Mohon tunggu...
Tristan Rokhmawan
Tristan Rokhmawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen sekaligus Humas UNIWARA

Tristan Rokhmawan adalah dosen yang mendapatkan tugas tambahan sebagai kepala biro Hubungan Masyarakat & Kerjasama di UNIVERSITAS PGRI WIRANEGARA PASURUAN.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

UNIWARA: Spiritual Outbond bersama Tokoh Pesantren Bayt Al Hikmah Pasuruan

22 Maret 2021   11:19 Diperbarui: 22 Maret 2021   11:31 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok universitas pgri wiranegara

UNIWARA 22 Maret 2021. Spiritual Outbond Dosen dan Karyawan Universitas PGRI Wiranegara dilaksanakan di lingkungan pondok pesantren Bayt Al Hikmah Kota Pasuruan.

Spiritual Outbond atau kegiatan luar ruang berbasis peningkatan imtaq & akhlak menjadi salah satu program UNIWARA untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas kerja sumber daya manusia yang dimilikinya. Dalam kegiatan ini dosen dan karyawan mendapatkan seminar khusus terkait jati diri UNIWARA yang memiliki sinergitas harmonis dengan lembaga-lembaga pelaksana pendidikan berbasis agama Islam di Kota Pasuruan. 

Pembicara utama dalam kegiatan ini adalah : Rektor UNIWARA, Bapak Dr. DARYONO, M.Pd. ; Pimpinan Pondok Pesantren Salafiyah Pasuruan sekaligus Pengasuh Besar Pondok Pesantren Bayt Al Hikmah, KH. Idris Hamid. ; Pimpinan Pondok Pesantren Bayt Al Hikmah, Mohammad Nailur Rochman, S.IP., M.Pd. (Gus Amak). ; dan terakhir, Ketua Yayasan Bayt Al Hikmah, H. Ahmad Taufiq AR, M.Si.

Dalam paparannya, Rektor UNIWARA berkeinginan untuk membangun kolaborasi bersama pendidikan berbasis agama Islam di Kota Pasuruan. Selain itu juga adanya potensi besar bagi universitas untuk dapat berkontribusi terhadap perkembangan dan pengkajian terhadap kebudayaan masyarakat Islam di Kota Pasuruan. Khususnya berkaitan dengan riset seputar budaya, perilaku, dan penokohan ulama dalam masyarakat Islam di Kota Pasuruan. Dr. Daryono menilai penting untuk mengembangkan penelitian terhadap profil ulama sebagai tokoh yang memiliki kontribusi besar terhadap pengembangan pendidikan bagi masyarakat Kota Pasuruan.

Selaras dengan paparan Rektor Universitas PGRI Wiranegara, "Romo Kiai" Idris Hamid bercerita tentang pengalamannya mengamati perkembangan budaya dan pendidikan di tanah Arab. Beliau mengungkapkan kekagumannya terhadap sistem pendidikan yang mampu mengkolaborasikan antara perkembangan teknologi dunia, pengetahuan agama, dan pembinaan akhlak manusia. Dengan latar belakang pengalaman dan pengetahuan itulah kemudian beliau ingin mengembangkan lembaga pendidikan di Kota Pasuruan. Maka terwujudlah pondok pesantren Bayt Al Hikmah pesantren dan lembaga pendidikan formal dalam satu payung. 

Melanjutkan paparan pengasuh besar Bayt Al Hikmah, Gus Amak menjelaskan profil dan angan-angan pengembangan Bayt Al Hikmah di masa depan. Konsep-konsep pembangunan Bayt Al Hikmah di masa depan ini disambut dengan paparan ketua yayasan, H. Ahmad Taufiq AR, M.Si. Dalam paparannya, tokoh pesantren yang akrab dipanggil Gus Taufiq ini menjelaskan dengan detail bagaimana Bayt Al Hikmah mengkolaborasikan pengembangan sistem pendidikan dan teknologi pendukungnya. Salah satunya adalah ketika mereka mampu mewujudkan salah satu teknologi terapan unggulan dalam hal edukasi keuangan dan kewirausahan. Singkatnya yang menarik adalah adanya teknologi khusus yang diterapkan untuk mengontrol keuangan santri dalam bentuk e-money yang cukup diaktivasi menggunakan sidik jari dan kartu khusus. 

Ikhtiar, keikhlasan, semangat, dan doa disebut-sebut menjadi kunci Bayt Al Hikmah untuk terus mengembangkan lembaga pendidikannya. "Jika ingin bermimpi, jangan setengah-setengah, penuhi infrastrukturnya", begitulah beliau mengutip kembali pesan pesan ayahnya. pemenuhan terhadap jenis-jenis ekstra kurikuler dan infrastruktur yang dikembangkan oleh Bayt Al Hikmah sangat memperhatikan bagaimana ketertarikan dan lifestyle peserta didik di era sekarang. Tentunya dengan memperhatikan nilai-nilai normatif dalam agama Islam, yang menjunjung tinggi nilai toleransi dan kebudayaan. Pendidikan disebutkan tidak bisa berdiri sendiri berdasarkan kemauan penyelenggara. Unsur orang tua santri dan diri santri harus sangat diperhatikan. Tentu tujuannya agar santri dan orang tua santri merasa nyaman dan terpenuhi kebutuhannya dalam hal pelayanan pendidikan. 

Tidak lupa, untuk menjadi pedoman dalam membentuk diri personal sumber daya manusia institusi, diperlukan adanya sosok panutan, tokoh yang dihormati, layaknya posisi seorang Kiai di lingkungan pesantren. 

Pada akhirnya sebagai ringkasan kegiatan spiritual outbound Universitas PGRI Wiranegara, UNIWARA merasa perlu untuk terus berkembang dan belajar dari berbagai lembaga pendidikan di sekitarnya. Utamanya untuk berkolaborasi dalam membangun jejaring pelayanan pendidikan yang prima dan terbaik untuk masyarakat Kota Pasuruan.

dok universitas pgri wiranegara
dok universitas pgri wiranegara
___________________________

Ditulis dan dilaporkan oleh Humas Universitas PGRI Wiranegara, Tristan Rokhmawan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun