Mohon tunggu...
Triwidodo Djokorahardjo
Triwidodo Djokorahardjo Mohon Tunggu... lainnya -

Pemerhati kehidupan http://triwidodo.wordpress.com Pengajar Neo Interfaith Studies dari Program Online One Earth College of Higher Learning (http://www.oneearthcollege.com/id/ )

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keberimbangan Berita Mass Media secara Legal Formal dan Dampak Riil Bagi Keadilan Seorang Anak Bangsa

22 Maret 2011   17:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:33 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4.       Saya kecewa - kecewa dengan JPU, dengan Majelis Hakim & dengan sistem yang tidak berjalan & masih saja bisa menzalimi siapa saja.

5.       Saya tidak marah - tetapi sekali lagi kecewa - dan Mogok Makan ini semata-mata supaya yang salah dapat diperbaiki dengan menjunjung tinggi Hak & Keadilan.

Sekali lagi, Mogok Makan yang saya lakukan ini supaya kelak Saudara-Saudaraku Sebangsa & Setanahair tidak mengalami penderitaan yg sedang saya alami - supaya Anda dan anak cucu anda tidak pernah mengalami penzaliman seperti yang saya alami.

Saya bisa memaafkan setiap orang yg telah menzalimi saya, tapi ada hukum sebab akibat yang tidak terelakkan oleh siapapun juga. Kelak setiap anggota badan kita, pikiran & perasaan kita mesti bersaksi atas setiap perkataan & ucapan kita.

Semoga testimoni ini, yang saya tulis dalam keadaan sangat lemah, lemas dan dengan kata-kata tak tersusun rapi dapat dipahami maknanya.

Salam Kasih. Salam Indonesia

Krishna Kumar Tolaram Gangtani alias Anand Krishna

Sang Istri: Salah satu kasus terkenal "penghakiman oleh mass media" ini justru terjadi beberapa tahun silam dan menimpa seorang yang sekarang diberi gelar pahlawan pluralisme, Gus Dur, Presiden RI ke-4. Beliau waktu itu diberitakan telah melakukan perzinahan dengan seorang janda, bahkan ada fotonya segala saat beliau sedang memangku sang janda. Namun, akhirnya terbukti juga menurut seorang pakar informasi bahwa foto tersebut cuma rekayasa komputer. Tuduhan ini, yang tak sekalipun dibuktikan melalui proses hukum yang adil, dijadikan salah satu alasan untuk "meng-kudeta" beliau dari jabatannya yang sah secara konstitusi. Apakah ada pihak mass media, yang telah memberitakan tuduhan tanpa bukti itu meminta maaf kepada Gus Dur?

Sang Suami: Pak Anand mengingatkan dalam bukunya...... Kita harus berdiri dan bergerak! Berdiri saja dengan cukup. Kita harus bertindak, dan menjadi aktivis. Seorang kritikus kerjanya mengkritik, dan dia berhenti di situ. Seorang penulis ya menulis, dan juga berhenti di situ. Analis juga begitu. Banyak orang yang memiliki kemampuan seperti itu, namun tetap saja dengan terjadi perubahan yang berarti. Mengapa? Karena dengan berhenti. Dengan tidak berdiri, tidak bergerak; tidak bertindak dan menjadi aktivis. Kita tidak kekurangan humanis yang merasakan dan menangisi penderitaan umat manusia. Namun itu saja tidaklah cukup. Kita harus menghapus air mata itu. Kita dibujuk kita untuk menjadi aktivis, "berdiri, bergerak" untuk menyembuhkan bangsa ini.

Sang Istri: Ada milyaran sel dalam tubuh kita. Tetapi semua sel bekerjasama. Kaki terantuk batu berita disampaikan secara berantai oleh sel-sel tubuh ke otak. Semua sel darah putih kompak dan akan selalu menyerang virus musuh, melawan penyakit. Mereka tidak pernah cuek. Tidak ada sel darah putih yang mendiamkan virus masuk ke dalam tubuh karena hanya akan mencelakai sebagian kecil tubuh. Sel yang tidak selaras dengan tubuh, sel yang tidak mau bekerjasama dinamakan tumor dan kanker. Tumor bersifat cuek dan kanker agresif menyerang tubuh. Apakah kita ini merupakan tumor dan kanker bagi Ibu Pertiwi? Sudahlah, mari kita berdoa semoga seluruh anak bangsa cepat sadar dan bertanggung jawab terhadap kondisi negri ini.........

Terima kasih Pak Anand yang tak pernah lelah membangkitkan kesadaraan bangsa. Semoga Allah SWT selalu melindungi.......

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun