Sang Suami: Tokoh berikutnya adalah Rahwana. Rahwana adalah seorang yang ulet dan gigih dalam mengejar cita-citanya. Hal itu dibuktikan dengan tindakan dia yang bertapa selama 100 tahun memohon kepada Dewa Brahma (Kekuasaan untuk mencipta segala sesuatu). Rahwana berhasrat menciptakan kenyamanan duniawi terutama kenyamanan atas kekuasaan dan kekayaan. Oleh karena itu dia Ingin sakti luar biasa tidak bisa kalah oleh saingannya. Rahwana menghalalkan segala cara. Rahwana yang juga disebut Dasamuka bisa dimaknai mempunyai sepuluh kepala, sepuluh otak, sangat cerdas dan mempunyai keserakahan yang luar biasa. Rahwana merupakan perwujudan dari sifat agresif.
Sang Istri: Rahwana adalah figur dari orang-orang yang cerdas, yang bersemangat selama masa pendidikan, yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya termasuk membayar para pemilihnya, memberi jabatan kepada orang yang mendukung kepentingan pribadinya. Menyelamatkan pejabat yang bermasalah asal mendukungnya. Orang yang tega mengorbankan siapa pun, termasuk mengorbankan teman kolega, koalisi, atau kelompoknya sendiri. Orang yang tega menghancurkan musuhnya dengan segala cara. Menghabisi mereka yang beda keyakinan, beda pendapat dengan dirinya. Anak buahnya disuruh menyusup ke tempat musuhnya, seperti Kala Marica yang mengubah diri menjadi kijang kencana untuk memperdaya Dewi Sinta. Orang yang menggunakan kaki tangannya untuk menjatuhkan pasukan kebenaran yang dipimpin Sri Rama dengan kekerasan.
Sang Suami: Figur berikutnya adalah Kumbakarna. Kumbakarna adalah putra Sukesi yang tidak mau berbuat jahat. Kelemahannya hanya suka makan dan tidur. Kumbakarna tidak menyetujui tindakan Rahwana menculik Dewi Sinta. Dia menolak perang melawan Sri Rama, akan tetapi karena diingatkan negaranya dalam bahaya, maka dia maju perang bukan untuk membela kebenaran tetapi untuk membela negara.
Sang Istri: Kumbakarna adalah figur dari orang-orang yang tidak setuju dengan ketidakbenaran yang dilakukan pemimpinnya, akan tetapi dia tak peduli, yang penting mereka tidak ikut, dan mereka hanya memuaskan kesenangan fisiknya sendiri. Figur dari orang-orang yang tidak berani bersuara karena merasa nyaman berada dalam comfort zone. Mereka tidak sadar bahwa kenyamanan mereka hanya semu. Â Kumbakarna juga figur dari orang-orang yang mendiamkan ketidak benaran karena rasa korps. Orang-orang yang tahu boss mereka salah tetapi tetap melawan orang-orang yang menyerang instansinya.
Sang Suami: Kemudian figur Sarpakenaka. Dia pandai mengubah penampilan diri guna memenuhi ambisinya. Dia bisa mengubah dirinya menjadi gadis cantik menawan kala bertemu Sri Rama dan Laksmana. Sarpakenaka mempunyai 3 orang pasangan hidup tetapi masih suka selingkuh, diantaranya selingkuh dengan Kala Marica, anak buah Rahwana yang pandai mengubah penampilan dari raksasa menjadi kijang kencana yang menawan. Sarpakenaka juga seorang hiperseks.
Sang Istri: Sarpakenaka adalah figur dari orang-orang yang munafik, yang pandai mengubah citra diri guna mencapai ambisi mereka. Orang-orang yang memuaskan nafsu pribadinya dengan segala cara. Mereka berubah-ubah penampilannya demi ambisi pribadinya. Figur dari orang-orang yang pandai mencari pembenaran dari peraturan untuk memuaskan nafsunya.
Sang Suami: Bila Kumbakarna kesadarannya terpusat pada makan, minum dan tidur atau lapisan kesadaran dasar pertama. Kesadaran Sarpakenaka terpusat pada seks atau lapisan kesadaran kedua. Kesadaran Rahwana terpusat pada kenyamanan atau lapisan kesadaran ketiga. Ketiga lapisan tersebut masih merupakan instink dasar manusia yang masih sama dengan instink hewani yaitu makan-minum, seks dan cari nyaman. Bedanya hanya kualitas saja, manusia makan steak weldone, sedang hewan makan daging mentah. Manusia berhubungan seks dengan istrinya, hewan dengan setiap lawan jenis. Manusia tidur di rumah sedang hewan tidur di liang atau pohon........ Selanjutnya adalah figur Gunawan Wibisana. Gunawan Wibisana berani bersuara kepada Rahwana, bahwa tindakannya menculik Dewi Sinta itu tidak benar. Gunawan Wibisana berani diusir dari istana gara-gara membela kebenaran. Wibisana tahu kejahatan yang merajalela harus dihentikan. Karena bila dibiarkan akan merusak masa depan bangsanya. Kesadaran Gunawan Wibisana sudah berada di dada. Di Rasa. Dia sudah tidak memperhitungkan matematika untung rugi. Dia menjunjung tinggi kebenaran. Awalnya dia tidak memakai kekerasan dan hanya menyuarakan kebenaran. Akan tetapi setelah diusir maka dia melawan kejahatan demi penegakan kebenaran.
Sang Istri: Wibisana adalah figur dari orang-orang yang berani bersuara tentang kebenaran, mesti mereka diusir dari comfort zone nya. Dia paham comfort zone mereka yang diam seperti Kumbakarna, hanya comfort zone semu. Karena kejahatan yang merajalela ada batasnya. Kekuasaan pemimpin yang terlalu lama di negara-negara Timur Tengah pun kena masalah. Â Wibisana adalah figur orang-orang yang berani menyuarakan kebenaran walau mendapat intimidasi oleh para raksasa yang ingin melanggengkan kekuasaan mereka.
Sang Suami: Semua karakter tersebut ada dalam diri kita semua. Adalah pilihan kita untuk menjadi Rahwana, Kumbakarna, Sarpakenaka atau Wibisana. Tidak mudah memang menjadi seorang Wibisana. Dalam cerita ramayana dia hanya diusir, di zaman sekarang sifat kerahwanaan semakin parah, Wibisana zaman sekarang bisa mengalami seperti Pak Anand Krishna yang difitnah dan dipaksa mengalami ketidakadilan....... lihat http://freeanandkrishna.com
Sang Istri: Aku Ingat pesan Pak Anand dalam buku "Be The Change, Mahatma Gandhi's Top 10 Fundamentals For Changing The World", Anand Krishna, PT Gramedia Pustaka Utama, 2008........ Hidup adalah sebuah perjuangan. Berjuanglah terus-menerus demi penegakan dharma, demi hancurnya adharma. Kita tidak di sini untuk saling jarah-menjarah, atau saling rampas-merampas. Kita tidak mewarisi budaya kekerasan dan barbar seperti itu.
Jangan berjuang untuk tujuan-tujuan kecil yang tidak berguna. Jangan berjuang untuk memperoleh kursi yang dalam beberapa tahun saja menjadi kadaluarsa. Jangan berjuang untuk memperoleh suara yang tidak cerdas.