Mohon tunggu...
Nadiya A.R Triswari
Nadiya A.R Triswari Mohon Tunggu... Mahasiswa - A full time mommy, teacher and student

A deep thinker

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Siswa Inklusi: Kami Juga Berhak Belajar di Sekolah Reguler

23 Oktober 2021   13:00 Diperbarui: 23 Oktober 2021   18:57 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak merupakan anugerah terbaik yang dititipkan Tuhan kepada umatnya. Maka, semua anak berhak untuk mendapatkan kasih sayang, perawatan, serta pendidikan yang terbaik, apapun kondisinya. Karena, setiap anak memiliki keunikannya masing-masing yang harus disyukuri. 

Begitu pula dengan anak-anak berkebutuhan khusus, mereka adalah anak-anak special yang dititipkan Tuhan dengan memiliki keluarbiasaan, baik fisik, mental-intelektual, social maupun emosional.

Tapi, sering sekali terjadi penolakan pada anak-anak berkebutuhan khusus ini, terutama saat mereka ingin mendapatkan pendidikan. Mereka sering sekali diabaikan oleh beberapa sekolah dengan alasan belum mampu untuk 'menghadapi' mereka. 

Hal ini membuat banyak orang tua yang memiliki anak-anak berkebutuhan khusus menjadi kebingungan untuk mencari sekolah untuk anak mereka. Sehingga, sebagian orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus sering kali menyekolahkan anaknya ke sekolah luar biasa (SLB). Hal ini terjadi karena metode pembelajaran SLB sudah dirancang untuk anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus. 

Namun, SLB bukanlah satu-satunya pilihan sekolah bagi anak berkebutuhan khusus, lho. Anak-anak berkebutuhan khusus juga bisa menerima pendidikan di sekolah inklusi.

Apa itu sekolah inklusi? Sekolah inklusi adalah sekolah atau tempat dimana anak-anak berkebutuhan khusus dapat melaksanakan kegiatan belajar, bersama dengan anak regular lainnya. Namun, pada anak inklusi ini ada sedikit perbedaan, mereka harus didampingi oleh guru pendamping atau shadow teacher.

Sekolah inklusi ini diadakan oleh pemerintah, untuk memberikan hak kepada anak-anak berkebutuhan khusus untuk medapatkan pendidikan wajib selama 9 tahun. Hal ini sesuai dengan peraturan pemerintah mengenai sekolah inklusi di Indonesia yang tertuang pada Permendikbud No.70 Tahun 2009, Tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta didik yang memilikki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan Dan/Atau Bakat Istimewa.

Melalui Permendikbud ini, kita dapat mengetahui bahwa tujuan dari pendidikan anak inklusi  dihadirkan, untuk memberi pendidikan yang terbaik, serta memberi kesempatan yang seluas-luasnya bagi siswa atau peserta didik yang memiliki kelainan, baik fisik, mental, emosi, social, kecerdasan dan bakat-bakat istimewa lainnya.  Dan, pemerintah juga menyelenggarakan sekolah inklusi ini, guna menghargai mereka yang special, lho.

Menurut Hidayat (2010), beliau berpendapat bahwa kelas inklusi adalah kelas penggabungan atau kelas belajar yang digabungkan antar siswa normal (regular) dan siswa berkebutuhan khusus (inklusi) belajar bersama dalam satu kelas.

 Melalui pendapat diatas, dapat diakatakan bahwa pembelajaran di kelas inklusi tidak jauh berbeda dengan kelas regular lainnya. Hanya saja, pada kelas inklusi porsi belajarnya lebih fleksibel. Karena, guru pendamping harus menyesuaikan pembelajaran di dalam kelas (akademik) dan pembelajaran di luar kelas (non-akademik) sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa inklusinya.

Di sekolah inklusi, sisa berekebutuhan khusus akan mendapatkan beberapa manfaat sebagai berikut:

  • Siswa berkebutuhan khusus akan mendapatkan hak dan kewajiban yang sama dengan peserta didik regular lainnya di kelas.
  • Terdapat beberapa fasilitas yang diberikan untuk mengembangkan diri. Sehingga siswa mendapatkan fasilitas pendidikan secara akademik dan non-akademik yang biasanya melatih siswa untuk mengembangkan kemandirian mereka khususnya pada life skill.
  • Siswa juga akan mendaptkan dorongan rasa percaya diri.
  • Kesempatan untuk belajar dan menjalin persahabatan bersama teman sebaya. Karena siswa akan sering bertemu dengan teman-teman dikelasnya sehingga siswa akan memiliki persahabatan dengan teman sebayanya.

Melalui sekolah inklusi juga, para siswa regular lainnya dapat mempelajari keberagaman manusia secara langsung. Sehingga secara tidak langsung, mereka dapat memahami bahwa, semua manusia memiliki hak dan kewajiban yang sama. Bahkan banyak siswa regular yang tidak segan untuk membantu para teman inklusinya, lho. Misalnya, membatu mereka untuk mengantar ke kamar mandi, atau membantu mereka dalam kegiatan lainnya. Sehingga pengalaman belajar mereka ini dapat membuat mereka lebih menyusukuri atas nikmat yang telah diberikan Tuhan, serta dapat menghindarkan mereka dari sikap bullying atau merundung teman.

Di sekolah inklusi, tidak hanya para siswa yang mendapatkan pelajaran atau informasi baru. Para guru pun mendapatkan ilmu baru dari pengalaman mereka dalam mengajarkan anak-anak berkebutuhan khusus. Dimana bagi guru yang belum pernah menangani anak-anak inklusi, menjadi tau cara menghadapi mereka, pengetahuan tersebut bisa didapatkan melalui pelatihan yang diberikan sekolah, atau melalui pengalaman mereka dalam menghadapi para siswa special secara langsung.  Sehingga, tidak ada lagi kejadian dalam memandang siswa dengan sebelah mata.

Jadi, berdasarkan gambaran di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap anak berhak dalam mendapatkan pendidikan terbaik apapun kondisi mereka. Tidak ada yang dibedakan, semua sama, terutama dimata Tuhan.  begitu pula dengan anak-anak berkebutuhan khusus, mereka tidak hanya bisa mendapatkan pendidikan dari sekolah luar biasa (SLB) tetapi, mereka juga berhak untuk mendapatkan pendidikan disekolah regular yang memiliki program inklusi, sehingga mereka akan mendapatkan pendidikan yang sama namun, lebih fleksibel dibandingkan siswa regular lainnya. Selain itu, tidak hanya siswa inklusi yang mendapatkan ilmu baru dengan berbaur bersama teman sebaya, melainkan siswa regular lainnya juga mendapatkan pengalaman hidup yang sangat berharga bagi mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun