Tujuan terpenting pendidikan adalah membantu peserta didik belajar bagaimana berfikir secara produktif, dengan memadukan cara berfikir kreatif dan cara berfikir kritis. Cara berfikir kreatif memfokuskan diri pada bagaimana seorang siswa menggeneralisasikan ide-ide, sementara cara berfikir kritis lebih menekankan diri pada mengevaluasi ide-ide yang ada. Kreativitas memungkinkan manusia mampu meningkatkan kualitas hidupnya. Sikap dan perilaku kreatif perlu dipupuk sejak dini, agar anak didik kelak tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tapi mampu menghasilkan pengetahuan baru, tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi mampu menciptakan pekerjaan baru. Proses belajar mengajar harus memungkinkan murid untuk membangun pemahaman mereka sendiri melalui cara berfikir kreatif dan berfikir kritis yang didasarkan pada apa yang mereka telah ketahui sebelumnya.
Dengan berfikir kritis dan kreatif, maka peserta didik akan dapat menjadi  pemecah masalah (problem solver). Istilah problem solving ada pada berbagai profesi dan disiplin ilmu serta memiliki pengertian yang berbeda. Problem solving dalam pembelajaran memiliki arti yang khusus, yaitu suatu keahlian untuk memecahkan problem yang terkait dengan materi pembelajaran. Alasan kuat mengapa problem solving perlu ditekankan sebagai aspek penting dan sangat berarti dalam proses pembelajaran yang efektif dan kreatif, yaitu membuat materi pembelajaran dapat diterapkan dalam kehidupan siswa diluar pengajaran kelas atau dalam situasi baru, melatih dan membiasakan siswa untuk berani, memberikan kesempatan dan mendorong siswa berdiskusi dengan siswa lain pada proses menemukan jawaban dari permasalahan, mendorong serta menumbuhkan rasa keingintahuan siswa untuk menemukan jawaban problem yang dihadapinya.
Dalam mengembangakan problem solving, ada beberapa aspek yang perlu difikirkan, yaitu dalam hal mendesain permasalahan, guru perlu memperhatikan latar belakang kemampuan siswa. Disamping itu, strategi problem solving perlu melakukan penyeleksian persoalan yang layak untuk siswanya. Permasalahan yang dipilih harus menantang, terbuka untuk berbagai cara penyelesaian. Selain itu perlu menyeimbangkan tingkat kesulitan. Jika problem terlalu sulit dan siswa tidak mampu memecahkan maka mereka akan putus asa dan motivasinya menjadi melemah. Jika permasalahan yang dihadapi terlalu mudah, menyebabkan mereka tidak tertantang dan akan kehilangan motivasi. Serta permasalahan yang baik haruslah persoalan yang dapat diperluas untuk dieksplorasi dan digeneralisasikan.
Faktor-faktor penting dalam problem solving yaitu merubah peran guru. Perlu disadari bahwa strategi pembelajaran problem solving telah merubah gaya  belajar dari pasif menjadi aktif. Guru perlu benar-benar terlibat dalam menstimulasi murid untuk aktif berfikir, menjaga semangat belajar siswa, menjaga rasa percaya diri pada siswa, membawa murid pada suasana siap menerima tantangan atau permasalahan, membangun kelas yang mendukung dimana murid disiapkan untuk memecahkan permasalahan yang asing dan tidak merasa tertekan ketika mereka menghadapi kebuntuan, mempersilahkan siswa untuk mengikuti cara mereka dalam menemukan solusi dan membantu mereka ketika memerlukan, tanpa memberikan jawaban.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H