Mohon tunggu...
ARKADEUS TRISNO ANGGUR
ARKADEUS TRISNO ANGGUR Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teologi, Universitas Katolik St. Paulus Ruteng

menerapkan Tri Dharma perguruan tinggi adalah suatu manifestasi yang urgent dalam menghadapi pelbagai persoalan sosial kemasyarkatan. menulis dan meneliti adalah kontribusi yang signifikan ketika hendak menempatkan diri sebagai problem solving di tengah masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Dari Pengguna Menjadi Pelopor: Peran Pemuda Dalam Melawan Judi Online.

5 Januari 2025   12:28 Diperbarui: 5 Januari 2025   12:27 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan banyaknya remaja yang terlibat, penting untuk meningkatkan pendidikan dan kesadaran mengenai bahaya judi online. Besar harapanya agar pembalikan keadaan penulis dalam essai ini: Dari Pengguna Menjadi Pelopor, menyadarkan kita sekalian akan pentingnya menghindarkan dan tidak melibatkan diri dalam dunia perjudian. Selain menyelamatakan diri, kita juga bisa menyelamatkan orang-orang terdekat, dan lingkungan sekkitar kita. Hemat penulis, pemerintah perlu mempertimbangkan regulasi yang lebih ketat untuk melindungi remaja dari dampak negatif judi online, serta menanggulangi masalah sosial yang mungkin muncul. Judi online tidak hanya memberikan dampak negatif bagi individu, tetapi juga berimplikasi luas terhadap masyarakat. Data menunjukkan bahwa lebih dari 4 juta orang di Indonesia terlibat dalam judi online, dengan sekitar 440.000 di antaranya berusia 10 hingga 20 tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa remaja sangat rentan terhadap praktik perjudian, yang dapat mengganggu proses pembelajaran dan perkembangan mereka (Hastuti, 2020). Penelitian menunjukkan bahwa kecanduan ini judi dapat menyebabkan penurunan kualitas pendidikan dan kesehatan mental, yang berpotensi merusak masa depan generasi muda (Nugroho, 2021). Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran di kalangan pemuda mengenai bahaya judi online. Pendidikan tentang literasi keuangan dan dampak negatif  dari perjudian perliu diintegrasikan dalam kurikulum sekolah. Dengan pendekatan yang tepat, kita dapat membantu remaja memahami pilihan yang baik dan mengembangkan potensi mereka melalui kegiatan positif. Menurut supriyadi (2023), intervensi pendidikan yang efektif dapat mengurangi minat remaja terhadap judi online, sehingga mereka lebih fokus pada pengembangan diri dan kontribusi bagi masyarakat. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan postif, di mana generasi muda dapat tumbuh tanpa terjerumus ke dalam jebakan judi online.

Kesimpulanya, judi online bukan hanya masalah individu, tetapi juga tantangan sosial yang memerlukan perhatian serius dari masyarakat dan pemerintah. Dengan meningkatkan kesadaran, pendidikan, dan dukungan, kita dapat mengubah narasi ini dan memberikan harapan baru bagi pemuda kita. Masri kita berkolaborasi untuk menciptakan masa depan yang lebih baik, di mana potensi pemuda dapat berkembang tanpa terhalang oleh kecanduan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun