Sosial Media - Aplikasi sosial media Linkedin menjadi pembeda dan benar-benar memiliki pengguna khusus pada profesional yang mencari kerja atau pemberi kerja, dalam artian kita tidak lagi melihat pengguna dari akun media sosial tersebut yang memamerkan harta, traveling, atau hanya sekedar selfie.Â
Dalam akun tersebut lebih intelektual, walau ada yang menggunakannya sebagai ajang marketing, namun lingkupnya masih dalam tataran profesionalisme sesuai dengan maksud dan tujuan dari medsos tersebut.
beberapa hal yang penulis sering temui ketika menjelajah beranda linkedin adalah sebagai berikut:
Syndrom Identitas
Beberapa pemilik akun linkedin ada yang memiliki Syndrom Identitas, dengan kata lain, iya berusaha eksis sebagai netizen pada akun tersebut dengan melakukan posting pekerjaan atau rencana pekerjaan yang iya lakukan.Â
Maksud dari hal tersebut adalah agar iya dapat dikenal (eksis) sebagai seorang yang giat dalam pekerjaan dan para pencari kerja akan meliriknya atau memberikan harga atau salary yang tinggi padanya.Â
Namun terkadang pernahkan kita berfikir dari semua maksud yang kita lakukan untuk meningkatkan rating kita tersebut, terdapat sebuah kesalahan yang mungkin kita tidak sadari...? ya... Apabila penulis menjadi seorang recruiter maka tipe pekerja seperti ini harus dihindari.Â
Ia, melakukan kesalahan besar dengan menginfokan kepada publik, hal yang seharusnya hanya menjadi konsumsi pribadinya atau perusahaannya.Â
Mengapa demikian? Apabila kita melakukan publish terhadap plan activity maka kita telah membocorkan strategi perang kita kepada lawan. Lawan akan dengan mudah menganalisa kelemahan yang kita miliki.Â
Sepenting itu kah? Yup.... Kita tidak pernah menyadari dengan siapa kita berteman di akun media sosial tersebut, bisa saja ada koneksi yang merupakan kompetitor dari perusahaan kita yang juga memiliki target yang sama, dan informasi yang iya terima merupakan informasi berharga untuk melakukan tindakan atau merancang strategi baru.Â
Hal tersebut bukan malah menguntungkan, namun malah akan menjadi boomerang kepada kita.
Menjatuhkan Pekerja Lain
ada quote yang penulis pernah dengar dari senior-senior yang terlebih dahulu mengarungi pahit manisnya dunia kerja yakni "untuk meningkatkan karir kita ada 2 (dua) cara yakni, tingkatkan kinerja kita, atau jatuhkan prestasi lawan".Â
Penulis pernah melihat seorang pekerja yang merendahkan profesi, atau bahkan merendahkan tingkat pendidikan seseorang. Hal ini sangat-sangatlah buruk, dan tipe pekerja seperti ini akan menghasilkan konflik internal dilingkungan perusahaan.Â
Iya menganggap dirinya sebagai seorang yang paling profesional dan paling pantas untuk menduduki suatu jabatan dikarenakan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang iya miliki.Â
Dari dua hal di atas seorang pekerja berusaha untuk menciptakan identitas bagi dirinya. Sah saja apabila dilakukan dengan pencitraan yang baik, namun apabila dari strategi yang iya gunakan malah mencedrai nilai etika publik, maka hal tersbut bukanlakh hal yang layak untuk dibenarkan. []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H