Mohon tunggu...
Triwidodo Djokorahardjo
Triwidodo Djokorahardjo Mohon Tunggu... lainnya -

Pemerhati kehidupan http://triwidodo.wordpress.com Pengajar Neo Interfaith Studies dari Program Online One Earth College of Higher Learning (http://www.oneearthcollege.com/id/ )

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rama Duta, Utusan Tuhan bagi Umat Saleh, Kisah Hanuman di Alengka

13 November 2013   03:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:14 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1384289265531612253

Ilustrasi Hanuman bertemu Ibu Sita sumber www indianetzone com

Pesan lewat Hanuman, Duta Sri Rama

“Salah satu bekal berkarya dalam kisah Ramayana adalah dedikasi dan komitmen, seperti yang ditunjukkan oleh Hanuman, keras sakti ini yang mencari tahu tentang keberadaan Sita. Hanuman memang tokoh yang unik. Dari sekian banyak keahliannya, salah satunya adalah keahliannya dalam hal berkomunikasi. Ya, dari tokoh yang satu ini, kita memperoleh dua bekal sekaligus. Hanuman menyampaikan pesan Sri Rama kepada Sita dengan baik. Ia berhasil meyakinkan Sita bahwa dirinya betul mewakili Rama. Ia juga berupaya dengan baik untuk menyampaikan pesan Sri Rama kepada Rahwana, Walau Rahwana tidak mendengar pesannya. Rahwana tidak mau mengembalikan Sita, dan dengan cara itu ia memprakarsai sendiri kehancurannya. Sebelum itu Hanuman juga dapat menghubungkan Rama dengan Sugriwa, raja para kera, sehingga mereka dapat menjalin kerjasama yang baik. Semua ini terjadi berkat keahlian Hanuman dalam bidang komunikasi.” (Krishna, Anand. (2007). Life Workbook Melangkah dalam Pencerahan, Kendala dalam Perjalanan, dan Cara Mengatasinya.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama)

Bagi seseorang yang peka, dia dapat merasakan kebenaran yang disampaikan oleh Hanuman, Duta Sri Rama, Duta Keberadaan yang mengingatkan pentingnya diri berada di jalan yang benar. Setelah berbicara dengan Hanuman, Sugriva yakin bahwa membantu Sri Rama adalah tugas yang mulia. Vibhisana bertemu Hanuman dan menjadi yakin bahwa sekedar berdoa pada Sri Rama setiap hari kurang sempurna tanpa berpartisipasi dalam misi-Nya. Mendengarkan Hanuman, Ibu Sita menjadi yakin bahwa Sri Rama akan membebaskannya dalam waktu dekat dari sekapan Rahwana. Adalah Rahvana yang menolak Nasehat Hanuman, Duta Sri Rama, dan akhirnya dia akan menerima kejatuhan akibat kesalahan yang dilakukannya.

Bertemu Vibhisana

“Dalam tradisi India, pertemuan dengan seorang suci bukanlah pertemuan biasa. Pertemuan itu adalah darshan atau ‘melihat sekilas’ kesucian yang sudah ada dalam diri kita melalui Sang Master. Seorang Guru bagai sebuah cermin di mana seorang pengikut dapat bisa melihat dirinya sendiri, wajah ‘asli’-nya sendiri. Seorang Master adalah masa depan muridnya dan seorang murid adalah masa lalu seorang Master dan mereka bertemu dalam kekinian. Kehadiran seorang Master adalah berkah yang langka. Pengenalannya akan dirimu membuatmu mengenal dirimu sendiri. Ya, ia telah membuat saya tahu siapa diri saya sebenarnya. Itulah yang dilakukan oleh seorang Master kepada pengikutnya. Seorang pengikut, seorang murid harus reseptif, kalau tidak, tidak akan terjadi apa-apa. Ada beberapa tingkat reseptivitas, seperti ada beberapa tingkat dalam Kesadaran. Kesadaran tergantung para tingkat reseptivitasnya.  Masterlah mengetahui tingkat reseptivitasnya. Bukan kau yang memutuskan. Seorang Master-lah yang mengevaluasinya. Dan kau telah menemukan seorang Master yang sesuai dengan tingkat reseptivitasmu.” (Krishna, Anand. (2004). Soul Quest, Pengembaraan Jiwa dari Kematian Menuju Keabadian.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama)

Hanuman mengecilkan tubuhnya dan masuk Kota Alengka. Ternyata Alengka merupakan kota metropolitan dan sulit menemukan tempat Ibu Sita. Hanuman mencoba mencari keberadaan Ibu Sita di rumah-rumah besar dan pada suatu kali di sebuah rumah besar yang megah tampak ornamen yang menghormati Vishnu. Hanuman mendengar seseorang menyebut “Hari, Hari, Hari”, panggilan kepada Sri Vishnu yang pada zaman tretayuga ini telah mewujud sebagai Sri Rama. Hanuman segera mengubah wujudnya sebagai brahmana dan mengetok pintu. Vibhisana, sang empunya rumah menanyakan bagaimana bisa seorang brahmana bisa masuk Alengka lepas dari pengamatan penjagaan para raksasa. Vibhisana menyampaikan kabar bahwa Hanuman utusan Sri Rama telah masuk Alengka dan telah menaklukkan penjaga Lankini sehingga para pasukan Alengka semua dalam keadaan waspada. Sang brahmana menjawab bahwa dia tertarik dengan adanya orang membaca Japa Sri Vishnu. Ternyata di Alengka ada bhakta Sri Vishnu dan Hanuman menanyakan apakah Vibhisana tahu tentang siapakah Rama dan istrinya Sita yang diculik oleh Rahvana. Vibhisana menjawab bahwa dia tahu bahwa Vishnu telah mewujud sebagai Sri Rama dan tahu bahwa Rahvana, kakaknya telah menculik istri Rama. Dia ingin memberi nasehat kepada Rahvana untuk mengembalikan Sita akan tetapi dia tidak bisa berbuat banyak, karena sebagai raja, Rahvana sangat berkuasa.Pasti tidak akan berhasil menurut Vibhisana. Vibhisana kemudian berkata oleh karena itulah dia setiap hari selalu mendoakan Rama agar Rama selamat saat menjalani pengasingan dan Sita dapat terselamatkan. Vibhisana berkata bahwa dia berhasrat mengalami darshan, melihat wujud Sri Rama.

Hanuman segera mengubah wujud ke wujud aslinya dan berkata bahwa dirinya adalah Hanuman, utusan Sri Rama. Hanuman menghibur Vibhisana bahwa Rama berfokus pada kejernihan dan rasa kasih di dalam diri. Rama tidak terpengaruh dengan kaitan keluarga, ras atau agama. Rama mencintai kemurnian jiwa, Rama akan memberkati Vibhisana dan akan memberikan darshan kepada Vibhisana.

Vibhisana berkata, “Betapa beruntungnya Tuan Hanuman yang telah menjadi utusan Sri Rama. Sepanjang hari dari bangun pagi sampai menjelang tidur saya selalu menyebut nama Rama, akan tetapi belum pernah mengalami darshan dengan Sri Rama.”

Hanuman berkata, “Tuan Vibhisana, Tuan hanya mengucapkan Rama melalui mulut, akan tetapi Tuan belum berpartisipasi dalam pekerjaan dan misi-Nya. Tidak cukup hanya berdoa, Tuan perlu harus memberikan kontribusi nyata terhadap tugasnya. Sudah sepuluh bulan Sita diculik dan Tuan perlu mengupayakan agar Ibu Sita dibebaskan!”

Vibhisana berterimakasih atas nasehat Hanuman yang mengingatkan akan kelemahan dirinya dan mengatakan bahwa Sita berada dalam taman Ashokavanam. Kemudian Vibhisana mengatakan kepada Hanuman agar waspada terhadap pos-pos penjagaan para raksasa. Hanuman segera pamit mencari Sita.

Bertemu dengan Ibu Sita

Hanuman mengubah wujudnya menjadi monyet kecil dan masuk istana yang amat besar dan mewah. Ternyata sulit juga mencari taman Ashokavanam, karena setiap bangunan megah selalu dilengkapi dengan taman indah di sekelilingnya. Dalam keadaan kesulitan Hanuman beristirahat di atas salah satu pohon dan kemudian melihat wanita cantik yang nampak pucat dijaga raksasa wanita. Hanuman merasa bahwa wanita tersebut adalah Ibu Sita. Hanuman kemudian melihat Rahvana muncul dan mengancam dengan memberikan waktu 2 bulan agar Ibu Sita menyerah kepadanya.Ibu Sita menolak dan Rahvana minta raksasa wanita agar membujuk Sita dan kemudian keluar dari taman tersebut.

Hanuman kemudian menembangkan kidung kisah Dasaratha yang membuat Ibu Sita kaget. Kemudian Hanuman memperkenalkan diri sebagai utusan Sri Rama. Hanuman menyerahkan cincin Sri Rama yang dikenali oleh Ibu Sita yang membuat Ibu Sita percaya terhadap Hanuman.

Sai Baba berbicara tentang Guru Bhakti yang harus kita miliki dengan mengambil keteladanan dari Hanuman. Pertama, Trust – percaya penuh kepada Guru. Kedua, Kasih kepada Guru tanpa syarat. Ketiga berserah diri pada Guru. Tanpa iman dan kasih kita tidak dapat pasrah.

Hanuman memberanikan diri memohon Ibu Sita naik ke punggungnya dan akan membawanya kembali kepada Sri Rama. Ibu Sita berkata dengan anggun berkata bahwa Hanuman merasa pantas membawanya karena telah menganggapnya sebagai ibunya sendiri, akan tetapi bagaimana pandangan masyarakat? Hanuman mempunyai usia yang panjang dan Hanuman masih akan berada di dunia selama orang masih berkisah tentang Ramayanan dan Hanuman. Apakah Hanuman sebagai pelaku tidak perlu membuat kisah yang baik? Ibu Sita mengingatkan kalau hanya masalah kesaktian, Sri Rama sendiri pun akan sanggup terbang ke Alengka dan mengambilnya sendiri. Sri Rama mempunyai misi tertentu, diantaranya: memusnahkan adharma yang merajalela, menemui dan memberi semangat kepada para bhakta Tuhan dan membuat kisah spiritual yang tak lekang zaman. Ibu Sita akan menunggu Sri Rama datang ke Alengka untuk membebaskannya.

“Perang antara Rama dan Rahwana hanyalah sebuah sandiwara. Banyak sekali diantara kita yang mengira perang itu hanya dongeng berkala, tetapi kurang lebih 8,000 tahun sebelum Masehi, perang semacam itu memang ada dan harus terjadi, untuk membersihkan bumi ini dari ‘sub-human species’ bentuk kehidupan yang terciptakan karena hubungan seksual antar manusia dan binatang. Apa yang kita sebut raksasa atau ‘demon’ itu merupakan jenis kehidupan yang memang harus dilenyapkan. Bagaimana juga yang dilenyapkan hanyalah ‘bentuk’ atau ‘wujud’ kehidupan tersebut. Jiwa mereka, roh mereka justru mengalami evolusi, peningkatan, dan lahir kembali sebagai manusia. Rahwana berperan sebagai raja para raksasa, sehingga ia mampu mengumpulkan mereka di satu tempat, di medan perang. Lalu datang Sri Rama, dan dalam satu minggu, selesailah pekerjaan itu.” (Krishna, Anand. (2003). Atisha, Melampaui Meditasi untuk Hidup Meditatif.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama)

Meditasi pada Sadguru

Ibu Sita juga menyampaikan apabila Hanuman belum yakin apakah Sri Rama berkenan atau tidak dengan pilihan tindakannya, Hanuman bisa bermeditasi kepada Sri Rama.

“Apa yang mesti saya lakukan ketika saya dalam keadaan bingung? Jalan mana yang mesti saya pilih jika berada di perapatan jalan ? Ada jalan menuju kesenangan indera. Ada jalan menuju kenyamanan materi. Ada jalan yang menuntut pengorbanan demi sesuatu yang lebih mulia. Setiap saya mengalami kebimbangan, keraguan seperti itu – maka saya berpaling kepada Sadguru, kepada Beliau. Saya berusaha menenangkan diri dulu dengan memejamkan mata, menarik napas pelan-pelan, dan membuangnya dengan pelan-pelan juga. Kemudian, kita memasuki latihan meditasi, yang paling dasar, namun paling utama, paling penting. Meditasi pada Sadguru Sai.” (Das, Sai. (2012). Swami Sri Sathya Sai Baba Sebuah Tafsir. Koperasi Global Anand Krishna). Untuk lebih lengkapnya silakan baca buku tersebut.

Hanuman menghaturkan sembah bhakti kepada Ibu Sita dan mohon ijin untuk menikmati buah –buahan yang ada di pohon-pohon di dalam taman. Rupanya sudah ada skenario alam, ada blue print alam semesta, menikmati buah-buahan di taman tersebut akan membuat Alengka geger. Ikuti kisah selanjutnya.

Belum baca kisah sebelumnya? Silakan baca http://kisahspiritualtaklekangzaman.wordpress.com/2013/11/06/rama-duta-utusan-tuhan-bagi-umat-zalim-kisah-hanuman-menuju-alengka/

Situs artikel terkait

http://kisahspiritualtaklekangzaman.wordpress.com/

http://www.facebook.com/triwidodo.djokorahardjo

http://www.kompasiana.com/triwidodo

November 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun