Mohon tunggu...
Tri Utami Febriyani
Tri Utami Febriyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Membangun Keutuhan Hidup: Tingginya Angka Pernikahan di KUA Bandung Wetan Kota Bandung

24 Mei 2024   13:49 Diperbarui: 24 Mei 2024   14:31 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halo Lokal. Sumber ilustrasi: PEXELS/Ahmad Syahrir

Kompasianer, tau kah kalian? Pernikahan tinggi telah menjadi trend yang sangat populer saat ini. Tercatat di KUA Bandung Wetan, Kota Bandung dengan total tingkat pernikahan secara keseluruhan hampir 13.398 pasangan yang menjalin kehidupan yang lebih serius. Dalam artikel ini, kami akan membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya angka pernikahan di KUA Bandung Wetan dan bagaimana keutuhan hidup dapat dibangun dan dipengaruhi melalui pernikahan tinggi.

Pada penelitian ini, kami menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan metode Grounded Theory, yang ditemukan oleh 2 tokoh sosiolog (Barney dan Anselm Strauss di tahun 1967). Metode ini peneliti pilih karena kami melakukan sebuah observasi atau berpartisipasi dalam perilaku sosial dan mencoba untuk mengerti suatu aksi, perilaku umum dan abstrak yang berasal dari pemikiran-pemikiran partisipan, dengan cara proses yang berulang dan kompleks.

Berdasarkan data dan informasi yang peneliti terima dari narasumber, ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab tingginya angka pernikahan di KUA Bandung Wetan baik dari sisi sosial budaya, psikologis, maupun finansial, yaitu sebagai berikut :  
1. Di Indonesia sendiri, pernikahan masih dianggap sebagai hal wajib / pencapaian sangat penting dalam hidup dan simbol keutuhan hidup seorang individu, namun dengan adanya kewajiban untuk menikah itu yang sebabkan diri individu merasa tertekan oleh lingkungan sosial. Yang mana untuk segera menikah, terutama bagi wanita, masih cukup melekat, terutama di daerah pedesaan.
2. Adanya nilai-nilai tradisi dan budaya lokal di beberapa daerah di Indonesia, seperti pernikahan dini dan pernikahan adat yang kompleks, juga turut berkontribusi terhadap tingginya angka pernikahan di Kota Bandung.
3. Dikarenakan masih rendahnya tingkat literasi di kalangan masyarakat sehingga menyebabkan mereka kurang memiliki pemahaman yang efektif mengenai pendidikan pra nikah dan usia yang ideal itu bagaimana, mereka pun masih belum memahaminya.
4. Adanya tekanan beban hidup yang tinggi kepada para anak, sehingga para orang tua menganggap menikahi anaknya di usia dini sebagai solusi yang tepat dalam penyelesaian masalah finansial yang terjadi dan itupun para orang tua kurang memberikan edukasi dan pendampingan kepada anak tentang pernikahan dan tanggung jawabnya sebagai orang tua kelak yang dapat menyebabkan mereka kurang persiapan yang matang dan mentalitas individu pasangan terganggu.
5. Karena setiap individu yang datang ke KUA itu rata-rata berumur yang ideal dan merasa memiliki kesiapan segala hal yang dapat mendorong pasangan untuk menikah lebih awal untuk membangun keluarga dan mencapai stabilitas hidup yang terarah.

Adapun peneliti telah mengumpulkan sejumlah data yang berasal dari data (jabar.bps.go.id), ditemukan data pernikahan secara keseluruhan di KUA Kota Bandung Jawa Barat sebesar :
Tahun 2021 : sebanyak 15.995 pasangan.
Tahun 2022 : sebanyak 15.224 pasangan.
Tahun 2023 : sebanyak 14.351 pasangan.

Dan peneliti pun menemukan dari sumber (data.bandung.go.id) sejumlah data pernikahan pada tahun 2022 di 3 daerah di KUA Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat dan total presentasenya sebesar :
Cihapit : 1.904 pernikahan dengan presentase 14.1%
Citarum : 1.037 pernikahan dengan presentase 77.2%
Tamansari : 10.457 pernikahan dengan presentase 77.9%

Tingginya angka pernikahan di KUA Bandung Wetan, Kota Bandung ini bukan hanya tentang statistik dan angka saja, akan tetapi juga mengulas mengenai cara membangun kehidupan yang utuh dan bahagia bagi pasangan maupun keluarga.
Berdasarkan informasi dari narasumber Membangun Keutuhan Hidup Melalui Pernikahan Tinggi di KUA Bandung Wetan ini perlu dipahami terlebih dahulu makna dari pernikahan tinggi itu seperti apa:  
- Pernikahan tinggi menurutnya bukan sekedar tingkat status sosial saja, melainkan tentang membangun hubungan yang kuat dan berkualitas dengan pasangan.
- Menurut nya pernikahan itu merupakan bentuk nyata dari suatu ucapan yang dilandaskan oleh sebuah komitmen dan bukan sekedar cinta. Diantara kedua individu perlu adanya sikap saling menghargai, mendukung satu sama lain ketika dalam berbagai situasi dan kondisi yang terjadi di hidupnya sehingga terciptalah sebuah keutuhan dalam hidup.
- Dari tingginya angka pernikahan di KUA Bandung Wetan, juga memiliki faktor pendorong bagi pasangan untuk saling bertumbuh dan berkembang bersama agar dapat menjalani hidup dan menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih baik serta mengurangi tingkat perceraian.

Selanjutnya berdasarkan informasi dari narasumber Membangun Keutuhan Hidup Melalui Pernikahan Tinggi :
- Di KUA Bandung Wetan ini telah menyediakan edukasi pranikah kepada pasangan calon pengantin yang ingin menikah membantu mereka memahami makna pernikahan yang sesungguhnya, tanggung jawabnya, dan cara membangun hubungan yang sehat.

- Di KUA Bandung Wetan ini juga telah menyediakan layanan konseling pernikahan untuk membantu pasangan yang menghadapi kesulitan dalam pernikahan mereka, sehingga mereka dapat menyelesaikan masalah dan memperkuat hubungan mereka, namun jika ada yang mengalami kesulitan dalam finansial, maka KUA ini berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada keluarga muda dalam hal pengelolaan keuangan dan kewirausahaan, sehingga mereka dapat membangun ekonomi keluarga yang stabil.

Dari berbagai faktor tingginya angka pernikahan dan upaya yang disediakan oleh pihak KUA Bandung wetan ini tentunya membawa dampak bagi KUA ini yaitu :
- Akan terjadi banyak pengarahan yang dilakukan oleh pihak KUA terkait resiko dan manfaat dari menikah, dan akan terjadi kepadatan administrasi di suatu waktu tertentu di KUA tersebut, yang tentunya akan menambah data angka pernikahan di KUA Bandung Wetan.
- Akan terjadi banyak penolakan pengajuan pernikahan karena jika salah satu atau kedua mempelai tidak memenuhi persyaratan, seperti calon mempelai masih di bawah umur, pihak KUA akan menolak pernikahan tersebut.
- Pihak KUA juga akan menyampaikan nasihat-nasihat keagamaan tentang pernikahan.

Narasumber :

Ahmad Faozi, S.Ag (Penyuluh Agama Islam di KUA Bandung Wetan, Kota Bandung)

Internet Source :
[1] https://www.myusro.id/?p=1157
[2] https://jabar.bps.go.id/indicator/108/332/1/jumlah-nikah-dan-cerai.html
[3] https://bandungkota.bps.go.id/indicator/12/648/1/administrasi-penduduk-kecamatan-bandung-wetan-menurut-status-perkawinan.html
[...]
Dosen Pengampu : Mirna Nur Alia Abdullah, S.Sos., M.Si.
Mata Kuliah : Demografi Sosial
Program Studi : Pendidikan Sosiologi
Kelas : 2A
Anggota Kelompok (3) :
1. Azka Safarah Ludisti Mauliani 2301806
2. Carmelia Puteri Hendarsyah 2308749
3. Dita Zulfa Swastika 2307184
4. Faiza Conita Chairiya Harahap 2307211
5. Khesa Ardhie 2310270
6. Naufal Setiana Herbert 2309061
7. Tri Utami Febriyani 2303496
8. Wafa Fauziyyah 2309837

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun