ayah mereka , Sunan Bonang dan Raden Paku berangkat ke Pasai, tempat belajar ilmu tasawuf di Nusantara yang saat itu berangsur- angsur berpindah ke pesantren Al - Halajj .
Setahun belajar di Pasai , ia kembali ke Jawa dimana ketegarannya sangat dibutuhkan untuk Pasai , melaksanakan reformasi Islam di Jawa
-Metode Dakwah Sunan Bonang
Berangkat dari buku Sejarah Islam Nusantara karya Rizem Aizid, Sunan Bonang menggunakan kesenian sebagai media pengajaran. Sunan Bonang memanfaatkan kesenian ini untuk meningkatkan simpati masyarakat.
Kesenian khusus ini sebenarnya adalah sejenis gamelan yang disebut bonang. Bonang merupakan salah satu jenis kepiting yang banyak ditemukan di wilayah tengah.
Dengan kata lain, media dakwah yang digunakan Sunan Bonang sangatlah primitif. Sayangnya, ia gagal menarik simpati masyarakat sehingga menyulitkan mereka untuk menerima Islam.
Selain itu, hikmah yang diajarkan Sunan Bonang juga mencakup hikmah yang berkaitan dengan akidah Islam. Dengan cara ini, masyarakat umum mempelajari Islam dengan rahmat dan bukan dengan paksaan.
-Ajaran Sunan Bonang
Imam Subchi menguraikan ajaran Sunan Bonang dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam. Sebagaimana dikemukakan, Sunan Bonang memiliki pengetahuan di bidang fisika, astronomi, tasawuf, seni, sastra, dan arsitektur.
Selain itu Sunan Bonang mempunyai kekurangan sebagai berikut:
1. Makam, candi Sunan Bonang yang terletak di Tuban. Namun sumber lain menyatakan bahwa Sunan Bonang, Makam Bawean, masih hidup.