untuk dirinya sendiri maupun orang lain. Pola pengasuhan ini  juga dinilai sebagai salah satu pola pengasuhan yang paling banyak melahirkan anak-anak yang sukses saat dewasa.

3.    Indulgent Parenting, orang tua bertindak amat permisif  terhadap pilihan atau pemikiran anak. Akibat dari pola asuh ini anak akan cenderung manja dan sulit mengikuti aturan bahkan bisa berperilaku tidak menghormati orang tua karena dari kecil keinginannya selalu harus terpenuhi. Pola pengasuhan ini juga banyak menghasilkan anak dengan sosok yang kurang percaya diri dan takut dalam mengambil keputusan untuk dirinya sendiri.

4. Neglectful Parenting, dalam pola asuh ini orang tua tidak banyak berperan bahkan komunikasi dengan anak pun kurang. Hal ini diakibatkan karena orang tua yang bekerja full sehingga tidak memiliki kesempatan untuk sekedar menghabiskan waktu bersama anak. Akibat pola pengasuhan ini menimbulkan jarak antara anak dengan orang tua. Tumbuh menjadi penyendiri dan kurang percaya diri juga takut untuk mengemukakan apa yang ada dalam benaknya, dan kurang bahagia.

Dampak dari pola pengasuhan tersebut bisa jadi berbeda karena faktor-faktor lain namun bisa menjadi gambaran efek dari pola asuh yang diterapkan. Orang tua wajib menerapkan pola asuh yang sesuai dengan anak-anaknya dan bisa menjadikan anaknya sebagai sosok yang sukses dan bertumbuh kembang baik juga produktif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun