Mohon tunggu...
Trista Oktalia S
Trista Oktalia S Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Retakan di Tengah Harmoni

21 November 2024   16:56 Diperbarui: 22 November 2024   09:49 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Daddy hanya ingin kalian belajar tanggung jawab—"  

"Belajar tanggung jawab?!" potong Xaviero menaikkan suaranya. "Selama ini, aku dan Lucas belajar dengan cara dipaksa, sementara Lexa? Dia tinggal minta, dan langsung dapat."  

Suasana menjadi semakin tegang. Mommy Kalila yang sedari tadi diam akhirnya angkat bicara. Suaranya lembut, tapi tegas.  

"Xaviero, cukup, " ujarnya. 

Semua mata beralih pada Mommy Kalila, yang kini menatap Xaviero dengan mata berkaca-kaca namun penuh ketegasan. "Mommy tahu kamu marah. Mommy tahu kamu kecewa. Tapi apa kamu pikir menyimpan rasa marah seperti ini akan memperbaiki apa pun? Ini rumah kita. Keluarga kita. Kalau kamu ingin memperbaiki keadaan, kamu juga harus belajar bicara tanpa melukai." Xaviero terdiam, terlihat sedikit terpukul oleh kata-kata ibunya. Namun sebelum ia belum sempat membalas karena melihat Mommy nya yang belum selesai berbicara. 

 "Vier, Lucas, Mommy tahu kalian sudah berusaha keras. Mommy sangat bangga pada kalian berdua. Tapi terkadang, sebagai orang tua, Mommy dan Daddy ingin memastikan kalian siap menghadapi dunia yang tidak selalu adil. Karena itu, kami mungkin terlihat lebih keras pada kalian." Ucapnya dengan mata yang menatap lebih lembut dan suaranya yang sudah tidak tersirat ketegasan seperti sebelumnya. 

Xaviero menghela napas panjang sebelum akhirnya bicara. "Mom, aku mengerti. Tapi aku juga ingin kalian melihat bahwa aku dan Lucas hanya ingin dihargai. Kami ingin merasa perjuangan kami berarti, " ucap Vier. 

Mommy Kalila menganggukkan kepala seraya melanjutkan pembicaraan nya dengan Alexandria, ia pun beralih menatap Lexa sembari berkata. "Lexa, kamu tahu betapa Mommy dan Daddy sayang padamu. Tapi sayang itu tidak berarti kamu selalu mendapatkan semua yang kamu inginkan. Kamu juga harus belajar melihat apa yang kakakmu rasakan, kamu juga jika meminta apapun itu berusaha dulu ya? menabung misalnya. Apa kamu pikir kakak kakakmu nggak lelah berjuang tanpa merasa dihargai?"  

Alexandria menunduk, air matanya mulai mengalir. "Aku nggak pernah bermaksud bikin mereka merasa begitu, Mom. Aku juga tidak ingin jika kakak merasa bahwa aku yang diistimewakan di keluarga ini. Aku cuma..... Aku nggak tahu kalau itu melukai mereka."  

Mommy Kalila mengangguk, lalu memandang Lucas. "Dan kamu, Lucas, selama ini kamu diam, tapi Mommy tahu kamu memendam banyak hal. Kalau kamu merasa ada yang salah, katakan. Jangan biarkan rasa itu menggerogoti dirimu sendiri."  

Lucas menghela napas panjang. "Mom, aku cuma ingin kita jadi keluarga yang tanpa adanya masalah apapun dan keluarga yang harmonis, makanya aku tidak ingin berbicara yang nantinya akan membuat kita renggang. Aku tahu Lexa masih kecil, tapi kadang aku merasa apa yang aku lakukan tidak pernah dianggap cukup."  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun