Mohon tunggu...
Trisno S. Sutanto
Trisno S. Sutanto Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang yang selalu gelisah dan mencari

Setelah lama "nyantri" di STF Driyarkara, menjadi penulis lepas untuk berbagai media dan terlibat dalam gerakan antar-iman. Esai-esai terpilihnya dikumpulkan dan diterbitkan dalam buku "Politik Kebinekaan: Esai-esai Terpilih", oleh BPK Gunung Mulia, Jakarta, Desember 2021.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Lukas yang Subversif

25 Desember 2022   16:59 Diperbarui: 25 Desember 2022   17:05 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ara Pacis Augustae (Altar of Augustan Peace), 9 B.C.E. (Ara Pacis Museum, Rome, Italy) (photo: Steven Zucker, CC BY-NC-SA 2.0)

Kedua, Lukas "memakai" Kaisar Agustus sebagai alat dalam rencana penebusan Allah. Di sini kita bertemu dengan ironi-ganda Lukas. Pada satu sisi, Kaisar Agustus dikenal orang Romawi sebagai "pembawa damai" sehingga ada altar yang didirikan untuk menghormatinya (Ara Pacis Augustae); dan, pada sisi lainnya, hari kelahiran Agustus (23 September) dipakai sebagai awal tahun di banyak kota pada zaman Lukas, dan dikenal sebagai penghormatan pada Agustus, "penyelamat seluruh dunia"!

Ara Pacis Augustae (Altar of Augustan Peace), 9 B.C.E. (Ara Pacis Museum, Rome, Italy) (photo: Steven Zucker, CC BY-NC-SA 2.0)
Ara Pacis Augustae (Altar of Augustan Peace), 9 B.C.E. (Ara Pacis Museum, Rome, Italy) (photo: Steven Zucker, CC BY-NC-SA 2.0)
Jika dilihat dari kerangka seperti itu, maka kisah Lukas memiliki dimensi "subversif" yang maknanya melebihi dari sekadar kisah Natal yang sudah lama kita kenal tentang malaikat yang datang mewartakan kabar gembira kepada para gembala. Pewartaan Lukas lebih dari sekadar informasi historis (yang ternyata meleset), tetapi suatu pewartaan iman: bukan Kaisar Agustus yang layak disebut sebagai "penyelamat", melainkan Yesus!

Hal itu ditegaskan lewat pemberitaan malaikat kepada para gembala. Lukas melukiskannya dengan cara yang agung, yang menurut Brown meniru model pengumuman kerajaan dan disusul oleh kehadiran "sejumlah besar bala tentara surga" (Luk 2:13). Ini unsur yang sama sekali baru, jika kita mengingat pemberitaan-pemberitaan malaikat sebelumnya, baik saat mendatangi Yusuf lewat mimpi-mimpinya dalam Matius, maupun saat menjumpai Elisabet, Zakharia, dan Maria. Sebab kedatangan malaikat kali ini bukan lagi pemberitahuan tentang rencana kedatangan Sang Mesias, melainkan proklamasi bahwa Sang Mesias sudah datang "hari ini".

Malah proklamasi itu bukan sekadar Mesias (Yunani: Kristus), tetapi sekaligus Tuhan (Yunani: Kyrios; Lk 2:11). Betapa subversifnya warta Natal, kan?

Selamat Natal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun