Mohon tunggu...
Triwidodo Djokorahardjo
Triwidodo Djokorahardjo Mohon Tunggu... lainnya -

Pemerhati kehidupan http://triwidodo.wordpress.com Pengajar Neo Interfaith Studies dari Program Online One Earth College of Higher Learning (http://www.oneearthcollege.com/id/ )

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rusa yang Bijak: Guru Spiritual Seorang Raja, Kisah pada Relief Candi Borobudur

7 September 2013   03:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:14 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bertemu Seorang Master

“Para Master tidak senang disebut Master. Mereka lebih senang dipanggil sahabat. Para Master tidak pernah menciptakan jarak antar dirinya dan Anda. Para Master merupakan keharuman bunga yang menyerbaki kehidupan Anda. Sekali lagi, Anda tidak dapat mencarinya. Anda tidak dapat memperoleh alamatnya dari iklan-iklan koran. Anda harus sabar menanti, dan la akan terjadi, akan muncul dalam kehidupan Anda! Jika Anda bertemu dengan seorang Master, hidup Anda akan segera berubah. Suatu ruangan yang gelap selama 40 tahun dapat menjadi terang dalam sekejap oleh sebatang lilin, tidak memerlukan 40 tahun untuk meneranginya. Pertemuan Anda dengan seorang Master akan membuat Anda gembira; hari pertemuan menjadi hari perayaan! Anda akan menari dan menyanyi karena kegirangan. Anda baru akan tahu bahwa seorang Master tidak pernah memperbudak orang lain. la telah menguasai dirinya; ia tidak ingin menguasai Anda. Pertemuan dengan seorang Master justru akan mempercepat kebebasan Anda, mempermudah proses ketidaktergantungan Anda.” (Krishna, Anand. (2002).Kehidupan Panduan untuk Meniti Jalan ke dalam Diri. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama)

Kisah Bodhisattva yang lahir sebagai Rusa

Konon Bodhisattwa pernah lahir sebagai seekor rusa. Rusa Ruru namanya. Tanduknya seperti dilapisi oleh emas murni, kuning mengkilat bercahaya. Bulu-bulu kulitnya sangat indah seakan-akan terdiri dari batu-batu permata beraneka warna. Matanya biru penuh kelembutan dan bercahaya, permata safir pun kalah dengan keindahannya. Seekor rusa yang tak ada taranya dan dia pun pandai berbicara seperti manusia. Sang Rusa Ruru paham bahwa dirinya akan menjadi buruan para manusia. Sehingga tak pernah keluar dari hutan kediamannya. Sebuah hutan yang tak pernah terjamah oleh manusia, berbatasan dengan sebuah kali yang deras alirannya.

Pada suatu hari, saat Sang Rusa Ruru duduk mengagungi keindahan alam semesta, dia mendengar teriakan yang menyayat hati. Seseorang berteriak minta tolong karena sudah tak berdaya lagi. Setelah didatangi ternyata ada seseorang yang hanyut di kali. Kematian segera mendatangi, bila tidak ada makhluk yang peduli. Sang Rusa terjun ke kali dan berkata, “Cepat pegang tanduk saya!” Dengan susah payah dibantunya orang tersebut naik ke atas punggungnya. Dibawanya orang tersebut berenang ke tepian untuk menyelamatkan nyawanya. Orang tersebut sangat bersyukur, ada rusa indah yang rela bertarung nyawa menyelamatkan dirinya. Dan Sang Rusa ternyata dapat berbicara seperti manusia. Orang tersebut berkata, “Tak ada manusia walaupun saudara sendiri yang bertindak seperti Tuan Rusa. Saya serahkan hidup saya kepada Tuan Rusa. Apa yang Tuan minta akan saya penuhi. Termasuk bila Tuan minta saya menjadi pelayan Tuan seumur hidup saya.” Sang Rusa menjawab pelan, “Keserakahan memenuhi dunia. Akan banyak orang yang memburu saya bila tahu tempat tinggal saya.” Sang Rusa hanya berpesan, “Mohon Anda tidak usah menceritakan pertemuan dengan saya.” Kemudian orang tersebut ditunjukkan jalan keluar dari tempat tersebut menuju desa.

Mimpi Permaisuri

Tersebutlah seorang permaisuri raja yang mimpinya selalu menjadi nyata. Pada suatu hari dia bermimpi tentang seekor rusa yang indah sekali. Tubuhnya dipenuhi oleh batu-batu permata beraneka warna. Tanduknya seperti mahkota yang terbuat dari emas murni. Matanya begitu indah dan meluluhkan siapa saja. Sang Rusa nampak sedang berdiri, berbicara dikelilingi raja dan para menteri..... Sang permaisuri menceritakan mimpinya kepada Sang Raja. Dan minta Sang Raja mencari kebenaran tentang keberadaan Sang Rusa. Sang Raja pun tertarik dengan berbagai permata yang ada di tubuh Sang Rusa. Sang Raja membuat pengumuman bahwa barangsiapa dapat menunjukkan tempat Sang Rusa akan diberi imbalan sebuah desa.

Terpikat Dunia dan Melupakan Kebaikan Hati

Tersebutlah orang yang pernah ditolong Sang Rusa. Dia pernah berjanji pada Sang Rusa untuk tidak akan memberitahukan tempat tinggalnya. Akan tetapi dia sekarang sangat miskin, hidup penuh derita. Setelah perang batin yang lama, nafsu keserakahan mengalahkan hati nuraninya. Akhirnya dia memberitahu raja bahwa dia tahu tempat tinggal Sang Rusa. Sang Raja kemudian membawa pasukan lengkap untuk menangkap Sang Rusa. Tersebutlah mereka sampai di sungai tempat orang tersebut pernah diselamatkan oleh Sang Rusa. Dia menunjuk seberang kali dan nampak Sang Rusa berada di sana. Tiba-tiba tangan orang tersebut lumpuh setelah menunjukkan tempat Sang Rusa.

“Bebaskan dirimu dari keterikatan, karena keterikatanmu bersifat ilusif. Keterikatan manusia tidak pada tempatnya. Keterikatan manusia adalah ciptaannya sendiri. Tercipta karena ketidaktahuan.  Bagaimana menyadari hal itu? Dengan cara apa pula dapat kubebaskan diri dari keterikatan? Ketahuilah bahwa Gerbang Kebebasan dijaga oleh empat pengawal. Pengawal pertama adalah Shaanti. Kedamaian yang dimaksud bukanlah kedamaian semu, kedamaian luaran. Yang dimaksud kedamaian dalaman, kedamaian yang berasal dari dalam diri. Dari jiwa sendiri. Pengawal kedua adalah Aatma Vichaarana. Aatma Vicharana berarti ‘menganalisa diri’, introspeksi diri, mawas diri. Pengawal ketiga gerbang kebebasan adalah Santhosa berarti kepuasan. Bukan memuaskan diri, tetapi memang puas. Pengawal keempat gerbang kebebasan adalah Sadhusanga atau Satsanga berarti ‘Pergaulan dengan mereka yang baik’. (Krishna, Anand. (2003). Rahasia Alam Alam Rahasia.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama)

Orang yang ditolong Rusa Ruru masih terikat dengan harta, sehingga walaupun nyawanya pernah diselamatkan sang rusa, dia membalas air susu dengan air tuba. Orang tersebut belum mengalami shaanti, damai, dia masih bergejolak saat mendengar ada hadiah bagi yang menunjukkan tempat keberadaan rusa yang telah menyelamatkan nyawanya. Dia tidak melakukan Aatma Vichaarana, introspeksi diri, tanpa bantuan sang rusa dia sudah meninggal dunia. Dia juga belum mengalami Santhosa, puas, dia masih tidak puas dengan keadaannya dan menginginkan hadiah dari raja walau dengan mengkhianati sang rusa.  Dia juga pasti mempunyai pergaulan yang kurang baik, pergaulan yang baik akan mengingatkan dia untuk membalas budi dan bukan membalas kebaikan dengan kejahatan.

Raja yang Bisa Mengendalikan Diri

Para pengawal raja segera membidik Sang Rusa. Sang Rusa paham tak ada gunanya melarikan dirinya. Dia bertanya, “Wahai raja siapa yang menunjukkan tempat tinggal hamba? Ada seseorang yang hampir mati tenggelam terseret arus kali yang kemudian kuselamatkan nyawanya. Dia telah berjanji tak akan menunjukkan tempat tinggal hamba.” Sang raja bertanya kepada orang yang menunjukkan tempat Sang Rusa, “Apakah kau pernah mengalami apa yang diceritakan Sang Rusa?” Orang tersebut mengangguk dan raja mengarahkan panah kepadanya. Sang Raja berkata, “Tak ada gunanya hidup lebih lama bagi orang yang membalas budi dengan air tuba.” Kemudian Sang Rusa berkata, “Orang tersebut terpaksa mengingkari janji karena kemiskinannya. Mohon dia jangan dihukum dan agar diberi hadiah sesuai janji Sang Raja.”

“Ada orang yang bertanya kepada seorang bijak, ‘Apakah yang membedakan seorang manusia dengan binatang?’ Sang bijak menjawab, ‘Pengendalian diri.’ Binatang tidak dapat mengendalikan dirinya, harus mengikuti nalurinya. Seorang manusia dapat mengendalikan keinginan-keinginan dan naluri hewaninya bukannya diperbudak oleh mereka. Sayang, banyak di antara kita yang menjadi budak nafsu dan sifat-sifat kebinatangan yang lain.” (Krishna, Anand. (2002). Bersama J.P Vaswani, Hidup Damai & Ceria.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama)

Sang Raja adalah contoh orang yang bisa mengendalikan diri. Pertama kali raja ingin mencari rusa yang indah tersebut demi memenuhi mimpi permaisuri, akan tetapi sang raja mau mendengarkan lebih dahulu penjelasan sang rusa.  Setelah mengetahui bahwa orang yang menunjukkan tempat sang rusa itu berkhianat setelah ditolong oleh sang rusa dia berniat untuk membunuh orang tersebut. Tetapi dia kembali bisa mengendalikan dirinya dengan mendengarkan nasehat sang rusa.

Bertemu Seorang Master

Sang Raja sadar telah bertemu rusa yang bijaksana. Sang Raja berkata, “Demi rusa yang bijaksana kau kuampuni dan kuberikan hadiah sesuai janji seorang raja.” Kemudian sang raja melanjutkan, “Wahai rusa yang bijaksana, aku sudah membuat keputusan, kau tidak akan diganggu seluruh masyarakat di kerajaanku. Sekarang mari ke istana naik keretaku.” Sang Raja mengajak Sang Rusa Ruru ke istana dan bertemu permaisuri dan para menterinya. Sang Rusa Ruru diangkat menjadi penasehat Sang Raja. Raja menjadi lebih bijaksana dan rakyatnya makmur sejahtera. Konon setelah beberapa kelahiran, Sang Rusa Ruru lahir kembali menjadi Sang Buddha dan sang raja menjadi salah satu muridnya.

Sang Raja telah menemukan Sang Master akibat tumpukan kebaikannya di masa lalu.

Master berarti orang yang memiliki 'Mastery' atas dirinya sendiri. Orang yang memerintah, mengatur dirinya sendiri. Orang yang bertanggung jawab, yang datang bukan untuk menimbulkan kekacauan, tetapi untuk menciptakan ketentraman. Bernasib-baiklah suatu bangsa, berjayalah suatu kebudayaan, di mana orang-orang seperti itu ada. Master seperti mereka tidak diperjual-belikan, mereka tidak dapat diperoleh dari pasar. Mereka tidak membutuhkan propaganda ataupun promosi. Para Master tidak dapat dipaksakan kehadirannya dalam kehidupan Anda. Begitu Anda siap, la akan muncul dalam kehidupan Anda. Para master tidak datang dari mana-mana, mereka tidak pergi ke mana-mana. Master seperti ini merupakan suatu kejadian dalam hidup Anda. Apabila Anda menemukan seorang Master seperti itu dalam kehidupan Anda, peristiwa itu mungkin saja peristiwa yang terbesar dan terpenting dalam hidup Anda.” (Krishna, Anand. (2002).Kehidupan Panduan untuk Meniti Jalan ke dalam Diri. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Situs artikel terkait

http://kisahspiritualtaklekangzaman.wordpress.com/

http://www.facebook.com/triwidodo.djokorahardjo

http://www.kompasiana.com/triwidodo

September 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun