Berita anak muda yang kaya raya dewasa ini cukup mencuri perhatian publik, sampai-sampai ekonom Rizal Ramli juga pernah berkomentar menanggapi putra Jokowi saat membeli saham "duitnya dari mana?" ujarnya. Memang semuanya bukan berarti tak berdasar, bahwa diera saat ini kita memandang sebuah profesi yang menghasilkan uang harus dari sisi multi dimensi, tidak bisa juga kita lihat dari satu sisi. Karena penulis dulu pernah juga membuat steatment bahwa menjadi anak muda itu sulit, karena diusai muda dengan pengalaman yang minim dll, orang-orang menuntut kita untuk sukses.Â
Rizal Ramli adalah aktifis, akademisi dan pakar dalam hal ekomoni, beliau telah melewati beberapa masa yang sulit dan pasti memiliki pengalaman untuk memberikan analisa terhadap suatu kasus. Penulis sendiri sepakat bahwa Muda dan Kaya Raya adalah dua kata yang sulit disandingkan namun bukan berarti tidak mungkin terjadi. Karena penulis sendiri diusia 31 tahun merasanakan beratnya memenuhi kebutuhan ekomomi dan harus berjuang baik fisik maupun pikiran. Dengan gelar S2 yang penulis miliki juga bukan berarti bisa dengan mudah melintasi tahun demi tahun untuk dapat mencapai target merdeka secara financial.Â
Melihat fenomena pamer harta oleh anak muda seperti Indra Kenz, Doni Salmanan atau publik figur yang lain menimbulkan beragam komentar maupun sudut pandang yang berbeda. Penulis sendiri memaknai bahwa karifan dalam mengelola suatu pencapaian itu nilainya lebih tinggi dari segalanya. Mengapa demikian...? banyak orang yang mungkin saat ini berjuang habis-habisan hanya untuk mencari uang makan, kost, pulsa, sedangkan disisi lain ada yang dengan bangga membuang uang, atau jadikan uang sebagai bantal demi konten. Sah... karena itu milik anda, tapi tidak bijak karena disanalah kebijaksanaan dan kedewasaan anda dapat diukur.Â
Sebelum istilah Crazy Rich muncul dengan usia muda itu, kita sudah tau bahwa di indonesia sendiri sudah banyak orang kaya, seperti Hartono bersaudara (djarum group), atau mungkin keluarga Bakrie, dan kita bisa bandingkan tokoh-tokoh tersebut dalam bersikap. Jelas terlihat real crazy rich lebih bijak dan tenang dalam mengelola uang dan bahkan keberadaannya bisa berguna untuk bangsa, seperti membuat yayasan sosial, memberikan beasiswa dll. Orang yang bijak akan menghargai hasil dari sebuah kerja keras, dan tidak akan melakukan hal bodoh atas hasil tersebut. Disini kita bisa bandingkan bahwa anak-anak muda yang kaya apabila dia memperoleh harta dengan benar (halal) lurus, pasti mereka akan menggunakannya dengan bijak, memperhitungkan semua rupiah yang keluar, serta memperhatikan asas kebermanfaatan.Â
Lalu salahkan jadi muda dan kaya....? apakah penulis iri dengan mereka yang lebih muda dan mereka kaya....?Â
tentu tidak salah menjadi anak muda dan kaya raya, karena sekarang pun banyak jalan untuk bisa punya income yang besar, jadi gamers, youtubers, conten creator dll.... tapi sekali lagi semua pasti tidak diperoleh dengan mudah pastinya, ada perjuangan dan pengorbanan yang harus dilalui.Â
Apakah penulis merasa iri? tentu tidak, semua punya jalannya masing-masing, penulis hanya merasa gerah apabila pencapaian yang diperoleh oleh anak muda yang mapan secara financial, tidak bijak dalam penggunaannya. Dan hasilnya juga kita sekarang melihat bahwa ada imbas dari semua tindakan yang kita lakukan apabila tidak bijaksana mengelola pendapatan seperti yang sedang dialami oleh Indra Kenz dan Doni Samanan.Â
Kita harus yakini masing-masing intividu punya jalan sukses yang berbeda, ada pemuda yang sukses jadi gamers, dan ada juga lho yang sukses karena pelihara ikan cupang. Kita gak bisa pukul rata karena standar sukses setiap individu juga berbeda. Dan untuk anak-anak muda juga jangan merasa prustasi dan gagal kalau hari ini anda merasa jauh berbeda dari pemuda lain, yang harus dilakukan terus berusaha dan jangan menyerah, lakukan pekerjaan yang halal dan berkah, karena keberkahan itu yang sulit dicari. 1 juta yang berkah akan lebih bernilai daripada 10 juta yang haram.Â
Semoga kasus-kasus yang sedang viral saat ini bisa menjadi pelajaran.
Walahuallam....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H