Mohon tunggu...
TRI TEGUH NANI NURIFAH
TRI TEGUH NANI NURIFAH Mohon Tunggu... -

I must become the winner... man jadda, wa jadda..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Motivasi Penentu Keberhasilan Anak

18 Desember 2010   03:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:38 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita tentunya sering kan, mendengaristilah “motivasi”. Namun, apakah kita sendiri faham apa itu motivasi? Apa fungsi dari motivasi? Berbicara tentang motivasi tentu tak ada habisnya. Banyak hal yang perlu dibicarakan untuk menjelaskan bagaimana sesungguhnya peran motivasi dalam hidup kita. Banyak contoh dalam kehidupan ini, bagaimana seseorang yang biasa bisa menjadi luar biasa karena motivasi. Baiklah, saya akan memulai dari hal yang paling awal dan mendasar, yaitu mengenai pengertian motivasi. Motivasi merupakan dorongan kebutuhan atau keinginan untuk melakukan sesuatu. Motivasi itu seperti menjadi syarat untuk mendorong tercapainya suatu tujuan dari apa yang diinginkan. Setiap manusia pasti mempunyai motivasi. Entah itu motivasinya kuat ataupun lemah.

Secara garis besar, motivasi ada dua macam, yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal. Motivasi internal, yaitu motivasi yang muncul dari dalam diri seseorang. Misal, anak mau belajar atas kemauannya sendiri, tanpa disuruh oleh orang tuanya, karena dia sadar, dia belajar agar memperoleh ilmu pengetahuan agar dapat mengubah tingkah lakunya, bukan untuk tujuan lain. Makanya ia belajar sendiri, tanpa disuruh oleh orang tuanya. Sedangkan motivasi eksternal, yaitu motivasi yang datang dari luar diri seseorang, dalam artian ada orang lain dan situasi yang mendorong seseorang melakukan sesuatu. Motivasi eksternal bisa berasal dari orang tua, guru, dan teman. Misal, orang tua memaksa anak untuk mengerjakan PR, dan anak itupun mau mengerjakan PR-nya, tapi anak itu mengerjakannya dengan terpaksa. Maka,bisa jadi saat orang tua tidak ada, anak akan bermalas-malasan untuk mengerjakan PR,atau mungkin dia malah mengerjakan hal-hal lain yang lebih dia suka. Jadi, bisa dikatakan kalau motivasi eksternal itu tergantung pada situasi dan mood anak.

Salah satu motivasi yang perlu dibangun dan dikembangkan dalam diri anak adalah keinginan untuk belajar. Sebenarnya, tanpa kita sadari potensi anak itu sudah ada sejak ia masih kecil. Lihat saja di sekitar kita, sebagian besar anak-anak kecil, pasti ia sudah menunjukkan tanda-tanda pandai dan mau belajar. Misal, mereka sudah mau belajar makan sendiri, main bola atau yang lain, belajar menulis, membantu ibunya menyapu, dan sebagainya. Sekarang hal tersebut tergantung pada lingkungan, apakah orang-orang di sekitarnya membantu ia belajar dan berkembang, atau justru malah membatasinya.

Kita sebagai orang dewasa tanpa sadar biasanya dapat mematikan semangat belajar anak dengan cara banyak melarang, menakut-nakuti, menghukum berlebihan atau mungkin memberi respon kurang terhadap aktivitas anak. Seharusnya orang tua mendukung belajar anak, salah satunya bisa dengan memberikan fasilitas untuk menumbuhkan semangat belajar anak. Misal, anak kecil itu suka mencorat-coret, itu artinya mereka ingin belajar menulis, maka berikanlah mereka peralatan tulis.

Anak yang dekat dengan orang tuanya, pasti dalam diri anak tersebut akan tertanam motivasi internal yang kuat. Karena kedekatan dengan orang tua akan akan memberi rasa percaya pada diri anak. Karena dengan begitu, anak menjadi punya tempat untuk bertanya atau menyalurkan semua perasaan yang mereka dapat dari lingkungan.

Ketika anak sudah mulai besar, ajak dan dampingi anak untuk berteman dengan teman-teman yang baik. Karena ada pepatah yang mengatakan “Berteman dengan penjual minyak wangi maka akan terbawa harum juga”. Itu artinya, apabila anak berteman dengan anak-anak yang baik dan rajin, maka dia juga akan ikut baik dan rajin pula. Namun sebaliknya, “berteman dengan pandai besi, maka akan terkena panasnya.” apabila anak berteman dengan anak-anak yang kurang baik dan pemalas, maka dia akan ikut terbawa juga. Begitulah gambaran jika bergaul dengan orang-orang yang baik maupun kurang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun