Mohon tunggu...
Tri umaryani
Tri umaryani Mohon Tunggu... Administrasi - Penikmat wisata

Penikmat wisata

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Siapkah Kita Menghadapi New Normal?

28 Mei 2020   10:10 Diperbarui: 28 Mei 2020   13:03 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah siapkah kita menghadapi new normal.  Kehidupan normal baru, kehidupan dimana kita mulai bisa aktif dan produktif.  Kehidupan transisi menuju normal yg sesungguhnya. Tetapi kehidupan normal yg baru tentu akan bisa dijalani dengan ketentuan dan syarat berlaku. Saat ini mau tidak mau kita harus berdamai dengan covid 19. 

Berdamai bukan berarti "menyerah" dan "terserah" tapi berdamai adalah beradaptasi dengan situasi pandemi sampai vaksin covid 19 ditemukan. 

Berdamai untuk hidup berdampingan hingga beberapa bulan atau bahkan sampai tahun depan.  Sampai saat ini kita tidak tahu kapan vaksin covid 19 ditemukan.  

Kita tidak tahu masa "lockdown" ini kapan berakhirnya jika akan diteruskan, begitu banyak korban yg terus berjatuhan bukan hanya korban jiwa tapi juga ekonomi, sosial dan budaya.  

Pemerintah mulai mewacanakan kehidupan "New Normal", maka kita harus segera bersiap menghadapinya.  Menghadapinya tidak cukup hanya dengan mengatur sistem dan prosedur tapi sejujurnya yang paling penting adalah mengetuk setiap hati nurani insan yang ada di bumi ini. Ketika kita hanya mengatur sistem dan prosedur tanpa adanya kedisiplinan dan kesadaran dari masing masing orang maka tidak akan pernah ada hasilnya.  

Kita bisa menyaksikan yang terjadi saat ini, ketika masjid dibatasi sebaliknya justru pusat perbelanjaan ramai dikunjungi. Kita menyaksikan masyarakat yg marah ketika diingatkan akan ketentuan protokol kesehatan.   Hal hal seperti ini tidak akan terjadi jika kepatuhan itu tumbuh dari kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga diri. 

Menjaga kesehatan diri dan keluarga saat ini menjadi bagian dari menebar kebaikan kepada sesama. Kesakitan kita saat ini karena covid 19 akan memberikan dampak bukan hanya kepada kita tapi juga keluarga dan lingkungan kita.

Mari kita jaga diri, jaga keluarga, jaga sesama untuk menyonsong kehidupan new normal. Kita juga perlu berempati terhadap saudara saudara kita yang terkena covid 19, karena penyakit yg diakibatkan  covid 19 bukanlah aib yg harus dihindari dikucilkan atau ditutupi. Ini semua adalah ujian dari Allah SWT, yang jika manusia mensyukuri dan mengambil pelajaran didalamnya pasti akan banyak hikmahnya.  

Berikan empati kita kepada saudara saudara kita yg terkena ujian dengan tetap memberikan dukungan serta terus waspada menjaga kesehatan kita masing masing.  Pada masa trasnsisi ini kesehatan kita masing masing akan menentukan sejauh mana kondisi ini akan terus berlangsung. Jika imunitas kita bagus tubuh kita sehat hidup kita bahagia, semoga kita terhindar dari covid 19.

Kita harus menyadari bahwa ujian pandemi covid juga bagian dari takdir Yang Maha Kuasa yang harus dijalani manusia.  Selain berupaya secara fisik tentu mendekatkan diri dengan Yang Maha Kuasa menjadi upaya spiritual bagi umat manusia sebagai Hamba Allah.  Ketika takdir sudah sampai maka tidak ada yg bisa menghalaunya, tetapi tugas kita sebagai manusia adalah terus berupaya dan berdoa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun